(masih) Author's point of view
Berita masih belum berhenti menyampaikan kabar buruk tentang robovirus. Bagaimana tidak resah jika setiap sudut kota orang membicarakannya dengan nada menakut-nakuti. Seolah-olah kau akan segera mati sesaat virus itu menjangkiti tubuhmu.
Seperti saat ledakan gas viridichstyrum, sekolah-sekolah, kantor, sementara ditutup. Transportasi dibatasi. Sebabnya fasilitas belajar di sekolah dan beekerja di kantor hampir didominasi internet juga. Jadi sementara ditutup dahulu. Mungkin akan segera normal jika internet benar-benar terbatas.
Masyarakat terpaksa melepas gawai mereka karena robovirus ini. Tetapi tetap membutuhkannya saat membutuhkan panggilan serius. Yang pasti, panggilan manual, bukan panggilan yang menggunakan internet.
Teknologi sekarang sudah canggih. Menggunakan atau tidak menggunakan internet pun, tetap bisa saling mengakses meski sedikit lebih terbatas. Semua kalangan piawai mengaksesnya. Tak terkecuali pria yang mengomeli ponselnya sendiri lantaran panggilannya tidak direspon.
Ikon telepon di layarnya terus bergerak-gerak kemudian tak lama diam. Ia mencoba membuat ikon itu bergerak-gerak lagi tetapi tidak menunjukkan perubahan berarti. Tidak muncul hitungan timer layaknya panggilan telepon yang telah tersambung.
Sinyalnya tidak terlalu buruk. Mungkin saja masalahnya ada di telepon seberang. "Dasar anak-anak bebal! Andai waktu itu menurut perkataanku."
Ia memutuskan berhenti memanggil orang tadi di telepon. Secara damai memasukkan ponselnya ke tas selempang kecil yang mengalungi tubuhnya. Ia kemudian duduk di salah satu bangku trotoar yang dinaungi pohon sambil memperhatikan sekitar yang mulai terlihat berbeda.
Pertama karena orang-orang mulai "meletakkan" gawai mereka. Kedua karena jalanan tiba-tiba ikut sepi padahal virus tidak menyebar lewat kontak fisik. Kesepian itu seakan virus itu bisa menyebar jika mereka sering melakukan kontak fisik sehingga mereka memutuskan mengurung diri di rumah.
Sepertinya hampir seluruh koneksi internet di Kota Athorios diblokir secara mandiri. Belum ada tanggapan serius pemerintah kota soal hal ini. Untung saja masyarakat Athorios tanggap. Secara mandiri mereka memblokir teknologi apapun yang dapat tersambung ke internet.
Sayangnya tidak semua masyarakat peduli. Pagi tadi, kasus baru robovirus muncul di kafe yang merangkap dengan sebuah warnet. Sekelompok anak muda yang asik bermain game online tanpa sepengetahuan orang-orang yang peduli tiba-tiba susul-menyusul berjatuhan. Ambulans tanggap mengangkut mereka begitu panggilan masuk ke telepon mereka.
Pagi itu, Kakek Aidan, Grissan, mengundang kedua teman lamanya minum kopi di kafe kekinian Kota Athorios. Kafe yang merupakan turunan sebuah brand roti terkenal di Mars: Fins and Stiff. Meski tua, ia memilih kafe kekinian yang sedang nge-trend di kalangan remaja daripada kafe lawas yang dari tampilannya saja terlihat kuno dan tidak menarik.
Mark Ruffet dan Godric Caesar bertanya-tanya untuk apa Grissan mengundang mereka di situasi seperti ini, sekaligus membiarkan otak mereka menebak-nebak apa yang ingin Grissan bicarakan. Dahulu sekali, bagi para anggota Aliansi Perdamaian, pertemuan tiba-tiba seperti ini berarti sesuatu. Apalagi mereka sudah jarang bertatap muka.
Merasa bertanggung jawab atas janji yang ia buat, Grissan datang lebih awal dan memilih spot yang tepat untuk mereka bertiga. Bukan di samping jendela lebar agar bisa melihat jalanan seperti yang anak-anak muda biasa lakukan. Melainkan di meja ujung ruangan yang merupakan meja terjauh dari pintu masuk.
Grissan memesan tiga gelas kopi dingin sebelum teman-temannya datang. Sambil menunggu kedua sohibnya ia menyesap kopi miliknya sedikit-sedikit agar tidak cepat habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIGITAL WAR [Completed] ✅
Bilim KurguBerawal dari meledaknya gas racun mematikan di tiga tempat di Kota Athorios, pemerintah membuat sebuah festival Teknologi besar-besaran di seluruh sekolah di Kota Athorios. Tetapi, software yang dibuat oleh pemenang festival tersebut disalahgunakan...