surprise?

27 6 0
                                    

Tidurku begitu pulas hingga aku tak mendengar suara adzan maghrib sedikitpun. Reina adikku membangunkan ku ketika ia telah selesai sholat.

"Kak, kaaak, kak bangun udah masuk sholat maghrib nih kak" ucapnya sambil menggoyangkan tubuhku kecil.

"Hmm, iya dik. Adik udah sholat?" Tanya Zahra. Suaranya serak seperti kodok, khas orang bangun tidur yang sedang sakit flu.

"Udah duluan kak, tadi mau bangunin kakak langsung gak tega. Kakak sakit ya?" Tanya Reina

"Hmm, nggak kok, ini cuma flu aja sedikit"

"Yaudah kakak sholat ya, habis itu makan dan minum obat. Reina mau makan duluan ya" ujar Reina

"Hm, iya"

Aku berjalan gontai menuju kamar mandi, ku basuh terlabih dahulu wajahku untuk menghilangkan rasa kantuk ku. Setelah itu baru aku mengambil air wudhu.

Aku keluar dari kamar mandi dengan jalan yang gontai, tubuhku terasa lemas, kepala ku terasa pusing, dan perutku terasa sedikit nyeri.

Ku bentangkan sajadah di kamarku menghadap ke arah kiblat. Ku kenakan mukena ku dan langsung menunaikan kewajiban ku sebagai umat muslim, sholat!

Selesai sholat tubuhku terasa semakin melemah. Kini pandangan ku sedikit kabur tidak jelas lagi. Allah kuatkan hamba, jangan biarkan tubuhku menjadi sakit. Hamba tak ingin menyusahkan kakek dan adik hamba Ya Rabb.

Ku kuatkan diri untuk berdiri dan berjalan, kakiku malah bergetar hebat. Badanku terasa panas dingin, kakiku tak sanggup lagi menopang tubuhku dan akupun terjatuh di lantai. Aku meresa begitu lemah, padahal sedikit lagi menuju kasur kamar ku. Aku harus kuat! Harus bisa pokoknya! Ayo Zahra kamu bisa! Pasti bisa! Aku berusaha menyemangati diriku sendiri.

Ku coba untuk bangkit lagi, tetapi tak bisa. Aku terjatuh lagi. Kakiku begitu lemas, kepala sudah sangat pusing, pandangan mulai berputar putar. Aku tak sanggup.

"Reina... dik... Tolong kakak..." panggil ku lirih

Tak lama ada seseorang membuka pintuku. Wajahnya terlihat sangat cemas terkejut melihatku sadah tak berdaya lagi. Ia langsung berlari dan menaruh nampan berisi air dan bubur di meja.

"Ya Allah non, kok bisa seperti ini. Ayo non saya bantu.." ujarnya dan langsung memapah ku naik ke atas kasur. Aku tak tau siapa orang ini, aku belum pernah melihat orang ini. Dan kenapa dia memanggilku dengan sebutan "Non" siapa sebenarnya orang ini.

"Mari Non saya bantu duduk" ia mendudukkan ku dan menyodorkan segelas air putih.

"Ayo Non diminum dulu"

Ku minum air pemberian orang itu dan meneguk nya perlahan. Tapi aku masih bingung, siapa orang ini. Apa mungkin calon kakek? Ku perhatian penampilan nya, sepertinya tidak mungkin jika dilihat dari penampilannya yang hanya mengenakan daster dan rambut yang di sanggul seadanya.

Ku beranikan lidah untuk berucap, "Maaf sebelumnya, tapi ibu ini siapa? Sepertinya saya belum pernah melihat ibu" tanyaku

"Owh, saya pembantu baru di rumah ini Non. Nama saya Inah non, panggil saja saya bi Inah Non. Saya baru mulai bekerja tadi sore Non" ujar orang tersebut yang ternyata adalah asisten rumah tangga baru kakek.

"Oh, makasih bi sudah membantu Zahra. Bibi jangan panggil saya Non ya bi, panggil saja saya Zahra bi." Ujarku

"Hmm, saya ngerasa ndak sopan Non" ungkapnya dengan kepala yang melihat ke arah bawah.

"Bibi jangan ngerasa sungkan atau apapun ya bi, lagian bibi kan lebih Tua dari Zahra bi" jelas ku

"Hmm, gimana kalau saya panggil neng Zahra saja Non" ujarnya

Inikah akhir dari penantianku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang