Pukul 15:35 selesai solat azar ara dan raifan,pamit untuk ke markas senja dan langsung pulang.
Umi merasa berat ingin melepaskan ara,rindu yang masih membekas belum terbalas sepenuhnya.namun mau bagaimana lagi.
"Ra umi kangen sekali masih nak,kamu sering sering kesini sayang",kata umi memeluk ara.
"Umi insyallah ya mi kalo nanti ara gak sibuk,umi kan tau ara sekarang sudah mulai mau masuk kuliah juga mi minggu depan",jelas ara.
Raifan menatap dua orang yang masih berpaud rindu dengan tatapan sedikit haru.
"Iya sayang umi tau,ya sudah nak kalian hati hati yaa",kata umi.
"Baik umi",jawab ara dan raifan.
"Fan jaga ara yaa umi percaya kamu laki laki yang baik nanti",kata umi.
Ara sedikit mencerna ucapan umi..
"Siap umi",jawab raifan..
****
Ara dan raifan menatap pohon beringin dan pondok kecil yang sudah mulai rapuh itu tetapi tetap terawat..
Raifan dan ara berjalan bersama menuju markas senja...
"Hari ini sedikit cerah,aku yakin bola oren itu akan segara kembali",kata ara.
Raifan menatap gadis kecilnya dulu..
"Iya raa,aku ....",raifan tidak melanjutkan ucapannya.
"Kamu kenapa fan,"tanya ara penasaran.
Raifan sedikit berpikir haruskah sekarang dia mengungkapkan perasaannya kepada ara..apakah ara akan menerimanya sekarangn.
"Fan..",tanya ara lirih.
"Iya..aaa raa ",jawab raifan sedikit gugup..
"Bilang fan,apa yang ingin kamu katakan,dari tadi kamu bicaranya tak selesai",tanya ara.
"Aku takut kamu akan tersinggung ra,aku takut kamu tak siapa",jawab raifan.
"Maksudmu?",tanya ara lagi.
"Aku mencintaimu ra",jawab raifan dengan langsung,setidaknya dia sudah mengeluarkan apa yang selama ini menjadi beban hatinya.
Ara menekun dan menunduk mukanya memerah,apakah dia pantas untuk raifan seorang yang begitu baik perhatian namun ara belum bisa untuk memantaskan dirinya untuk seoranf raifan.
"Fan aku juga,tapi...",ucap ara tergantung.
"Tapi apa ra",jawab raifan...
"Aku tidak baik fan,kamu harus mencari yang lebih baik lagi",jawab ara.
"Ra,jangan bicara begitu raa",jawabnya sambil menggenggam erat tangan ara..
Ara menegang,sahabat kecilnya ini sudsh berhasil membuatnya hampir menangis..
"Apa kamu yakin fan,aku hanya gadis pungut oleh kedua orang tua mu fan",jawab ara.
"Terus kenapa,kamu baik,kamu sopan kamu segalanya raa,aku tidak mengenal mu hari ini saja bahkan aku telah mengenal mu dari dulu jadi aku mohon raa terima aku",jawabnya memohon.
Ara melihat raut wajah raifan yang begitu serius.
"Baik lah fan,aku menerima mu hari ini",jawab ara.
Raifan bersorak ria..sekarang terbalas sudah rasa yang ada di hanya..
"Baiklah aku akan bilang sama ayah dan bunda lusa kita akan mengadakan acara pertunangan",kata raifan yang membuat ara sedikit terkejut..
"Kamu yakin fan",tanya ara lagi..
"Iya raa,inilah saat terbaik karna waktu ku pulang tidak lama",jawab raifan.
"Liat fan gak terasa bola oren itu sudah mau kembali ke tempatanya",kata ara.
"Iyaa raa,markas senja ini menjadi saksi yang sejati untuk perasaanku padamu",jawab raifan ..
Ara hanya membalas geli ucapan sahabatnya,senyum dari bibir tipis ara membuat raifan semakin kagum.
Selesai senja berlalu keduanya sudah bersiap untuk pulang kerumah..
*****
Sampai di rumah raifan dan ara menuju kamar masing masing..Setelah semuanya selesai mandi dan solat magrib.mereka makan malam bersama..
"Ma lusa raifan mau melamar ara",ucap raifan yang mengagetkan bunda dan ayahnya begitu pun ara.
Bu vina dan pak burhan hanya bertatap muka lalu dari raut wajah mereka telah menyimpulkan dengan setuju.
"Secepat itu fan?",tanya ayahnya tak percaya.
"Iya yah,raifan mau ara dan raifan lebih ada ikatan dekat",jawabnya.
"Bunda serah kembalikan ke ara aja fan,ara apa kamu setuju jika di percepat",tanya bu vina sambil menoleh ara yang kelihatan bingung.
"Aa..ara terserah raifan lagi",jawab ara.
"Baiklah fan,ayah setuju sama bunda mu?",jawab pak burhan.
****
Selesai melakukan makan malam bersama raifan dan ara sepertu biasa ngobrol di balkon sambil menatap langit yang seakan menyapa kedua insan tersebut."Ra aku mencintaimu ",kata raifan..
Kalimat itu seakan tidak asing lagi di telinga ara,setiap keheningan antara keduanta kalimat itulah yang memecah semuanya.
"Aku juga fan,berjanjilah nanti kamu akan selalu ada untukku",jawab ara.
"Iya sayang",jawab raifan seakan membuat ara semakin terbuai.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGABDIAN CINTA
Teen Fictioncinta itu tumbuh seiring berjalannya kita bukan waktu karna kita waktu bisa di atur dengan seindah mungkin 💕