Setelah Bu Effie pergi, Ran tiba-tiba kembali sehat. Wajahnya semangat begitu kami membicarakan betapa tidak sukanya kami terhadap Bu Effie.
Ran kemudian mengeluarkan makanan kaleng dari dalam lemari di ruangan klinik. Itu semacam buah kering yang biasanya dibawa ayah dari luar kota.
"Biasanya ayahku membawa makanan itu dari Cerena, kota ia bekerja." kataku sambil membuka pembungkus kaleng yang tebal dan aku sedikit kesusahan. Kaleng itu direbut Aidan dan dibukakannya pembungkus itu.
"Sa, kata Aidan pyramidmu baru, ya? Boleh lihat?" belum sempat aku menjawab Ran sudah mengintip isi tasku.
"Aku tidak membawanya, lah, Ran. Oxy dirumah."
"Oh, jadi Oxy namanya.. Kodemu?"
"1068."
Ran perlahan kembali mengintip tas mini ku dengan alis mengerut. "Ada apa, Ran?" tanyaku.
"Kok kayaknya ada yang bercahaya begitu, ya, Sa?" Ran menutup tasku yang menganga terbuka resletingnya. Lalu ia iseng mengintip ke dalam tasku lagi.
"Kenapa?" Aidan sekarang penasaran, mulai mendekat dan mengambil alih tas mini ku dari genggaman tangan Ran. Seingatku aku tak pernah membawa apapun di dalam tas itu kecuali dompet, smartphone, dan dua butir earphone tanpa kabel. Tetapi dua hari lalu, saat pulang sekolah ketika aku menemukan buku kecil milik seorang laki-laki dewasa sepertinya aku memasukkannya kedalam tas. Aku belum mengeluarkannya sama sekali. Aku yakin buku itu masih disana.
Aku ikutan berdiri di samping Aidan menantinya mengeluarkan benda itu. Dan ketika Aidan mengeluarkan buku kecil yang kutemukan waktu lalu,buku berukuran dua pertiga jengkal dengan sampul yang bergambar pohon sederhana dengan tiga cabang, tidak bercahaya sama sekali seperti yang dikatakan Ran. "Bagian mana yang bercahaya, Ran?"
"Aku tidak tahu, mungkin daun-daun ini. Bukan bercahaya sebenarnya, hanya berkedip-kedip kalau tidak salah." Ran mengamati buku itu dari berbagai sudut pandang. "Itu buku apa sih, Sa?"
"Ini bukan bukuku. Ini milik seseorang yang jatuh di jalan. Aku sudah memanggilnya berkali-kali tetapi beliau tidak bisa mendengarku waktu itu. Ya sudah aku bawa pulang." jelasku.
Ran membuka-buka buku mini itu. Tetapi ia tidak benar-benar membacanya karena didalam buku itu tidak terdapat hal-hal yang berarti. Hanya catatan harian si pemilik buku, contekan daftar belanja, dan beberapa catatan lainnya yang tak berarti penting. Di halaman pertama terdapat identitas pemilik, tetapi hanya namanya, Mark Ruffet. Tidak ada informasi lebih mendalam tentang siapa Mark Ruffet ini dan dimana ia tinggal. Tetapi setelah mengetahui isinya, sepertinya orang ini tidak akan terlalu keberatan jika kehilangan bukunya. Kalau hanya buku contekan belanja, bisa dicari lagi.
"Harusnya tidak usah kamu bawa pulang, El." kata Aidan. "Dia bisa saja kembali mencari buku itu."
⌛⌛⌛
Berikutnya kami disibukkan dengan proyek Festival Teknologi. Setiap sepulang sekolah kami mengerjakan proyek itu di ruangan permata Ran. Ternyata didalamnya tidak hanya bisa menyerupai air terjun, sore ini kami dikagetkan dengan ruangan yang telah ia rubah. Kami masuk menginjak pasir halus, jadilah ruangan itu menyerupai pantai.
Aidan adalah yang paling semangat di antara kami bertiga. Ya, karena dia tahu banyak hal dibanding aku dan Ran. Ia selalu membawa alat-alatnya, yang konon katanya warisan kakeknya. Ia juga punya banyak alat bantu canggih buatan kakeknya sendiri yang bahkan aku dan Ran tidak mengerti. Bahkan ia pernah membawa Papan Gelitik. Itu adalah sebuah benda berbentuk papan sepanjang sejengkal yang memiliki tentakel bulat-bulat kecil. Ketika benda itu ditempelkan ke perut kita, akan terasa sangat geli karena tentakel-tentakel itu bergerak-gerak. Tetapi fungsinya lebih dari itu. Karena alat itu dibuat bertujuan agar orang yang mengenakannya dapat berkata jujur. Alat itu merangsang saraf kejujuran kita.

KAMU SEDANG MEMBACA
DIGITAL WAR [Completed] ✅
Fiksi IlmiahBerawal dari meledaknya gas racun mematikan di tiga tempat di Kota Athorios, pemerintah membuat sebuah festival Teknologi besar-besaran di seluruh sekolah di Kota Athorios. Tetapi, software yang dibuat oleh pemenang festival tersebut disalahgunakan...