mungkin ini hari pertama jantung terpompa begitu dasyat bagi gadis yang mengenakan hijab panjang berwarna merah muda itu. Sepanjang jalan di sepersekian sekonnya jantungnya terus terpacu tanpa henti. Bagai drum yang dimainkan dengan penuh emosi.
Mobil memasuki pekarangan rumah milik Abi Alif, ini perdana bagi gadis itu merasakan bimbang yang dahsyat. Tubuh sangat terlihat tak tenang dengan kaki yang dihentak-hentakan pelan ke lantai mobil. Hatinya terus menyebut asma asma Allah dan mengucap istighfar berharap yang dilakukan saat ini adalah benar atas ridho Allah.
Mobil Alif berhenti lalu diikuti oleh mobil Shasa, mereka turun dan berdiri didekat pintu mobil masing-masing. Shasa berjalan kearah Zahra lalu memeluk gadis itu, ia mengucap maaf sebab tak bisa menemani gadis itu dalam waktu yang sangat berpengaruh untuk masa depannya sebab ibunya menelpon sewaktu perjalanan ke rumah Alif agar diantar ke rumah sakit untuk melakukan check-up.
"Tak apa Sha, terimakasih sudah menemani Zahra. Hati-hati membawa ibu mu nanti. Salam untuk ibu mu dari Zahra."
"Iya nanti Shasa sampaikan. Shaha balik ya. Assalamualaikum."
Setelah gadis berhijab panjang berwarna merah muda itu menjawab salamnya Shaha langsung melesatkan mobil ke jalan raya.Aisyah menghampiri gadis itu lalu menggenggam erat tangan yang dingin itu. Mengajaknya memasuki rumah Alif.
"Assalamualaikum, umii"
"Waalaikumusalam, anak umi udah pulang ternyata. Calon mantu umi mana lif?" Sepertinya umi Alif begitu tak sabar bertemu dengan sang calon mantu. Terlihat sekali saat ini wajahnya ceria sekali.
"Ini loh tan, tangannya udah sedingin es batu tau tan buat tante, hahaha" Aisyah mungkin sudah terkena virus kak Aulia, senang sekali menggoda gadis berhijab merah muda ini.
Saat ini wajah gadis ini sudah padam merah menahan rasa malunya. Ia terus menundukkan kepala agar tak kelihatan wajahnya sudah semerah tomat. Jantungnya semakin berpacu kencang saat umi Alif menghampiri dan merangkulnya.
"Ini toh calon mantu shalihah umi, Masya Allah. Pandai sekali Alif memilih, dunia ternyata sempit ya Syah. Kalo tau ujungnya sama Zahra sih umi pasti udah dateng langsung kerumah umi Zahra buat ngelamar langsung. Ayo masuk sayang, tante udah siapin masakan spesial loh buat calon mantu." Mereka berjalan menyusuri ruang demi ruang yang ada di rumah Abi Alif. Rumahnya Masya Allah lebarnya, ditambah lagi dengan aksesoris antik yang dipajang di dinding, meja, dan lemari hias yang ada membuat rumah ini cukup unik dan indah banget.
Sesampainya di meja makan umi Alif saking senengnya sampai menarikkan kursi dimana Zahra harus duduk. (Masya Allah banget calon mertua nya guys)
"Maaf tante, Zahra gak enak seperti ini. Tante berlebihan memperlakukan Zahra" ucap gadis itu masih dengan wajah yang ditundukkan.
"Aaa enggak kok sayang, apasih yang enggak buat calon mantu kesayangan?"
Andai tante tau kalo yang tante lakukan ini justru membuatku tambah bersikap salah tingkah. Laa Haulaa Waa La Quata illabillah, Allah hamba pasrahkan segalanya pada-Mu. Engkaulah yang Maha Tau mana yang terbaik untuk hamba. Hamba sungguh tak tau bagaimana semua ini bisa terjadi begitu cepat. Syukron Lillah. Zahra membatin
"Alif kita hari Ahad langsung kerumah Zahra untuk meminangnya ya. Niat baik harus disegerakan sayang" ucap umi Alif dengan senyum yang terus memekar.
Sebegitu gak sabarnya umi dapet mantu Zahra. Allah mudahkanlah niat baik ini. Sungguh hamba ingin menghalalkan nya demi Mu ya Rabb. Bantin Alif
"Kalian berdua ini kok malah bengong sih? Iya iya aku tau kalian pasangan serasi sampe bengong juga kompakan gitu" kali ini Aisya ikut mengangkat suara karena keduanya hanya bengong melulu.
![](https://img.wattpad.com/cover/176552257-288-k393686.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Inikah akhir dari penantianku??
SpiritualDia adalah manusia pertama yang berhasil membuat hatiku selalu bergemuruh hebat. Dia adalah cinta pertama ku sejak aku SMP hingga detik ini. Allah, apakah dia jodoh ku? Raut wajahnya tergambar jelas di ingatan meski tidak sering bersua. Seseorang ya...