#2

415 42 15
                                    


♥☆♥
♥♡♡♥
♥♡💬♡♥
♥♡★★♡♥
♥♥♥♥
°
°
°

Arghh 👦
.

Dorr 💥
Kyaaaa~ 👩👩
.
.
.

SuA jatuh berlutut didepan sosok lelaki yang kini telah tergeletak bersimbah darah. Siyeon yang khawatir dengan segera menghampiri SuA.

"Kau-Unnie tidak apa-apa??" Tanya keduanya berbarengan.

"Tembakan tadi, apa pelurunya tidak mengenaimu?" tanya SuA. Siyeon menggeleng dengan tampang kebingungan.

"Kufikir unnie yang tertembak" jawab Siyeon.

"Laki-laki licik ini mencoba membunuhmu, aku melihatnya mengeluarkan pistol dari balik bajunya" jelas SuA.
.

Kini perhatian mereka beralih ke sosok Aron yang tergeletak dan tak bergerak sama sekali. Keduanya tersadar, dengan cepat SuA memeriksa nafas dan detak nadi laki-laki itu.

Tiba-tiba saja gadis itu kembali berteriak histeris, wajahnya pucat pasi. Tak menunggu lama, Siyeon juga melakukan hal yang sama, memeriksa detak nadi laki-laki itu.
.

"Sudah tidak bernyawa, dia tewas" kata Siyeon lemas, SuA semakin bergidik. Dengan cepat Siyeon menarik SuA kepelukannya dan menenangkan gadis itu, meskipun dirinya juga tengah dilanda ketakutan yang luar biasa.

"Gwenchanha eonni, gwenchanha" Siyeon terus menenangkan SuA hingga beberapa menit kemudian gadis itu mulai tenang, hanya masih agak terisak.
.

Siyeon melepaskan pelukannya dan mendorong SuA ke depannya dengan sedikit menghentak. Ia memegang kedua pundak gadis yang lebih tua darinya itu sambil menatap wajahnya serius.

"Unnie dengarkan aku.
Aku sangat menyukaimu, aku menyayangimu lebih dari diriku sendiri, sungguh. Aku mencintaimu unnie, bagaimana denganmu? Apa kau juga memiliki perasaan yang sama padaku? Apa kau juga mencintaiku?"
.

SuA terdiam beberapa saat...
"Siyeon-ah,,, mengapa kau bertanya seperti ini? Apa setelah semua hal yang kita lewati masih kurang membuktikan betapa aku mencintai dirimu?"

"Aku tau unnie, tapi aku hanya ingin mendengarkannya darimu saat ini. Unnie, katakan jika kau mencintaiku, kumohon" Pinta Siyeon. Melihat itu SuA sedikit kebingungan, dia menangkap ada hal yang aneh pada gadisnya ini.

Namun ini bukan saatnya untuk bertanya-tanya, fikir SuA. Ia akan melakukan apa yang diminta Siyeon.
.

"Lee Siyeon, Singnie, Wolfie-ku, sayang... Dengarkan aku. Aku, kekasihmu, untuk yang kesekian kalinya akan menyatakan perasaanku lagi sekarang. Siyeon-ah, kau adalah seseorang yang selalu ada untukku, melengkapi hari-hariku. Aku berjanji padamu sayang, apapun keadaannya aku akan tetap selalu mencintaimu, menyayangimu. Karena nama dan bayangmu telah terpatri kuat di jiwaku, aku tak main-main Siyeon-ah. Aku. Sangat. Mencintaimu. Sekali lagi, aku, SuA, sangat mencintai dan sampai kapanpun akan tetap mencintai Siyeon-ku"

Setelah mengucapkan hal itu, Lee Siyeon menitikkan air matanya. Begitupun SuA, air matanya kembali mengalir namun bukan karena kepanikan, tapi air mata ketulusan yang keluar karena terharu dengan keberadaan kekasih wanitanya di depannya.
.

Sesaat kemudian, Siyeon meraba tengkuknya sendiri dan melepas kalung yang selama ini menghiasi leher jenjangnya.

"Unnie, ini adalah kalung yang kubeli dengan uangku sendiri. Maafkan aku karena belum bisa membelikanmu yang baru, aku berjanji suatu saat aku pasti akan menggantinya.

Abandoned - {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang