"Eh, Fir lo udah punya target cogan disini belum?" tanya seorang siswi pada temannya yang kini berada di depannya.
"Maksudnya target cogan apaan, Ser?" tanya Safira bingung.
Serly. Nama siswi yang kini ada dihadapan Safira. Teman baru Safira di Erlangga High School karena kebetulan mereka dari kubus yang sama saat MOS. Serly memutar bola matanya malas. "Masa lo gak tau?! Disekolah ini buanyak banget yang namanya cogan! Alias cowok ganteng! Nah mumpung kita sekolah disini. Sekalian kita targetin cogan" jelas Serli antusias.
Safira tersenyum dan sudah membayangkan target cogannya. "Gue udah punya!" Sentak Safira menggebrak meja kantin membuat perhatian penghuni kantin melihat ke arahnya.
"Udah? Siapa?" Tanya Serly bersorak senang.
"Lo juga pasti tau target cogan gue siapa. Karena target cogan gue yang satu ini terkenal. Ganteng, wangi, rajin, baik, pokoknya idaman banget deh"
"Siapa namanya?"
"Oh my god! Dia ada disini" teriak Safira tertahan.
"Hah? Yang mana?" Tanya Serly melirik ke belakang dan sekitarnya.
"Itu yang baru masuk kantin trus lagi jalan sama cewek tomboy" tunjuk Safira menatap ke belakang Serly.
Serly memutar kepalanya ke belakang dan melotot saat tahu siapa target temannya. "Gila! Serius itu target lo?!"
Safira menggangguk cepat. "Iya! Ganteng'kan?! Iya lah idaman gue banget!"
"Fir, asal lo tau! Dia itu ketos terus menurut seluruh penghuni sekolah ini. Dia itu cowok paling aneh! Dia sering kepergok sama siswa lain lagi ngomong sendiri di tempat sepi. Trus lagi dia pernah tiba-tiba terkejut dilorong. Padahal dilorong itu gak ada yang ngegetin dia. Aneh banget'kan? Udah gitu muka dia datar dan dingin sama kayak tembok! Oh jangan lupakan wajah pucatnya juga!"
"No Freak! Dia itu gak aneh! Jangan hujat target gue! Ok?!" Balas Safira tajam. "Tapi lo tau cerita itu dari mana? Lo'kan masih baru sama kayak gue"
"Jangan salah! Gini-gini gue punya banyak kenalan di sini" sombong Serly menegakkan badannya dan mengibaskan rambut hitamnya ke balakang.
Baru saja Safira akan membalas ucapan Serly. Tapi terpotong oleh seseorang yang memanggil namanya.
"Safira" panggil seseorang dibelakang Serly.
Safira mendongak dan melihat targetnya ada disini. "Hai, kak Al" sapa Safira melambaikan tangannya semangat.
Alvian bergumam pelan membalasnya. "Kenapa kalian masih ada disini? Semua peserta MOS udah balik ke ruangan" ujar Alvian datar.
Safira melihat sekitar dan benar saja. Di kantin ini peserta MOS hanya ada dia dan Serly. Tidak terasa membicarakan target membuat mereka berdua lupa waktu. Tapi ada seseorang yang memperhatikannya dari meja yang berjarak dua meja lainnya. Orang itu kakak kelasnya, dan orang itu adalah cewek tomboy yang tadi berjalan dengan Alvian. Gila! Tatapannya tajam banget. Fikir Safira.
"Lah, iya ya" gumam Safira pelan. Padahal perasaan mereka baru saja sampai.
"Kamu balik ke ruangan. Kalo kamu safira, ikut aku" titah Alvian berlalu.
"Kok dia tau nama Safira, sih?" Batin Serly penasaran.
"Siap!" Balas Safira berdiri dengan semangat.
Tanpa banyak bicara Safira mengikuti langkah Alvian dengan cepat.
"Kita mau kemana, kak?" Tanya Safira menyamai langkahnya.
Alvian tidak menjawab, dia tetap berjalan ke arah entah dimana. Karena Safira belum terlalu tahu tata letak semua ruangan di sekolah ini. Namun yang pasti, mereka berjalan ke lorong yang sepi.
Mereka berdua berhenti di sebuah lahan luas dengan banyak tumbuhan hijau. Ada juga pohon beringin di tengah lahan. Hm... Kayak Taman. Fikir Safira. Alvian duduk dibawah pohon beringin disusul dengan Safira.
"Seru ngeghibah nyah?" Tanya Alvian menghadap Safira.
"Ngeghibah?" Bingung Safira.
"Di kantin"
Seketika Safira baru konek bahwa Alvian sedang bicara ke arah dimana dia dan Serly membicarakan tentang target. Safira tersenyum lebar. "Ya serulah orang ngeghibahnya tentang cogan"
"Siapa?"
"Kakak!" Jawab Safira dengan cepat.
Alvian meneguk ludahnya susah payah. Sial! Kenapa Alvian jadi gugup seperti ini! Padahal Safira hanya mengucapkan kalimat yang singkat. Tapi itu membuat jantung Alvian berdebar kencang.
"Kok dighibahin?" Tanya Alvian tiba-tiba penasaran sembari mencondongkan badannya dekat dengan Safira.
"Kakak mulai kepo, ih. Hati-hati nanti sayang loh, kak" goda Safira mengedipkan sebelah matanya.
Menjauhkan tubuhnya dari Safira. Dia berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Kamu harus tanggung jawab"
Safira membulatkan matanya terkejut. "Kakak hamil?!" Tanya Safira sedikit meninggikan suaranya karena terkejut.
Alvian lebih terkejut dengan pertanyaan Safira. Pertanyaan macam apa itu?! Alvian'kan laki-laki masa hamil.
"Hush.. Ngomong kok ngawur" ujar Alvian menyentil bibir Safira dengan jarinya.
Safira mengaduh mengerucutkan bibirnya kesal. "Sakit tau! Trus kalo gak hamil apa?"
"Emangnya kalo tanggungjawab mesti hamil? Enggak'kan?"
"Jadi maksud kakak tanggung jawab apa?"
"Tanggung jawab karena kemarin kamu bikin muka ganteng aku menurun. So, kamu harus turutin permintaan aku selama 3 hari. Setelah MOS selesai"
Safira tersenyum senang. "Ini mah rezeki namanya. Bukan hukuman" batin Safira senang.
"Yah kok cuma 3 hari, kak. 1 bulan aja" nego Safira membuat Alvian bingung.
"Oke. Satu bulan"
"Yes!" Teriak Safira girang.
"Yaudah. Kamu balik gih ke ruangan. Kalo ada kakak OSIS yang bimbing kamu nanya. Bilang aja abis di panggil sama Alvian"
"Oke, siap. Kakak tampanku. Bye-bye. Muachhhh" balas Safira berlalu dari Alvian.
"Yeah! Akhirnya gue bisa deketan sama dia. Gue bakal jadiin dia pacar gue nanti"
•••
"DORRRRRRR"
"Buset, Do! Apaan sih lo?! Kaget gue tau gak!" amuk Safira mengusap dadanya.
Edo. Peserta MOS sama sepertinya. Dia salah satu teman Safira dari SMP. Sangat di sayangkan Edo tidak satu gubus dengan Safira. Padahal saat di SMP Edo dan Safira selalu menempel. Lebih tepatnya Edo yang selalu nempel pada Safira.
Salah satu kejahilan Edo ya ini contohnya. Mengagetkan Safira di pintu kelas saat Safira akan pulang.
Edo tersenyum lebar tanpa dosa. "Sorry, Fira-ku. Oh ya, lo pulang bareng gue ya"
"Males!" ketus Safira.
"Fira, besok lo mesti kasih gue penjelasan soal tadi sama Kak Al!" ujar Serly yang baru saja keluar dari ruangan.
"Berisik, Serly! Cukup ini rahasia kita berdua!" bisik Safira pada Serly yang langsung dianggukinya.
"So? Lo pulang sama gue. Gue jamin diperjalanan bakal gue layani layaknya princes" goda Edo mengedipkan sebelah matanya membuat Safira tersenyum senang.
"Dia gak pantes jadi princes!" sahut Alvian datar menghampiri Safira.
Safira mengerucutkan bibirnya kesal. Huft! Dia harus lebih tahu diri setelah ini.
"Tapi dia pantas jadi My Queen" lanjut Alvian menggerakkan tangan kanannya untuk menggenggam telapak tangan Safira.
•••
Ig : key.natina_
Jangan lupa vote, comment and follow me😗😍
KAMU SEDANG MEMBACA
CF2 # No Freak(Hiatus)
HorrorAlvian Wijaksana Erlangga. Cowok berkulit putih pucat. Dengan mata hitam pekatnya yang terkadang tajam kadang terlihat sayu. Cowok pendiam dan sosok misterius menurut seluruh murid Erlangga High School. Alvian memiliki anugrah yang diberi sang penci...