Jangan menghindar!
Yakinlah jika cintamu tulus dan suci
Maka Allah akan mempersatukan kalianHai,, haii :)
Apa kabar kalian readers setia?
Maaf yaa gak update update.
Maaf yaa,
Bacanya pelan-pelan aja ya, hihi
Diresapi aja.
Selamat membaca :)Sudah 11 bulan dilalui Zahra di masa akhir SMA dan lulus dengan nilai yang cukup memuaskan. Masuk ke dalam universitas impian dengan jalur SBMPTN pun telah ia raih.
Lalu bagaimana keadaan Zahra selama 11 bulan lalu?Zahra menjauhi semua orang dengan alasan fokus pada pelajaran dan bisnis yang ia mulai rintis. Awalnya semua orang percaya saja dengan alasan palsu itu. Namun Serapi apapun seseorang menutupi bangkai pasti akan tercium juga baunya.
Aisyah, ya gadis itulah yang mencium aroma bangkai yang begitu tak sedap di belakang sikap Zahra yang selalu menyendiri. Selalu ke perpustakaan sekolah, tangannya tak pernah lepas dari buku dan handphone. Tak pernah terlihat lagi Zahra dan Ainun bersama. Bukankah mereka bersahabat begitu akrab?
Setelah berhasil mengusut ada apa dengan Ainun dan Zahra kini Aisyah mengusut sikap Zahra yang semakin pendiam dan dingin. Tak lagi dengan Zahra yang ceria dan selalu tersenyum. Zahra bahkan menghindari dirinya, seperti ketika berjumpa di depan pintu perpustakaan ketika Zahra ingin keluar dan Aisyah ingin masuk kedalam.
"Hei Ra, apa kabar dengan mu? Kok gak pernah main kerumah sih?"
"Hmm itu Ra, Zahra lagi itu..." belum sempat mengucap alibi handphone Zahra berbunyi.
"Iii, iya mbak, iya Zahra kirim sekarang" ucapnya terbata.
"Mau kemana Ra? Baru juga jumpa" kata ku sebal.
"Maaf Syah, Zahra mau kirim nota pesanan minggu ini. Duluan ya Syah." Zahra Langsung pergi meninggalkan ku. Padahal masih ada yang ingin ku katakan.
Selalu saja begitu, Aisyah yang mulai curiga dengan sikap Zahra akhirnya mengusut lebih dalam mengapa sehabatnya menjadi begini. Aisyah bahkan melibatkan adik Zahra, Reina untuk melangsungkan pengusutannya.
Reina mengatakan bahwa Zahra memang sering sendiri dan selalu sibuk dengan dua buku miliknya. Satu berwarna biru dan yang satu lagi berwarna merah muda. Karena begitu penasaran Aisyah memutuskan untuk membaca buku tersebut saat Reina mengabarkan Zahra akan pergi bersama kakek ke bandung.
Tak membutuhkan waktu lama, begitu Zahra pergi Aisyah langsung datang dan disambut hangat oleh Reina. Mereka menyusuri ruang demi ruang sampai akhirnya mereka berada tepat didepan pintu kamar Zahra dan Reina.
Reina membukakan pintu dan Aisya langsung masuk dan menuju meja belajar milik Zahra. Reina memberikan dua buku yang selama ini selalu dikutik Zahra. Satu berwarna biru bergambarkan langit yang indah, sedangkan yang satu lagi berwana merah muda bergambarkan hati.
Awalnya Reina membuka buku berwana biru dan membaca hanya dengan membolak-balikkan halaman buku tersebut. Didalam buku ini tak ada rahasia apapun, melainkan hanya catatan orderan baju saja. Semakin yakin ada rahasia lagi dengan buku berwarna merah muda ini Aisyah begitu cepat membuka dan membaca di halaman pertama.
Alangkah terkejut dan bergemetar seluruh tubuh Aisyah, tanpa disadarinya selama ini ternyata Zahra dapat menyembunyikan rahasia yang seharusnya Aisyah dapat mengetahui itu. Di lembar pertama tertulis,
20 agustus 2012
Dear calon imamku inshaa Allah
Hari ini adalah hari yang sangat indah dan lebih dari cukup untuk membahagiakan hatiku. Hari ini aku menatap wajah yang begitu damai. Panggilan suara adzannya menggetarkan hatiku dan lantunan ayat suci yang terucap dari mulut itu sangat menyejukkan hati. Semoga engkau adalah calon imam terbaik ku.
Humaira Azzahra
KAMU SEDANG MEMBACA
Inikah akhir dari penantianku??
SpiritualDia adalah manusia pertama yang berhasil membuat hatiku selalu bergemuruh hebat. Dia adalah cinta pertama ku sejak aku SMP hingga detik ini. Allah, apakah dia jodoh ku? Raut wajahnya tergambar jelas di ingatan meski tidak sering bersua. Seseorang ya...