VOTE BEFORE YOU READ ~ THANKS
Warning!! Typo. Gaje.
Tolong baca Note dibawah cerita ini ya~
Author's POV
Nine masih terbayang kata-kata Davika. "Karena aku merasa bukan diriku setelah aku meninggalkanmu."
"Apakah mereka akan kembali bersama setelah kejadian hari ini? Lalu bagaimana dengan aku dan bayi ini nantinya? "
Nine memandang lirih kearah perutnya, mengusapnya dengan perlahan. "Anakku sayang, kau masih memiliki aku meski ayahmu nanti akan pergi meninggalkan kita dan kembali pada cinta pertamanya." lirih Nine. Seketika air mata Nine turun membasahi kedua pipi chubby nya, dia tak bisa menahan lagi hatinya terasa sesak merasakan perasaan yang tak menentu.
"Pak. Antarkan saya ke alamat ini sekarang." pinta Nine seraya menunjukan sebuah alamat kepada supir taksi.
"Baik nona."
"Mungkin aku harus menahan diri untuk saat ini. Aku tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan." pikir Nine di dalam hati.
Taksi melaju dalam kecepatan normal menuju alamat yang di pinta oleh Nine.
"Sudah sampai nona." ucap supir taksi tersebut menyadarkan Nine dari lamunannya sedari tadi.
Nine memandang dengan bimbang ke arah sebuah rumah mewah di depannya.
"Ini pak. Terimakasih." Nine menyerahkan beberapa lembar uang kepada supir taksi tersebut dan segera keluar membuka pintu taksi dan berjalan mendekat ke arah pintu pagar.
"Nona ini uang kembaliannya." teriak supir taksi tersebut namun diabaikan oleh Nine. Supir taksi tersebut hanya mengedikkan bahunya lalu pergi meninggalkan area rumah mewah tersebut.
Nine berjalan masuk melewati pos satpam dan pergi berlalu begitu saja saat melihat dua satpam sedang tertidur nyenyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please Don't Hate Me //JoongNine //ChenNine //CheNine //J9
FanfictionJOONGNINE ada di cerita ini. #J9 shipper ayo merapat. 𝙎𝙐𝙈𝙈𝘼𝙍𝙔 : 𝙄𝙛 𝙩𝙝𝙚 𝙀𝙖𝙧𝙩𝙝 𝙙𝙞𝙙 𝙣𝙤𝙩 𝙚𝙭𝙞𝙨𝙩, 𝙩𝙝𝙚 𝙈𝙤𝙤𝙣 𝙬𝙤𝙪𝙡𝙙𝙣'𝙩 𝙚𝙭𝙞𝙨𝙩 𝙚𝙞𝙩𝙝𝙚𝙧. 𝙔𝙤𝙪'𝙧𝙚 𝙈𝙮 𝙀𝙖𝙧𝙩𝙝 𝙖𝙣𝙙 𝙄'𝙢 𝙮𝙤𝙪𝙧 𝙈𝙤𝙤𝙣. 𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍...
