2.4

4K 508 10
                                    

"Yena ini cuma mengalami depresi biasa" Jisoo lagi lagi harus dibuat bingung dengan pasiennya yang satu ini.

Kini Choi Yena sudah pulih dari sakitnya dan dipindahkan kerumah sakit jiwa. Seperti yang sudah diprediksi psikiater Jisoo, dia hanya membutuhkan waktu dua hari untuk proses luka benturannya kemudian dipindahkan kerumah sakit jiwa karena masalah kejiwaannya

Sudah banyak pertanyaan yang Jisoo lontarkan, dan banyak penelitian melalui pengalaman Yena, tetapi tetap saja hasil penelitian menunjukkan Yena yang hanya sakit depresi biasa.

"Saya gak tau kamu sakit apa, kalau kecemasan gejalanya tidak seperti ini, kami gak menghawatirkan sesuatu, kecemasan biasanya mudah ditenangkan. Kalau gila.. kamu masih bisa ditanya tanya dan topiknya juga masih nyambung. kalau depresi biasanya cuma terpuruk, tapi kamu kadang mengamuk, saya bingung kamu sakit apa" sementara perempuan yang duduk didepannya hanya bisa menunduk diam

"Saya mau tau apa yang kamu rasain saat kamu lagi ngamuk? Apa kamu merasa tertekan? Atau cemas?"

"Saya.. saya gak ingat.. saya gak pernah ngerasa saya ngamuk.." jisoo mengernyit
"kayaknya benar, seharusnya dia pergi ketempat sowon, bukan kesini. tapi.. udahlah dia cuma tertekan mendekati setengah gila"

"Begini saja ya Yena, kamu dirawat disini tiga hari kalau masih bersikap aneh dan gak ada perubahan kamu harus dirawat lebih lama, sampai benar benar normal" kemudian psikiater muda tersebut menelfon Eunbi, selaku wali Yena untuk datang kerumah sakit dan mengonfirmasikan semuanya



























"Bagaimana Tuan Jaehyun? Dia bisa diusir kan?.. ternyata semua ini berhubungan dengan Yena" Eunbi yang harus cuti selama tiga hari dan mempersiapkan pengusiran dirumahnya ini harus selalu siap sedia jika salah satu adiknya menjadi korban, seperti kejadian satu tahun lalu

"Dia hanya salah paham pada Yena, dia yang membuat semua keadaan ini terjadi" Jaehyun yang duduk di meja melingkar bersama kesebelas pemilik rumah dengan lilin merah yang mengelilingi mejanya, kini mulai mengeluarkan pensil dan buku yang akan menjadi alat komunikasinya. Tidah lupa pula musik box dan juga kotak yang berisi note selaku alat pemanggil pertama

"Park Jihoon, apa kamu disini.."

I

Y

A

"Saya tau, kamu marah dengan yena tapi. "

B

U

N

U

H

"Tenang! Jihoon tenang! dengarkan saya, atau saya buang kamu keneraka. Nah begitu. Kenapa kamu marah sama yena? Apa yena salah?"

M

E

D

I

A

"Apakah ada yang bersedia menjadi media disini? Untuk dirasuki sementara.."

sementara Eunbi masih menoleh handphonenya yang terus berdering, tapi ritual ini tidak boleh diabaikan, jika salah satu anggota dimeja itu keluar,ritualnya batal

"Saya!" sementara yang lain melirik kearah Nako, anak penakut itu kini akan menjadi medianya.

Paranormal Jaehyun memegang kepala Nako dan menutup matanya dengan mulutnya yang mengisyaratkan kepada arwah Jihoon untuk segera masuk

"hahaha.. ini jihoon! saya benci yena! dia yang membuat saya dan yoojung putus, akhirnya yoojung meninggal, kemudian yoojung mengira saya yang bersalah memutuskan dia, akhirnya arwah yoojung membunuh saya. bukan! bukan saya yang salah! tapi yena! ini semuaaa..-!" Cukup sampai disini Jaehyun memegang kepala Nako sekali lagi, seperti mengusir Jihoon

"Sudah, cukup sampai sini" Nako diam, dengan mata yang melotot tajam, dan tubuh yang masih dikontrol oleh arwah Jihoon

"Sekarang, dengarkan saya.. Jihoon, yang salah kamu, kamu mempermainkan antara Yena dan Yoojung"

"SALAAAHH-!"

