8 - Bagian Delapan

514 113 11
                                    

Orang-orang dalam balutan seragam yang berbeda-beda berjejal demi melihat kedatangan Aldric Caesar. Safraa menarik tanganku, mengajakku mendekat. Tetapi aku menangkis dan hanya diam di tempat sambil melihat jam tanganku. Presentasi dimulai lima belas menit lagi.

"Dan, aplikasi kita sudah siap, kan? Apa tidak sebaiknya kita berlatih presentasi lagi?" tanyaku. Aidan dan Ran berhenti.

Tetapi Aidan mengacuhkanku. Ia meraih tangan Safraa. "Santai saja lah, El. Masih lama." Aish, apa-apaan itu tadi? Belum pernah aku melihat Aidan menyentuh lengan perempuan lain selain aku dan Ran.

Aku mengekor di belakang mereka dengan sedikit kesal. Ran juga tidak mendukungku.

"Apa sih, spesialnya Aldric Caesar?" gumamku, sangat lirih sehingga kupikir hanya aku yang tahu.

Wajah Aldric Caesar terlihat lebih jelas ketika kami mendekat. Ia jauh lebih segar daripada yang terlihat dari tv. Aku mengetahuinya karena terpaksa mengikuti Ran dan Aidan.

Jujur saja aku sangat jenuh dengan keramaian. Ya, seperti ini. Lebih baik aku duduk di kursi peserta sambil mendengarkan musik.

"Aldric Caesar itu pengusaha termuda yang sukses. Di usia sembilan belas, ia sudah merintis Bright Corps. Otaknya sangat cemerlang. Jangan lupa, bapaknya juga yang pernah membawa perubahan di kota ini."

Aku menoleh dan kaget saat Alfin berdiri di sampingku. Kupikir itu tadi Aidan, karena hanya dia yang mampu menjelaskan seperti itu. Ternyata Alfin juga tidak lebih buruk.

Aku teringat bagaimana Alfin berusaha mendekati Ran. Tiba-tiba aku takut kalau ternyata Ran juga suka, dan aku menjadi tidak nyaman berada di dekat Alfin.

"Oh, ya? Perubahan apa itu?" baiklah, dia berhasil membuatku tertarik dengan pembicaraannya.

"Dulu kota ini kota paling terbelakang di seantero Mars. Kota ini sangat kolot, mempertahankan budaya lama yang sudah tidak perlu. Mereka susah menerima teknologi dan perubahan itu sendiri." kami mulai menjauh dari orang-orang yang membentuk barisan membelah jalan untuk Aldric. Barisan itu mengikuti jalan Aldric. Dan mulai meninggalkan udara kosong yang telah Aldric lewati.

"Presiden Mars bahkan sudah menghimbau untuk membangun beberapa pembangkit listrik, tetapi mereka tetap berpikir bahwa listrik dapat merusak semua yang telah tertata rapi. Mereka tidak mau anak-anak mereka berkeliaran malam hari karena ada lampu. Jika tidak ada, anak-anak mereka akan terus dirumah. Belajar, membantu pekerjaan rumah. Tapi waktu itu ada sekelompok orang yang tidak setuju dengan pemikiran kuno itu." jelas Alfin. Aku bahkan heran mengapa aku mau mendengarkannya. Padahal beberapa waktu lalu aku dan Ran sepakat membencinya meskipun tak terucapkan.

"Kamu tahu darimana?"

"Orangtuaku. Mereka pernah bercerita begitu."

Aku merasa ada yang salah, Alfin mulai menyebut bagian pribadinya.

"Oke, lalu siapa orang-orang itu?"

"Mereka itu aliansi perdamaian. Aku lupa apa namanya, yang jelas salah satu anggotanya adalah ayah Aldric. Tapi, katanya aliansi itu masih ada sampai sekarang." Alfin mengecilkan volumenya saat akhir cerita seolah-olah itu adalah rahasia.

"Apa masalahnya? Bukannya baik, ya?" tanyaku.

"Aliansi itu sudah berubah, Sa. Mereka bukan lagi berdiri untuk kedamaian. Konon sih, sudah diambil alih untuk urusan pribadi. Dan itu sungguh buruk, pelakunya masih berkeliaran. Tapi konon juga, ada beberapa anggota aliansi itu yang diam-diam masih mempertahankan misi organisasinya.."

"Ah, begitu ya..." kataku mengangguk, walaupun kurang paham dengan penjelasan Alfin.

"Proyekmu sudah siap?" tanya Alfin.

DIGITAL WAR [Completed] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang