Teeeeet
Teeeeet
Bel pertanda istirahat berbunyi.Zahra mengajak Selly untuk sholat duha bareng, namun ajakan itu tertolak karena selly sedang berhalangan. Kali ini dia akan pergi sendirian ke mushola pikirnya, ternyata salah. Terlihat di depan pintu kelas Xl ipa3 Ainun telah menunggunya.
Zahra menghampiri Ainun dan berjalan bersama menuju musholah. Sepanjang perjalanan Ainun mengoceh panjang lebar tapi tak satupun yang didengarkan Zahra. Ia malah menundukkan kepala dan membiarkan Ainun mengoceh sesukanya saja. Tetapi Ainun bukanlah orang lain yang tak menyadari sikap Zahra ini.
Seuai sholat setelah merapikan jilbab dan selesai memakai sepatu dan hendak bangkit berjalan tangan Zahra tertahan oleh tarikan tangan Ainun.
Pasalnya Ainun tak tahan melihat Zahra yang terus diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Padahal dirinya sudah ngoceh panjang kali lebar kali volume lagi, kurang apa coba.
"Ra, kamu itu kalo ada masalah atau apapun ceritalah dengan Ai. Zahra kira Ai tahan di diemin kayak gini terus." Ungkap Ainun dengan wajah serius menatap wajah Zahra yang terus menunduk.
"Zahra gpp Ai, cuma lelah sedikit saja." Suaranya terdengar samar-samar hampir tak terdengar.
Zahra berbalik menarik tangan Ainun tanpa berbicara mengisyaratkan untuk kembali ke kelas.Ainun hanya bisa diam dan mengikuti Zahra disampingnya dengan rasa sedih melihat sahabatnya begini. Ingin memaksa untuk bercerita tetapi Ai paham dengan Zahra. Saat ia berkata tidak ya tidak, perkataannya sulit diganggu gugat.
Saat sampai di kelas Zahra membuka sepatu dan memasuki kelasnya. Saat berdiri tepat di depan mejanya ia dikejutkan dengan sekelas jus alpukat dan sebungkus roti rasa coklat.
Zahra yang bingung melihat ke arah Selly dan menaikkan dagu mengisyaratkan tanya dari mana asal jus dan roti itu. Tetapi jawaban dari Selly hanya lengan yang dinaikkan pertanda ia pun tak tahu dari mana asalnya.
Zahra mengedarkan pandangan ke sekitar namun semua teman kelas masih sibuk dengan android masing-masing. Zahra duduk dan merogoh android di dalam laci. Terlihat sebuah notifikasi chatting Wa di layar. Zahra membuka satu persatu chatting yang ada dan satu chatting dari manusia berdarah dingin, Zaky.
+628**********
"Assalamualaikum Ra. Jus dan roti di meja di minum dan di makan ya. Aku tau kamu belum makan apapun."
Seusai membaca chatting Zahra melihat ke arah Zaky dengan tatapan penuh tanda tanya. Manusia satu ini memang sulit di tebak arah jalan pikirnya. Seenaknya saja, selagi dia senang. Mungkin begitu. Zahra membalas chatting dari Zaky.
Zahra
"Waalaikumusalam. Harusnya gak usah repot2 Zak. Zahra bisa beli sendiri kalau lapar."
Zahra mengirim chatting dengan penuh kedongkolan. Memang, pada dasarnya Zahra menyukai jus alpukat dan roti coklat. Tapi pemberian Zaky ini sulit diterima hati. Apalagi perut yang menampung nya.
Baru saja Zahra meletakkan android nya didalam laci,
eeeh bel udah berbunyi lagi.
Alhamdulillah, gak perlu deh makan pemberian Zaky. Seperti itulah yang terlintas di benak Zahra.****
Tak lama guru kiler bernama pak syaiful menghampiri kelas, dikira bapak itu akan masuk menggantikan guru yang tak hadir. Ternyata dia masuk untuk memeriksa kelas.
"Assalamualaikum. Ini sudah masuk semua murid nya?" Tanyanya dengan suara ngebass dan memegang ujung kumis kanan sambil memelintirnya sesekali.
"Waalaikumusalam. Su, sudah pak." Jawaban kami terdengar penuh kegugupan.
Matanya mengitari seluruh isi ruangan kelas. Dan...
TAPP!!
Matanya berhenti tepat pada ku. Entah apa yang salah dengan penampilan ku tapi ia terus memandangi dengan begitu sinis."Kamu yang berjilbab panjang!! Itu, itu apa di mejamu. Jorok sekali kamu ini!!! Kalo ndak di minum ya dibuang, jangan merusak pemandangan kayak gitu. Ayo, ayo buang sekarang!" Titahnya masih dengan suara ngebass yang memekakan telinga.
"Iii,ii,iya pak" Aku menurut saja,
toh bagus gak perlu minum pemberian Zaky yang entah apa maksudnya ini.Zahra dengan sopan keluar kelas dan membuang jus pemberian Zaky pada tempat sampah di depan kelas. Zaky yang melihat semuanya terjadi begitu saja merasa sedikit hancur. Pemberiannya terbuang dengan sia-sia.
****
Sepulang sekolah
~Lapangan parkiran~"Zahraaaa..."
Suara teriakan itu mengejutkan ku,
Ku lihat arah belakang. Ternyata si berdarah dingin sedang berlari mengejar dan meneriaki namaku."Zahraa, Ra tunggu.." teriaknya sambil terus berlari dengan wajah yang sudah memerah.
Manusia ini sunggu menjengkelkan, membuat wajahku padam menahan malu karena semua pandangan siswa siswi tertuju padaku. Mata mereka bagaikan zombie yang telah bangkit dari kubur dan ingin menerkam ku. Huuuh..
Kini dia disampingku, hanya berjarak dua jengkal saja dariku. Sepontan aku menjauh darinya.
"Sudah zak ada apa? Zahra gak bisa lama mau jemput adik lagi" cetusku dengan kesal dan menundukkan kepala ku.
"Ehmm, itu Ra,, kamu pulangnya hati hati ya" ucapannya terdengar ragu ragu. Seperti ada kata lain yang ingin diucapkannya tapi malu.
"Udah cuma itu aja? Astaghfirullah. Tanpa Zaky bilang juga Zahra akan hati hati Zak. Kamu ini berlebihan, kenapa sih kamu jadi aneh? Enggak lagi sakitkan?" Dirinya membuat ku penuh dengan kejengkelan dan kebingungan. Aku tak tahan. Ku cetuskan saja semuanya.
"Ehh, enggak kok Ra. Zaky gak lagi lagi. Ehmm, Zaky duluan ya Ra" gugupnya dan langsung pergi meninggalkan ku seenaknya saja.
Terserah lah dengan sikapnya. Aku tak perduli, lebih baik sekarang aku ke sekolah adikku sebelum dia habis menyerocosiku karena terlalu lama menunggu.
Ku lajukan kereta ku ke sekolah adikku dan pulang ke rumah.
Afwan jiddan lama up ya guys 🙏🏻
Ngejer deadline kemarin sampe lupa up ceritanya😅
Maaf masih garing,
kriik kriik ceritana ya😂Jazakumullah ya khoir ❣
Deviana Br Sitepu🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Inikah akhir dari penantianku??
EspiritualDia adalah manusia pertama yang berhasil membuat hatiku selalu bergemuruh hebat. Dia adalah cinta pertama ku sejak aku SMP hingga detik ini. Allah, apakah dia jodoh ku? Raut wajahnya tergambar jelas di ingatan meski tidak sering bersua. Seseorang ya...