Eps. 16

579 39 0
                                    

"Felix"- Seungmin.

Felix terkejut bahkan tubuhnya sedikit tersentak lalu dia menoleh kearah Seungmin.

"Kita sudah selesai sekarang gilaran kamu"

Felix menoleh kearah Hyunjin yang menatapnya dengan tatapan datar, semakin takut saja Felix.

"Hyunjin gu-gue minta maaf"- Felix.

Felix merasa bodoh, selama 2 jam lebih dia merangkai kata-kata hanya itu yang keluar dari mulutnya.

"Ya"

Felix menatap Hyunjin dengan mata berbinar.

"Maafin gue juga karna udah emosi sama lo dan bikin lo hampir celaka, maaf Lix gue khilaf itu semua di luar kendali gue, gue cuma dendam..."

"... ma-maaf Lix hiks... lo sahabat gue ta-tapi gue malah bikin lo celaka dan gue nyesel Lix, terlebih dengan Ba-Bangchan hikss..."

"... tapi sekarang itu semua ga penting, gue udah belajar ikhlas sepenuh hati atas kematian Ibu gue dan sekarang yang terpenting itu adalah mereka"

"Hyunjin gue juga minta maaf, gue terpaksa melakukan ini karna gue di ancem sama Chan dan eluarga gue ancemannya Jin, maaf sekali lagi Jin karna gue lo kaya ini"

Hyunjin berusaha tersenyum lalu mengangguk seketika kepalanya sangat sakit, reflek Hyunjin melepas genggamannya dari tangan Ranty lalu menjambak rambut lebatnya sendiri.

"AKKHHH"

Semuanya panik bahkan Yeji dan Ranty sudah menangis.

"Hyunjin bangun sayang"

Hyunjin pingsan, di sandaran sofa. Dengan cepat teman-teman Hyunjin membopong Hyunjin ke kamarnya diikuti dengan Ranty dan Yeji.

Mereka membaringkan Hyunjin di atas ranjang besarnya dengan sangat hati-hati, seolah-olah Hyunjin benda yang sangat rapuh.

"Tidak apa, ini hanya efek karna dia terlalu memaksa untuk berfikir saat sesi berbicara dengan kami"- Seungmin.

"Hyunjin hebat, dia sudah hampir sembuh"- Jeongin.

"Mungkin sebentar lagi dia akan bangun"- Felix.

"Yaa hanya sebentar dan Ranty juga Yeji aku sarankan untuk memantaunya"- Jisung.

Yeji dan Ranty mengangguk.

"Sshh~"

"Sayang"

"Kak, ini aku Yeji"

Hyunjin merasa kepalanya masih sakit, tetapi tidak seperti tadi lalu dia tersenyum kearah Yeji juga Ranty.

"Jangan nangis, aku gapapa jangan terlalu banyak pikiran atau stress, ingat Ran kamu lagi hamil"

"Demi apa?"- Jeongin.

"Udah 2 minggu Jeong"

"Wah pasti dia akan sangat lucu"

Hyunjin bangkit dari tidurannya lalu duduk di atas ranjang.

"Makanya ayo mulai lagi terapinya gue pengen cepet-cepet nikahin dia"

"Dasar psikopat gila"- Felix.

"Udah lu kan dokter bisa lah sembuhin diri lu sendiri hehe"- Jisung.

"Kira-kira gue udah berapa persen?"

"Hemm sekitar 80% lah"- Seungmin.

"Masih ada sesi berikutnya Hyunjin"- Jeongin.

"Okeee kita lanjutkan besok"

"No! seminggu kemudian"- Felix.

"Kenapa?"

"Gue harus balik ke rumah sakit, kesian Woojin sama yang lainnya"

"Lusa deh seminggu kelamaan gue juga mau ke rumah sakit"

"Yaudah lusa"- Jeongin.

"Yaudah kita pamit ya Jin"- Seungmin.

"Yaa makasih banyak yaa"

Semuanya mengangguk.

"Yeji tunggu sini ya, kakak mau anterin mereka kedepan"

"Iya ka"

Ranty dan lainnya pergi meninggalkan kamar Hyunjin.

"Tapi serius de, kakak mau nikahin kak Ranty dan bikin anak yang banyak biar jadi pamain sepak bola, kamu setuju kan?"

"..."
.
.
.
.
.
.
Bersambung...

Sweet but Psycho 'Hwang Hyunjin'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang