Eps. 10

778 45 2
                                    

"Aduh kaya kapal pecah"

Ranty melihat dari sudut ke sudut kamar Hyunjin yang sangat berantakan, dari bantal entah kemana lalu baju mereka yang masih tergeletak dan ranjang yang sudah tidak berbentuk.

"Morning"

Ranty memusatkan atensinya kepada Hyunjin yang baru selesai mandi, rambut dan tubuhnya basah dengan balutan handuk yang bertengger indah di pinggangnya.

"Morning"

Hyunjin tersenyum lalu mengangkat Ranty dan menaruhnya di bathtub kemudian menyalakan air hangat.

"Maaf untuk tadi malam aku gabisa kontrol"

"Gapapa aku baik-baik aja, hemm emang rada sakit si"

Hyunjin tersenyum lalu mencium bibir Ranty sekilas.

"Aku tunggu diluar, nanti kalau sudah selesai teriak ya?"

"Gausah, aku masih bisa jalan kok kamunya aja yang tiba-tiba gendong aku"

"Yaudah aku tunggu di meja makan, aku harus liat Yeji"

"Iyaa"

Hyunjin keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaian kerjanya, setelah selesai dia masuk ke kamar adiknya, Yejipun sudah rapih.

"Kakak ih ngagetin"

"Hehe maaf"

Hyunjin mengambil alih sisir Yeji lalu menyisirkan rambut panjang adiknya.

"Siapa yang suruh mandi?"

"Gaada"

"Gausah mandi lagi"

"Iyaaa sekali doang"

Hyunjin tersenyum lalu mencium pipi kanan Yeji dan menggendongnya tanpa basa-basi.

"Ihh kakak aku udah bisa jalan"

"Sekali lagi"

Hyunjin menggendong tubuh Yeji sambil menuruni tangga dan mendudukannya di kursi.

"Ka Ranty mana?"

"Lagi mandi"

"Kak, buruan lamar kak Ranty"

"Iyaa nanti malem"

"Hah serius?"

"Tadi nyuruh buruan, gimana si?!"

"Hehe iyaa map"

"Morning Yeji"

"Ehh kak Ranty morning, kenapa gitu jalannya?"

"Ah ini kakak abi-"

"Abis kakak gempur tadi malam"

"Cepet-cepet deh"

Mereka sarapan dengan tenang, sesekali mata Hyunjin menatap pintu ruang kerjanya yang tak jauh dari meja makan dan sedari tadi Ranty memerhatikannya.

'Ada yang ga beres' batin Ranty.

"Aku udah kenyang, aku berangkat ya?"

Hyunjin mencium kening Yeji dan Ranty lalu pergi keluar rumah.

"Kamu tunggu sini"

"Mau kemana kak?"

Ranty melihat mobil Hyunjin yang sudah keluar gerbang lalu dengan buru-buru dia menguci pintu utama dari dalam dan kembali ke meja makan.

"Kenapa kak?"

"Gapapa"

Ranty menatap pintu yang tadi di tatap Hyunjin.

"Tunggu sini"

"Ishhh kenapa si kak?"

Ranty tidak menggubris pertanyaan Yeji lalu dengan hati-hati dia melangkah mendekati pintu ruang kerja Hyunjin.

Yeji yang melihat tingkah Ranty menjadi penasaran lalu dengan susah payah dia berdiri mengikuti Ranty dari belakang.

Di putar perlahan knop pintu itu lalu terbuka sedikit demi sedikit, Yeji yang dasarnya udah penasaran langsung dorong pintu itu agar terbuka lebar.

"KAK FELIXXXX"

Yeji dan Ranty langsung berjalan cepat dan membuka lakban di mulut Felix.

"Yeji, Ranty"

"Kak Felix kenapa gini?"- Yeji.

Benar dugaan Ranty, ada yang tidak beres dengan Hyunjin tetapi Ranty tidak mau menyalahkan ini sepihak, pasti Hyunjin melakukan ini ada alasannya.

"Sayang kamu tunggu disini temenin kak Felix dan jangan bukain iketannya, kita harus tau cerita dari kedua belah pihak"- Ranty.

Yeji ngangguk dan narik kursi beroda itu agar lebih dekat dengan sofa karna kaki Yeji masih sakit.

"Maaf"

"Kak jangan pingsan atau mati dulu"

Yeji meringis kala memegang luka Felix yang sudah mengering tak lama Ranty datang dengan P3K dan makanan serta minuman.

"Aku obatin dulu ya kak"

Felix mengangguk membiarkan Ranty mengurusnya.

"Shh~ pelah Ran"

"Maaf kak"

Sekitar 10 menit Felix sudah bersih dari lukanya.

"Yeji kamu suapin kak Felix ya dan temenin dia selama kakak pergi oke?"

"Tapi kakak mau kemana?"

"Ke rumah sakit buat manggil Hyunjin kayanya ada yang salah dari mereka berdua atau ada yang salah di dalam diri kakak kamu"

"Tapi kak apa kita ga denger cerita dari kak Felix dulu?"

Ranty membernarkan perkataan Yeji, kalau Hyunjin di bawa kesini habislah mereka bertiga.

"Oke tapi kak Felix harus makan dulu"

Ranty kembali duduk di samping Yeji, memerhatikan Felix dan Yeji secara bergantian. Sekarang Ranty pusing bagaimana bisa Hyunjin kriminal seperti ini?.

Sudah lama Ranty mengenal Hyunjin dan baru kali ini dia melukai temannya sendiri atau lebih tepatnya sahabatnya sendiri.

Sekitar 30 menit Yeji berhasil menyuapkan makanan kemulut Felix karna mulutnya masih terluka jadi sangat susah untuk makan.

"Jadi kak kenapa bisa kaya gini?"- Yeji.

Felix menundukan wajahnya sangat dalam ingin menangis saat ini juga.

"Maaf sebelumnya"

"Maaf"

"Maaf"

"Maaf"

Hanya itu yang Felix ucapkan.

"Kak aku gamau denger kata maaf"- Ranty.

Felix menarik nafas lalu menghembuskannya secara lembut.

"Bukan aku yang bunuh Ibu kamu Ji"
.
.
.
.
.
Bersambung...

Sweet but Psycho 'Hwang Hyunjin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang