Eps. 7

868 38 0
                                    

"Tarik nafas buang pelan-pelan" instruksi Felix.

Pasien mengedan dengan nafas yang memburu dan peluh yang sudah membanjiri tubuhnya, tak absen Felix menyeka keringat tersebut.

"Dikit lagi Lix"

"Dikit lagi Bu, ayo Bu semangat! tarik nafass buang dan dikeluarin pelan-pelan Bu jangan terlalu keras"

Felix menggenggam tangan pasien dengan tangan kanannya lalu tangan kirinya sibuk menyeka keringat pasien, suami pasien ikut hadir dalam hal ini tetapi sama sekali tidak membantu.

"Dikit Lix dikit"

"Bu dengarkan saya mengedannya pelan jangan kasar"

Tak lama pasien Hyunjin dan Felix berhasil mengeluarkan bayi laki-laki yang sangat menggemaskan dengan tangisnya yang nyaring, Felix membawa sang bayi untuk di bersihkan sedangkan Hyunjin mengurus pasiennya.

"Pak tolong ajak ngobrol istrinya jangan sampai tertidur karna kita mewanti-wanti agar pasien tidak tertidur"

Suami mengangguk lalu mengajak istrinya berbicara, kata orang bila seorang Ibu melahirkan lalu langsung tertidur maka fatal akibatnya, karna sang Ibu tidak akan bangun alias meninggal dan itu sering terjadi di rumah sakit Hyunjin.

Felix selesai dengan bayinya lalu memberikannya kepada sang Ibu untuk di berikan (asi) pertama ada senyuman bahagia tercetak di bibir Felix.

"Selesai"

Felix menoleh lalu mendekati Hyunjin dan melihat hasil yang sangat bagus di mata Felix, jahitan Hyunjin sangat rapih.

"Terima kasih dokter"

Hyunjin mengelap peluh keringatnya lalu membuka maskernya dan tersenyum.

"Bukan masalah"

Hyunjin tersenyum dan di balas dengan Felix.

"Saya permisi karena ingin mengurus berkas"

"Yaa silahkan"

Hyunjin menoleh ke arah pintu untuk melihat punggung kecil Felix lalu hilang di balik pintu, tanpa sadar Hyunjin tersenyum miring.

"Permisi Pak Bu, silahkan istrihat terlebih dahulu sebelum di pindahkan ke ruangan rawat inap, saya permisi"

Setelah mendapatkan jawaban Hyunjin pergi ke ruangannya.

"Aduh hari ini Yeji pulang"

Hyunjin melirik jam ditangannya lalu sedikit berjalan cepat untuk mengambil kunci mobil di dalam ruangannya, lagi dan lagi tanpa Hyunjin sadari ada sepasang mata yang menatap punggungnya dari belakang.

"Apa Yeji selamat?"

***

Hyunjin sampai di rumah sakit, dia melangkah kearah ruangan Yeji dan setelah Hyunjin masuk, Ranty juga Yeji sedang menatap sinis kearahnya.

"Maaf, tadi rumah sakit lagi rame banget karena banyak yang lahiran dan operasi"

"Kakak lupa ya? Aku kan pulang dari jam 11 tadi seharusnya"

"Sayang maaf yaa kakak harus bantuin karyawan dulu tadi"

"Yaudah gapapa"

"Kita makan siang dulu"

"Yuk kak, aku laper"

Hyunjin melirik Ranty yang sedari tadi diam.

"Ranty kenapa?"

"Aku lagi mens jadi ga-mood dan perut aku sakit"

Hyunjin mengangguk lalu menggendong Yeji dan mendudukannya di kursi roda kemudian mendorongnya keluar.

Setelah sampai di depan mobil, Hyunjin kembali menggendong Yeji untuk duduk di kursi belakang lalu melipat kursi rodanya.

"Makan dimana ya?"

"Hemmmm aku mah terserah kakak"

"Aku juga"

Hyunjin terkekeh lalu mengambil tangan Ranty, tak lama mereka sampai di restoran yang menjual makanan Cina yang dekat dengan rumah sakit.

"Ayo pesen apaa?"

Yeji sudah duduk di kursi rodanya dengan Ranty yang di sampingnya juga Hyunjin.

"Apa ya kak? Aku bingung"

"Aku samain aja deh kaya kamu Jin"

Sambil menunggu pesanannya, Hyunjin menatap Yeji yang sedang berbincang dengan Ranty.

"Yeji cepetan ceritain kronologinya"

Yeji dan Ranty yang sedang tertawa kecil langsung menoleh kearah Hyunjin.

"Jangan ada yang di kurangin atau di lebihin"

Kalau sudah seperti ini Ranty tidak dapat mencegahnya.

"Jadi tuh kemarin aku..."
.
.
.
.
.
Bersambung...

Sweet but Psycho 'Hwang Hyunjin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang