circle 0 (prolog)

1K 75 7
                                    

oaujun menghentikan mobilnya di depan dorm fiat. "ah, sudah sampai"

"er, makasih kak. udah di tarktir juga tadi, mana fiat kan bungkus buat pluem juga"

"nggak papa santai aja" kata oaujun tersenyum sembari memperhatikan fiat yang meraih ke kursi belakang untuk mengambil tas dan bungkusan makanan "bisa? buka dulu sabuk pengamannya dong biar gampang"

"eh iya, lupa kak" sahut fiat beralih berkutat dengan sabuk pengaman.

oaujun menopangkan satu lengannya pada kemudi memperhatikan fiat yang sibuk sendiri. sengaja tidak mau membantu karena menurutnya sikap fiat yang nerves sekarang terlihat sangat imut

saat pertama kali kenal, fiat dan oaujun tidak begitu cocok mengingat fiat maba dan oaujun adalah anggota hazer. salama masa ospek pun fiat lebih sering mengeluarkan kalimat tajam sementara oaujun hanya menanggapinya sambil lalu. namun setelah masa ospek hendak berakhir, perlahan fiat menjadi sedikit lunak.

bukan hanya fiat, namun pluem, janhae, puimek dan ssing yang sejak awal bertemu lebih sering beradu argument dengan oaujun, singto, krist dan icez akhirnya berdamai. new lebih sering hanya melihat, setiap di tanya dia akan mengatakan kalau dia netral. di awali dengan kit dan pluem yang sepakat gencatan senjata dan fiat yang bisa berbicara baik baik dengan singto, akhirnya setelah ospek berakhir mereka justru menjadi akrab

menginjak semester kedua, sikap fiat sedikit berubah pada oaujun. setiap kali oaujun mengajaknya bicara fiat hanya menjawab seperlunya, padahal jika dengan yang lain fiat bisa bercerita panjang lebar. jika mereka kebetulan hanya berdua, maka fiat akan diam. hari ini pertama kalinya mereka pergi hanya berdua, dan itupun karena tadi pluem kabur di jalan.

oaujun mengira dia hanya mengantarkan pluem dan fiat untuk membeli apa yang di butuhkan oleh pluem, karena itu dia menawarkan untuk makan malam sekalian. di luar dugaan pluem menolaknya dan mengatakan dia sudah ada janji dengan seseorang karena itu dia nemaksa untuk turun di jalan dan pulang sendiri.

sementara fiat yang tadinya hendak menolak terpaksa mengiyakan karena pluem memaksanya agar menemani oaujun makan sebagai ganti dirinya berterima kasih sudah di antar. meskipun oaujun tahu alasan yang dibuat pluem terlalu lemah, tapi oaujun tidak berkomentar, dia ingin tahu apa yang direncanakan oleh kedua anak itu.

selama makan, di luar dugaan fiat meski terlihat jelas kalau gugup tapi dia tidak menghindari oaujun seperti yang dilakukannya selama ini. oaujun juga bisa melihat perasaan lain membayang di mata fiat. senang, takut, malu dan entah apa lagi, oaujun hanya sempat mengenali tiga macam sebelum tenggelam dalam pesona fiat. jarang jarang dia bisa bersama fiat sedekat itu dan hanya berdua, karena itu oaujun memilih untuk menikmati apa yang bisa didapatnya saat itu.

"ee, kak?"

"ya?"

"susah dibuka kak"

"oh, memang agak macet sih, tekan dulu baru tarik"

oaujun mengulurkan tangan untuk membantu fiat melepas sabuk pengaman, sementara fiat masih menunduk berusaha melakukan apa yang dikatakan oaujun.

setelah perjuangan keras akhirnya sabuk bermasalah itu terlepas juga. terlalu senang, fiat melupakan posisi mereka dan mendongak untuk memberi tahu oaujun, hanya saja begitu mengangkat wajahnya, mata fiat bertatapan langsung dengan oaujun yang belum menggeser posisinya.

fiat menelan ludah saat oaujun tersenyum tanpa berniat menjauhkan wajah mereka. teringat kesepakatannya dengan pluem, akhirnya fiat memberanikan diri bersuara.

"kak oau..."

fiat berniat memanggil dengan volume nornal tapi entah kenapa suara yang keluar dari nya sangat pelan hampir tidak terdengar

triangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang