Work kedelapan SugaMinNa
Di buang sayang.
Kumpulan cerita Oneshoot yang bisa membuat bayi SGM menangis histeris sangking bapernya.
Jangan baca ... membuat kalian bakal gila mendadak.
Sebagian sudah ada yang dibuat cerita versi panjangnya
17 Juli 2018
Bagi yg pernah baca seluruh cerita mina di work Oneshoot ini, pasti ngeh cerita ini sambungan dari cerita yang mana... yuhuuu..
Kecup basah mina dari Jimin bibir berlapis dititip ke Yoongi kang tambal ban :*****
***
Yong Saeng
Kehidupan Yang Abadi.
Seorang remaja delapan belas tahun itu duduk di taman belakang rumahnya yang sangat indah. Benar-benar indah. Mungkin sebagian orang tidak akan tau bahwa di belakang rumahnya memiliki taman dengan dipenuhi tanaman mawar berbagai warna.
Dan mawar kuning yang paling mendominasi.
Benar-benar indah.
Fakta selanjutnya adalah, mawar itu ditanam sendiri oleh ayahnya tanpa bantuan siapapun. Dan sekali lagi, ini benar-benar indah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Waktu kecil ia sering menanyakan pada sang ayah, mawar mana yang paling ayahnya suka.
Dan tanpa berpikir sedikitpun, ayahnya langsung dan selalu menyebut mawar kuning.
Sampai umurnya lima belas tahun, Yong Saeng mengetahui segalanya. Siapa dia, dan apa arti mawar kuning untuk ayahnya.
"Maaf, Appa pikir tadi tidak macet."
Yong Saeng tersenyum tatkala mendengar suara sang ayah yang sudah pulang bekerja. Sangking indahnya taman yang dibuat ayahnya, Yong Saeng tidak menyadari jika ayahnya sudah pulang.
Remaja pria itu menggeleng, "Tidak apa-apa, aku juga baru sampai dan saat berniat mengambil minum, taman ini selalu mengalihkanku."
Yong Saeng bisa melihat bagaimana kepala sang ayah menoleh pada taman. Dan tentu mata sang ayah hanya terpaku pada bunga mawar kuning yang berada di ujung sebelah kanan.
Hati Yong Saeng langsung terasa hangat. Ia bisa melihat tatapan mata sang ayah seperti menemukan tempat untuk pulang dan menuntaskan dahaga kerinduannya.
"Sangat indah," gumam sang ayah.
Yong Saeng mengangguk kecil. Ia kembali memperhatikan taman bunga dan kembali jatuh pada mawar kuning.
Mereka mengambil jeda diam untuk beberapa lama. Memberi ruang untuk diri sendiri menikmati apa yang mereka butuhkan.
"Yong Saeng-ah," panggil sang ayah.
"Ne Appa," jawabnya sopan.
"Min Yong Saeng," lanjut sang ayah.
Yong Saeng langsung tersenyum. Sungguh, hal yang paling favorit dalam hidupnya adalah saat sang ayah menyebutkan namanya. Seperti penegasan bahwa dirinya adalah mutlak milik ayahnya seorang.
Tampak helaan napas dari sang ayah. Yong Saeng tidak bodoh saat ayahnya menyuruh untuk menemuinya sepulang kerja. Beberapa hari yang lalu, sang nenek memberi kabar padanya jika hubungannya dengan Haneul sudah diketahui oleh ayahnya.
