Safira dengan cepat membereskan alat tulisnya saat bel istirahat berbunyi. Dia ingin segera keluar kelas dan menuju kantin untuk menemui Alvian. Seperti perjanjian yang dibuat Alvian untuk menuruti perkataannya selama satu bulan. Mengabaikan panggilan Serly, Safira terus melangkah dengan semangat menuju kantin.
For your information guys ternyata Safira satu kelas dengan Serly dan Edo.
Begitu sampai di kantin yang sudah di padati oleh hampir semua murid. Safira mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Alvian. Memang Alvian tidak menyuruhnya untuk bertemu saat ini. Tapi saking semangatnya, Safira ingin segera berhadapan dengan Alvian dan menerima semua suruhan Alvian. Anggap saja Safira gila karena rela di suruh ini itu oleh Alvian. Tapi jika dengan cara ini dia bisa berdekatan dengan Alvian. Kenapa tidak?
"Kok gak ada?" gumam Safira tidak menemukan Alvian di seluruh penjuru kantin.
Lalu matanya menelisik merasa ada yang memperhatikan dari arah meja pojok kantin. Saat ia mendongak, dia melihat seorang gadis tomboy yang sedang memperhatikannya tajam.
"Itu bukannya cewek yang sama Kak Al" ujar Safira mengingat saat masih MOS dia melihat Alvian dengan gadis itu. Gadis tomboy itu tidak sendirian! Ada dua orang lainnya. Tapi, ada satu orang yang Safira kenal. Yaitu Linda. Adik bungsu Alvian ada disana. "Aku tanya ke Linda aja ah"
Langkah Safira tidak terburu-buru juga tidak lambat. Dia berjalan dengan langkah sedang. Sebenarnya dia ragu untuk ke meja sana, terlebih dengan tatapan tajam gadis tomboy itu yang tidak berhenti menatapnya.
"Linda" panggil Safira membuat ketiga orang yang duduk di sana menoleh ke arahnya.
Yang di lihat oleh Safira, pandangan ketiga orang tersebut berbeda-beda. Satu, gadis tomboy itu yang masih terus menatap tajam. Dua, satu laki-laki yang duduk di samping Linda menatapnya dengan berbinar juga.. nakal? Tiga, Linda yang menatapnya dengan senyum polos.
"Halo, Kak Fira" sapa Linda melambai tangannya.
"Ha..halo, Lin" balas Safira tersenyum kikuk.
"Wah.. Lo temennya Linda?" tanya seorang laki-laki antusias yang berada di samping Linda.
Safira menggeleng lalu mengangguk membuat laki-laki dan gadis tomboy itu bingung.
"Lo adek kelas yang pernah cakar muka Al, kan?" sinis gadis tomboy itu.
"Aduh. Cewek ini siapa? Tatapannya bikin gue takut, apalagi auranya. Mana sinis lagi" batin Safira menggigit bibir bawahnya gugup.
"Kenapa mendadak diem? Bisu lo?" sentak gadis tomboy itu.
"A..anu, Kak. Emm.. Waktu itu aku gak sengaja"
Plak
"Ups... Gue juga gak sengaja"
Semua yang ada di kantin terbelalak melihat gadis tomboy itu menampar Safira. Terlebih Belinda yang menatap horor gadis itu.
"Kak El, kenapa tampar Kak Fira?" tanya Linda berdiri lalu menghampiri Safira yang menunduk takut.
"El, apaan sih lo?! Jangan maen kasar dong!" bentak laki-laki yang tadi dekat Belinda.
"Lo belain dia? Harusnya lo juga kasih tamparan ke dia! Gara-gara dia, muka Al jadi banyak bekas cakaran!"
"Tapi aku bilang'kan gak sengaja!" bentak Safira menatap tajam gadis yang di sebut El itu.
Sudah habis kesabaran Safira. Eh, memang dasarnya Safira tidak pernah sabar jika sudah menyangkut harga dirinya. Gadis di depannya ini sangat angkuh dan sombong. Dia berani menamparnya tanpa alasan jelas. Safir sudah bilang tidak sengaja. Tapi gadis ini malah membuat Mahakarya di wajahnya. Terlebih hatinya panas saat mengingat waktu saat MOS gadis ini bersama dengan Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
CF2 # No Freak(Hiatus)
KorkuAlvian Wijaksana Erlangga. Cowok berkulit putih pucat. Dengan mata hitam pekatnya yang terkadang tajam kadang terlihat sayu. Cowok pendiam dan sosok misterius menurut seluruh murid Erlangga High School. Alvian memiliki anugrah yang diberi sang penci...