"sampai kapan mau dibiarkan saja?" tanya new
krist, new, singto, icez, toptap dan fluke berdiri di teras villa panitia memandang oaujun yang berada di tengah lapangan.
"sing, kalau terlalu lama bisa menarik perhatian, nanti ada yang sadar kalau ada hal yang tidak beres" kata icez
click
toptap menoleh pada fluke dengan malas
"really, fluke? masih sempat kamu ambil foto setenang itu?!"
"kenapa?" kata fluke acuh dan mengecek hasil bidikannya sebelum memperlihatkan pada toptap "lihat, bagus kan?"
krist yang berdiri di dekat toptap menghela nafas. dia bisa melihat jika fluke baru saja mengambil gambar oaujun yang berdiri membelakangi tempat mereka berada.
singto sendiri tidak pernah melepaskan matanya dari oaujun.
"lakukan sesuatu" desak krist pada singto
"dan secepatnya" tambah icez saat melihat beberapa anak yang belum masuk ke kamar mulai menyadari ada yang aneh
singto mengedarkan pandangannya pada beberapa bangunan berderet menghadap lapangan yang baru saja mereka pakai, beberapa anak memang masih berada di teras villa masing masing. saat tatapan singto bertemu dengan tae yang berada di bagunan sebelah mereka, menghela nafas akhirnya singto memutuskan
"suruh mereka masuk semua, lakukan apa saja untuk mengalihkan perhatian mereka. katakan pada yang lain untuk melakukan ini agar besok kita tidak terlambat untuk pulang ke kampus"
mereka semua mengangguk paham.
krist, new dan icez menghampiri teman teman mereka dan menyampaikan intruksi singto. singto memperhatikan mereka semua menyebar ke setiap bangunan untuk memastikan agar semua anak masuk ke dalam. tatapan singto kembali bertemu dengan tae. kali ini tae mengangguk paham dan singto melihat tae mengajak teman temannya untuk meninggalkan teras dan beristirahat."kalian juga sebaiknya masuk" saran singto pada toptap dan fluke
"dia sudah lima belas menit tidak bergerak sedikit pun dari sana" kata toptap
"biarkan saja dulu"
dengan berat hati toptap masuk ke dalam diikuti fluke yang berjalan sembari melihat lihat hasil jepretan kameranya.
singto kembali menghela nafas, menoleh ke arah oaujun sekali lagi sebelum akhirnya ikut masuk menyusul teman temannya.
🎼🎼🎼
oaujun masih tidak bergerak dari tempatnya berdiri dengan kedua tangannya masih lurus terkepal di sisi tubuhnya. dia tidak bisa bergerak.
bayangan dance yang dilakukan anak yang sempat menantangnya dan toptap saat battle berputar berkali kali di dalam kepala oaujun. dan perasaan yang selalu di acuhkannya selama ini akhirnya berhasil menyusup masuk dan menyebar dengan cepat ke seluruh tubuhnya.
marah, kecewa, kesal, sakit, sedih, dan masih banyak lagi bercampur menjadi satu menghantam oaujun secara beruntun. kesadaran jika dia tidak akan pernah bisa lagi berdiri di panggung yang menjadi kekuasaannya menampar dengan keras.
oaujun tahu, tapi dia selalu menolak untuk memahami nya. selama dua tahun ini, oaujun hanya mengacuhkan tanpa terlalu memikirkannya. setiap kali perasaannya mulai mengarah ke sana, oaujun akan menghindar. dia menolak kenyataan bahwa kakinya sudah rusak.
saat itu, oaujun menerima tawaran singto dengan setengah hati. beranggapan singto hanya akan bersamanya selama beberapa hari dan meninggalkannya. seperti yang dilakukan keluarganya selama ini. namun kenyataan nya lain. seminggu, dua minggu, sampai sebulan singto masih selalu menepati janjinya untuk datang setiap hari dan membantu oaujun berjuang. meskipun oaujun tidak juga memberikan reaksi positif. dia bahkan masih tidak bisa berdiri, terlebih berjalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
triangle
Fanficprequel square, a short story about oaujun oaujun life is suddenly going down so fast and make him drowning. dance is the only one he have. until someone comes give him a glimpse of home. but he can't touch it because there always someone else in hi...