"JIHOON! DENGARKAN SAYA!"

"GAKKK! YENA SALAH, YENA HARUS MATI!" tubuh nako yang dikendalikan terdiam sementara.. "Sekarang.. saya mengendalikan Nako.. hehehe"

"Ini bahaya.. jihoon tidak bisa dipercaya" nako menepis tangan Jaehyun yang ada dikepalanya, kemudian berjalan mengelilingi meja bundar, satu persatu lilin mati

"JANGAN BIARKAN SEMUANYA MATI! HIDUPKAN LAGI!" serentak kesepuluh perempuan yang masih duduk tenang dimeja bundar itu menghidupkan dan menjaga lilinnya satu persatu

"jangan sampai semua mati, lilin itu nyawa Nako saat ini, kalau semua lilinnya mati, kita tidak bisa lihat apa yang Nako lakukan" mereka semakin ketat menjaganya, sementara Nako yang dirasuki masih megelilingi mejanya sambil tertawa licik

Mereka merasa seperti ada angin yang meniup lilinnya saat Nako lewat tepat dibelakang mereka sambil terus berkeliling

"Hahaha percuma!"






















"Kenapa telfonnya gak diangkat sih..."

"DOKTER JISOO TOLONG SAYAAAAA, SAKITTT! HAAAAA DIAAAAAA DIAA MEMBAKAR SAYAAA" Jisoo seketika panik, sudah kesekian kali Yena bertingkah aneh layaknya orang kesurupan

"Tenang Yenaa, tenang, kamu tidurlah dulu disana" duh terpaksa banget harus suntik penenang

"Hah.... hah.. hah.." nafas Yena tidak beraturan

"Dokter.. saya.. capek kayak gini terus dok, kapan saya sembuh?" Jisoo tersenyum kecil sambil megelus pundak Yena

"Pasti sembuh, saya harus mengecek pasien lain, kamu diamlah disini, sebentar lagi suster mengantar makan malam" Yena hanya mengangguk

Sepuluh menit setelah kepergian psikiater Jisoo, suster mengantar menu makan malam kekamar Yena

"Tapi memang ini menunya nona"

"Saya tidak mau inii! Pokoknya ganti"

"Haduhh sepertinya saya harus panggilkan dokter Jisoo kemari"

"Heh apa yang kamu tunggu?! Cepat ganti! Ganti! Ganti!" Tanpa rasa bersalah Yena mencekik suster yang tidak tahu apa apa ini

"DOKTER KIM JISOOO PASIEN ANDA, CHOI YENA MENGAMUK LAGI" Suster itu hanya bisa berteriak dari kamar Yena karena lehernya yang masih dicekik itu

"Astaga Yena! Lepasin!" Yena melepaskan tangannya dari leher suster tersebut "Kamu mau makan apa? Biar saya belikan"

"Anu dok, sepertinya Nona Yena ini harus dipindahkan ke gedung tempat orang gila. Dia sudah gila bukan hanya depresi, orang depresi yang saya tau membutuhkan ketenangan, bukan berteriak seperti dia, apalagu meminta makanan aneh" ujar suster itu sambil mengelus lehernya yang kesakitan

"Memang kamu makan apa Yena?"

"Serangga,ehehe"

Tanpa pikir panjang dan konfirmasi dari Eunbi, Jisoo langsung memindahkannya ke gedung sebelah, tempat orang gila dirawat, kini status Yena bukan hanya depresi, tetapi sudah menjadi Gila

"Dok saya gak gila, jangan pindahin saya kesini dok, tolong dok, saya akan buktikan kalai saya waras, dok! Ayo kembalikan sayaaa!" Tanpa ampun dan rasa kasih sayang lagi, Jisoo sudah lelah, Jika memang Yena Gila sudah seharusnya di tempatkan ketempat orang gila agar tidak mengganggu

"Hah Yena.. maafkan saya, saya percaya kamu waras, tapi kalau seperti ini saya juga percaya kalau kamu gila. Duh Nona Eunbi juga belum menghubungi saya"




























Tbc

jadwal update yang gak beraturan:( maapkan:(

IZONE Story : Strange New HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang