«Tekad«

43 6 0
                                    


*ada kalanya kita harus bertekad pada diri untuk membahagiakan keadaan. Bertekad agar tak banyak merasakan lebih sakit akan kekecewaan*


Malam ini aku merasa dadanya masih sesak dengan hari ini. Entahlah tiba tiba saja kepala ku juga merasa sakit. Aku membaringkan tubuhku di kasur, rasanya ingin terlelap dengan pulas.

"Sudah Ra, lupakan hari tadi. Maafkanlah segala yang membuat hati kesal. Dan terima kasih untuk semua yang membuat ku bahagia hari ini." Ia menggumam dalam hatinya.

Akupun membaca doa, lalu tertidur.
Rasanya cukup lelah hatinya hari ini. Sikap semua orang hari ini di rumah Aisyah seolah olah membuat hatinya lelas.

Mungkin juga cuma karena ia terlalu banyak berfikir yang tidak tidak dalam hidup. Ya maklum saja Zahra suka mengkhayal orangnya.hihihi

Sesara lelap tiba tiba hp ku berdaring dan membuat ku agak terkejut. Ternyata telah jam 02.40 waktunya aku sholat malam. Berjumpa dengan Sang Maha Pencipta hanya berdua.
Waktu paling Romantis yang selalu ku tunggu.

Aku bergegas ke dapur menuju kamar mandi untuk berwudhu. Dan usai dari itu aku kembali ke kamar, membentangkan selembar sajadah di lantai. Mengenakan mukena dan langsung sholat.

Selesai sholat dadaku terasa begitu penuh. Banyak sekali yang ingin ku tumpahkan kepada-Nya Sang Pemilik Maha Cinta dan Kasih Sayang.

Tak sadar air mata ku meluncur begitu hebatnya. Deraiannya seperti air terjun yg tak ada hentinya. Ku tadahkan tanganku berusaha mengucapkan apa yang ku rasakan walau lidah terasa kelu.

Rasanya malu meminta, namun tak tahan dengan rasa yg selalu membuat ku konflik dengan hatiku sendiri.

"Ya Allah, Ampuni hamba yg lancang mencintai ciptaan mu berlebihan saat ini. Sungguh Ya Rabb hamba merasa sakit akan cinta yg tumbuh pada hati yg salah. Sakit menahan sesak dan selalu berkonflik dengan hati sendiri Ya Rabb. Hamba masih terlalu berlebihan dengan rasa ini, Hamba mohon Ya Rabb, jika bukan dia jodoh hamba hapuskanlah rasa ini Ya Rabb. Hamba sungguh tak ingin merasakan kecewa karena harapan padanya yang terlalu berlebihan ya Rabb. Bantu hamba mengendalikan emosi dan nafsu Ya Rabb. Ya Allah Sang Maha membolak balikkan hati, teguhkanlah hati ini diatas Agama-Mu. Aamiin."  Lalu ku simpuhkan diri beesujud Pada-Nya Sang Pemilik Kasih dan Sayang. Air mataku meluncur sejadi-jadinya.

  Ku bangunkan tubuhku dan mengambil Al-quran di meja buku ku. Ku baca surah An-naba dengan suara lirih. Sampai aku terhenti pada ayat kedelapan
An-Naba (78:8)

وَخَلَقْنَٰكُمْ أَزْوَٰجًا
Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,

  Sungguh air mataku berseru kembali. Bahkan aku sampai menggigit bibir agar adikku tidak terganggu dengan suara tangisan ku.
Ya aku memang tidur bersama kedua adikku.

Deraian air mataku berusaha ku hentikan. Kepala menjadi begitu pusing, mungkin karena terlalu banyak mengeluarkan air mata dari tadi hingga kepala ku ikut meraskan sakit. Kutarik nafas panjang lalu membuangnya dari mulut. Ku tenangkan pikiran dan hati yang sedang menyerukan sakitnya.

"Udah Ra, cukup sampai disini. Mau sampe kapan gini gini aja. Kasian hati dan matamu selalu tersakiti. Dan ini belum tepat waktu untukmu mencintai nya. Mulai sekarang, detik ini juga aku harus lupain Alif. Capek juga harus begini. Menangis dan kecewa sendiri." Tekad ku bulat saat itu melupakan Alif dengan sepenuh hati.

Mata dan kepalaku terasa berat. Ku sandarkan tubuh diatas sajadah. Mataku tertutup, rasanya tubuhku begitu nyaman terebahkan.

***

Aku terkejut karena dering hp ku berbunyi. Aku langsung terbangun dan melihat hp ku. Ternyata ada telepon dari umi ku.

"Assalamualaikum kk,"   jeda beberapa detik "sudah bangun atau baru bangun nh"  tanya umi penasaran karena aku tak langsung menjawab salamnya.

"Hmm, Waalaikumusalam umi. Iya mi baru bangun tidur nh mi. Oiya mi kakak sholat subuh dulu ya. Udah kesiangan mi. Assalamualaikum mi."

Setelah umi menjawab salam. Aku langsung mematikan telepon. Ku lihat jam pada hp ku ternyata sudah jam 05.40. Mataku terbelalak, aku sudah kesiangan. Langsung ku bangunkan adikku dan bergegas menuju kamar mandi mengambil air wudhu.

Seusai sholat aku bergegas menyuci piring lalu mandi. Seusai dari itu aku mengenakan baju seragamku.

Aku bahkan tak tau saat adikku sudah berangkat kesekolah dengan uwak ku yang anaknya sekelas dengan adikku. Itu karena aku terlalu sibuk dengan diriku sendiri.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.20 dan aku baru saja mau berangkat sekolah.

"Udah pasti telat nh, Ya Allah selamatkan hamba dari para guru kiler hari ini."   Gumam Zahra dalam hatinya.

Dengan mengucap "Bismillah" Zahra langsung melenggangkan motornya dengan begitu cepat menuju sekolahnya.

Sesampainya disekolah....

Hai guys :-)
Lama ya update nya. Afwan banget karena update selalu lama nh.
Dan afwan kalau ceritanya garing ya.
Saya masih butuh saran saran kalian guys. Tolong vote dan comment oke.

     Syukron.
Jazakumullah ya khoir.


Salam manis
Deviana»

Inikah akhir dari penantianku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang