circle 0.0 (epilog)

693 55 7
                                        

oaujun berjalan menuju belakang gedung olah raga untuk bertemu dengan fiat

"kak" seru fiat saat melihatnya datang

"ah, maaf ya. kakak nggak bisa ikut lihat pertandingan pluem. tiba tiba ada kelas tambahan"

"nggak papa kak"

"gimana? menang?"

"pastilah, sejak kapan pluem kalah" fiat tertawa, nada bangga tersirat dalam suaranya

"ini jadi mau makan makan berarti, kakak baru selesai agak malam tapi"

"nggak usah di jemput nggak papa kak, paling ntar fiat balik sama pluem aja"

"oh oke, bilang selamat ke pluem, sama maaf kakak nggak bisa ikut dukung"

"hmm" sahut fiat tersenyum

oaujun melihat ke kanan dan kirinya. mereka berada di belakang gedung olah raga yang memang sering sepi, apalagi jika sedang ada even olah raga seperti saat ini.

"kenapa kak?" tanya fiat yang melihat tingkah oaujun

oaujun tidak menjawab, hanya memamerkan senyum nya dan menempelkan telunjuknya pada bibir fiat, sebelum sedikit membungkuk dan mendekatkan wajahnya pada fiat.

memahami maksut oaujun, fiat sedikit berjinjit kerena perbedaan tinggi mereka dan membiarkan oaujun menyatukan bibir mereka.

"sudah ya, have fun"

oaujun mencium kepala fiat kemudian mengusapnya pelan saat sebelum mereka berpisah. senyuman lebar menghiasi wajah fiat yang berlari kecil menuju dimana dia berjanji bertemu dengan teman temannya.

"dari mana kamu? untung dosen telat, kalau nggak di suruh keluar pasti" kata new

"ada deh" oaujun mengedipkan mata pada new sembari menjilat bibirnya

"hiih" balas new malas

singto memukul kepala oaujun dengan pensil di tangannya "jangan pacaran mulu, mentang mentang baru jadian. tesis tuh urusin"

"iya papa" kata oaujun bercanda dengan nada suara di buat buat "papa dulu kan juga gitu, boleh dong"

"di bunuh kit kamu ntar" jawab singto santai

saat tahu oaujun akhirnya jadi dengan fiat, krist sudah memberi ultimatum pada singto untuk mengawasi kelakuan oaujun. meski dulu krist mendukung oaujun, tetapi sejak mulai bekerja di perusahaan, dimana atasan nya ternyata ayah fiat, krist sering memperlakukan fiat seperti anak nya, dengan dalih diminta tolong atasan nya. karena itu, oaujun sering menggoda singto yang notabene pacar krist sebagai ayah fiat, dengan memanggilnya papa.

"tolong ya, masih ada yang single ini di sini" sela new

"makanya, jadian sana sama kak tay, best friends mulu, kelakuan udah kayak pasangan nikah lama" balas singto sementara oaujun hanya tertawa

"tahu gini mending aku dulu ngikut icez aja magister nya, nggak di sini"

sama seperti mereka bertiga, icez melanjutkan pendidikan di tingkat magister, hanya saja dia juga bekerja di saat yang sama. karena itu dia memilih univ yang menyediakan kelas sore bagi para mahasiswa pasca yang juga bekerja. mereka berhenti berbicara saat dosen akhirnya masuk ke dalam kelas.

oaujun menatap layar putih didepan, sesekali membuat catatan sebagai bahan pengingat. namun selebihnya, oaujun hanya akan mendengarkan penjelasan dosen sembari menggambar sesuatu di dalam bukunya.

inilah alasan oaujun selalu menyimpan buku kosong dalam tas. dia menggunakan nya di saat saat kelas tertentu yang tidak terlalu membutuhkan perhatiannya seratus persen untuk membuat sebuah storyboard program yang terlintas dalam kepalanya. meski selalu hanya berakhir menjadi sebatas coretan tanpa realisasi.

triangleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang