Keterikatan

832 76 0
                                    

Selamat bermain~

Ya, hari ini Albertine sengaja memasak untuk Rafael. Ntahlah tetapi seperti ada rasa yang berbeda padanya, dan Albertine berniat untuk membuatkan makanan untuk pria tersebut.

Perlahan sesaat hendak bertemu dengan Rafael, gadis tersebut terhenti. Ia mendengar seluruh pembicaraan Rafael dan asistennya mungkin? Albertine tidak tahu. Gadis tersebut terpaku mendengar penjelasan tersebut.

Memang ini bukanlah pertama kali bagi Albertine mengatahui hal tersebut. Ia juga pernah mendengar hal tersebut dari Anna. Akan tetapi Anna tidak mengatakan bahwa dirinyalah alasan peperangan, dirinyalah yang akan menjadi tumbal.

Dan juga Alrick sisi wolf Rafael juga tidak terlalu menjelaskan sesuatu. Pria tersebut hanya mengatakan bahwa dirinya adalah matenya, kekasih Alrick(Rafael).

Sesaat ia teringat akan yang dilakukan Alrick saat bersamanya. Sebuah ciuman yang menggambarkan sebuah peperangan. Albertine tak menyangka bahwa dirinya lah alasan peperangan tersebut.

Sial! Saat hendak pergi Albertine tanpa sengaja menginjak sesuatu yang membuat suara yang lumayan keras. Dan? Yasss Albertine ketahuan saat ini. Rafael yang berada diujung sana menatap gadis tersebut dengan tatapan dingin dan tajam. Albertine perlahan mundur dan teringat akan yang ia berikan.

"Ma-maaf, aku hanya ingin memberikan ini" Ujar gadis tersebut terbata dan menaruh tempat makanan yang sudah terbungkus di atas meja kecil yang tidak jauh dari tempat Albertine saat ini berdiri.

Saat Albertine hendak pergi, asisten Rafael berjalan mendahului gadis tersebut, membuat gadis tersebut bingung karena saat ia ingin keluar. Asisten tersebut beralih pergi dan menutup pintu tersebut dari luar.

Albertine yang ingin pergi berusaha keluar akan tetapi nihil, pintu tersebut tak bergerak sedikit pun? Apa yang terjadi—— Saat Albertine ingin berbalik badan ia terhenti dan terkejut melihat Rafael yang sudah berada dihadapannya dengan jarak yang bisa dibilang sangat dekat.

"A-aku——" Albertine sengaja menggantungkan perkataannya karena ia sendiri bingung apa yang akan ia bicarakan.

Rafael hanya menatap gadis tersebut dengan tatapan dingin dan beralih mengunci pergerakan dan mempersempit ruang gerak Albertine.

"Kau mendengarnya?" Tanya Rafael dengan nada ketus. Albertine terdiam ia merasa takut akan perubahan sikap Rafael. Tak kunjung mendengar jawaban yang diinginkan Rafael, pria tersebut mendekatkan dirinya pada gadis tersebut menatap lama wajah gadis yang berada dihadapannya.

Iris mata yang sedikit menarik perhatian Rafael saat pertama kali gadis itu datang. Mata biru yang bercampur warna kecokelatan tersebut terlihat indah dan hidung kecil yang membuat Rafael ingin mencubitnya gemas dan bibir kecil yang membuat Rafael——Ah lupakan!

Belum berhenti dari situ, tatapan Rafael turun melihat leher jenjang gadis tersebut, lambang yang ia lihat sebelumnya tidak terlihat. Seolah tak pernah ada, lambang tersebut hilang tak berjejak.

"Kau matenya! Kau bisa berbuat apapun!"

Seketika suara Alrick mengisi pikirannya. Memang benar apa yang dikatakan Alrick, bahwa Albertine adalah matenya dan dia bisa berbuat apapun meski Albertine menolaknya.

"Apa yang kau tunggu! Cepat tandai dia!!!" Pinta Alrick membuat Rafael sedikit bingung.

Sesaat pikiran kotor Rafael menyelimuti pria tersebut. Perlahan tanpa sadar pria tersebut mendekatkan wajahnya pada Albertine. Gadis tersebut diam membeku. Wajah mereka begitu dekat bahkan bisa dibilang sangat dekat.

Rafael perlahan mendekatkan dirinya, Albertine perlahan menutup kedua matanya. Kedua mata yang membuat pria tersebut terobsesi untuk menatapnya setiap saat. Saat Rafael mengusai dirinya. Membuang seluruh pemikiran kotornya dan beralih menyatukan keningnya dengan Albertine dan membuat kedua hidung mereka ikut menyatu.

"Jangan ulangi lagi, mengerti?" Ujar Rafael sambil menjauhi Albertine. Pria tersebut tersenyum lembut dan beralih mengambil makanan yang dibawa oleh Albertine.

"Aku akan memakannya. Terimakasih" Rafael segera membawa makanan tersebut dan memakannya meninggalkan Albertine yang masih diam terpaku.

Disela makannya Rafael memindlink Alrick yang marah karena kelakuan Rafael.

"Belum saatnya"

⌚⌚⌚

"Tapi ibu, apakah semuanya tidak bisa dihentikan? Kenapa harus Albertine yang menjadi korbannya?" Hydrilla mendesah pasrah setelah mendengar perkataan sang ibu.

Hydrilla keturunan Iblis sejati, gadis yang menyamar menjadi manusia dan hidup didalam lingkungan manusia. Berusaha untuk mencari siapa pemilik kekuatan suci tersebut dan beralih menjadi anak seorang manusia.

"Kau sudah tahu bukan? Peperangan itu tidak bisa dihindari dan bukankah kau sendiri yang bersemangat akan hal itu?"

Hydrilla mengusap wajahnya pasrah. Benar yang dikatakan sang ibu bahwa dirinyalah yang menginginkan hal seperti ini.

"Hm, apa kau sudah bertemu dengan Felix?"

"Pria brengsek yang mengirimku kesini?!" Ujar nya ketus. Sang ibu tertawa sekilas dan mengelus pucuk kepala anaknya.

"Bagaimanapun juga dia sepupumu Hydrilla. Dia yang menolong ibu saat kau berpergian"Sang ibu tersebut beralih menatap sang anaknya ada sesuatu hal yang ingin ia tanyakan kepada Hydrilla.

"Temanmu itu matenya Felix bukan?"

"Siapa?"

"Yang keturunan were wolf itu" Hydrilla seketika mengerutkan keningnya bingung.

"Aku tidak punya teman were wolf ibu, temanku manusia semuanya terkecuali Tania, dia seorang penyihir" Ujar gadis tersebut dengan serius dan menatap sang ibu.

"Sungguh, apa kau tak bisa merasakannya?Temanmu itu sebenarnya bukan manusia. Hanya satu diantara mereka yang manusia.Dan temanmu Albertine, dia telah terikat lama dengan saudaramu Lucifer"








Nah, sekian dari Author~
Maaf Author gak bisa jelasin satu-persatu.
Jangan lupa Vomment ya guys;")

REINKARNASI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang