oaujun baru saja keluar dari kelasnya saat melihat kelima maba yang sebulan ini berhasil membuat pusing seluruh hazer. mengerutkan kening saat melihat penampilan kelima anak itu
"hei, kalian"
kelima anak yang di panggil oaujun menghentikan langkah. oaujun tahu dalam hati mereka sudah mulai menyumpahi dirinya. tersenyum tanpa rasa bersalah oaujun menghampiri mereka dengan santai.
"siang kak" sapa mereka bersamaan
"siang. habis dari mana?" tanya oaujun membuat kelima anak di hadapannya bertukar pandang tidak paham
"kelas kak" jawab pluem
"hmm, kalian belum dapat buku mahasiswa?"
oaujun masih tersenyum saat melihat raut wajah pluem mendadak suram. tampaknya sepupu new itu paham apa yang di maksutkannya. oaujun memuji kecerdasan pluem, tidak heran jika melihat new yang selalu bersaing dengannya memperebutkan peringkat satu.
"sudah dapat kak" sahut pluem menghela nafas pasrah. sadar jika dia dan teman temannya paling tidak melanggar satu aturan pakaian dalam buku catatan mahasiswa.
rok puimek sedikit lebih pendek dari panjang standar, janhae memakai make up dan asesoris yang mencolok, celana panjang yang di pakai ssing terlalu ketat, fiat lupa mengenakan dasi dan dia sendiri memakai sabuk yang tidak berwarna hitam. biru gelap, nyaris hitam, tapi tetap saja bukan hitam sesuai ketentuan.
"di baca tidak? apa ada yang kalian tidak paham di sana?"
"kakak sendiri memakai kaos, bukan kemeja. banyak senior lain yang juga nenyalahi aturan pakaian" bantah pluem tidak terima
meski saat menginjak tingkat dua ke atas aturan mengenai pakaian lebih fleksibel, tapi untuk tingkat satu terutama saat masa ospek, hal ini sangat ditekankan oleh para senior.
"karena tingkat dua ke atas banyak kegiatan praktek di lab. lagipula kami semua tetap menggunakan jas almamater sebagai pengganti seragam"
"kita juga ada kegiatan lab kak" kata fiat yang sudah paham permasalahan mereka
"komputer lab tidak dihitung. lagian kalian di lab juga hanya duduk manis di kursi mendengarkan dosen. tidak beda jauh dengan di kelas"
"duh kak, kita kan juga ribet kok di lab" sela ssing yang kemudian berteriak karena dicubit janhae sementara puimek hanya menghela nafas
"ribet apa? main game di komputer?" tanya oaujun tersenyum "ya, kakak dulu juga gitu kok waktu tingkat satu kalau di lab"
ssing sadar kebodohannya setelah mendengar komentar oaujun. tentu saja oaujun tahu seperti apa mata kuliah yang di ambil anak tingkat satu. ssing hanya memandang keempat temannya meminta maaf sembari memamerkan giginya.
"maaf kak, saya salah pakai rok karena tadi pagi terburu buru" puimek mengawali pengakuan dengan harapan mereka akan lolos dari hukuman
"saya bangun kesiangan dan lupa pakai dasi"
"saya asal ambil sabuk karena sudah telat tanpa mengecek dulu"
"tadi pagi kak namtan yang memakaikan make up dan asesoris, saya lupa menghapus dan melepasnya karena buru buru masuk kelas"
"celana saya belum kering kak, kemarin saya cuci karena nggak sengaja ketumpahan saos, lupa kalau saya cuma punya satu"
"hmm, kalian kompak ya" guman oaujun "setelah ini ada kelas?"
"tidak ada, baru nanti sore jam tiga" jawab pluem
oaujun melihat jam nya kemudian tetsenyum.
"ah, kalau begitu pas. kebetulan hanpir jam makan siang. kalian olahraga dulu sebelum makan ya. biar nggak ngantuk juga nanti sore di kelas"
KAMU SEDANG MEMBACA
triangle
Fanfictionprequel square, a short story about oaujun oaujun life is suddenly going down so fast and make him drowning. dance is the only one he have. until someone comes give him a glimpse of home. but he can't touch it because there always someone else in hi...