halo smuaa.. sejujurnya ini adalah karya ku yang pertama sekali.. aku berharap kalian dapat menikmatinya. mungkin akan banyak kesalahan penulisan atau alurnya yang mulai membosankan aku berharap komentnya agar aku lebih semngd dalam menulis. klo misalnya ada kritik dan saran yang membangun kenapa tidak ya kan? hehehe.. dont be silent yaa.. klo kalian suka di vote yaaaa.... langsung ajaa....cekidot ^-^
@@@@@
"Mine.... Sakurada Minee.." Teriak seorang wanita paruh baya sambil membuka pintu kamar ku dengan kasar dan berteriak dengan kencang. " hey.. ini sudah jam 7 pagi dan kamu masih tiduran saja?? liad kakakmu Rina.. dia bahkan sudah menyelesaikan makannyaa dibawah... gadis apa kamu ini !!!"
Mine seolah tak mendengar kemarahan ibunya yang jelas-jelas ditujukan kepadanya. "yaa.. ibu.. " jawabnya sambil mengambil handphone di meja sebelah kasurnya untuk melihat jam. " haaaaaaaaa... ak telat!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak Mine sekencangnya sampai tetangga pun bahkan 1 kompleks perumahan itu pun dapat mendengarnya
Mine pun dengan langkah seribu kaki langsung menuju kamar mandi dan 10 menit kemudian Mine pun turun dari kamarnya yang berada di lantai 2 menuju dapur untuk sarapan pagi.
sebelum tepat menuju dapur mine dapat mendengar bagaimna ayah,ibu dan kakaknya Rine sedang tertawa lepas sambil mengobrol. Mine bersumpah bahkan ayahnya saja tidak pernah tertawa selepas itu didepan mine.
" Ibu ayah selamat pagi" kata Mine dengan sedikit menunduk dan tidak berani melihat wajah kedua orangtuanya.
"Rine akan diantar oleh supir ayah antar hari ini. jadi kamu naik busway aja. itu menjadi hukuman bagimu karena tidak bisa bangun cepat. lihat kakak mu Sakurada Rine yang selalu membanggakan ayah dan ibu. dy bahkan juara umum tahun ini dan punya pacar yang kaya dan tampan. mengapa kamu tidak bisa seperti kakakmu? kamu hanya selalu membuat kami malu. bahkan bangun pagi saja kamu tidak bisa"
Mine dapat melihat langsung ekspresi berbeda ayahnya tadi dan dilihatnya Rine yang tersenyum sinis terhadap mine.
"Ayah.. tidak apa-apa. mine bisa ikud dengan Rine di mobil. kasihan kan dy selalu naik busway. Rine tidak akan terjangkit virus dy kan" jawab Rine smbil tertawa polos tanpa dosa.
"tidak..." Ayah tidak mau kamu terjangkit virus anak itu." tegas ayahnya lagi
Mine yang tidak enak hati pun langsung menengahi pembicaraan "tidak apa-apa Rine.. aku akan naik busway saja. Ayah, ibu, kakak. aku dluan saja" kata Mine langsung meninggalkan rumah tanpa sarapan sedikit pun.
Ketika mine hendak membuka pagar rumah yang terbilang cukup besar dan mewah tersebut tiba-tiba Mine merasakan seseorang memegang pundaknya dan mine pun menoleh dan melihat seorang wanita sebayanya yang sangat cantik sedang menatapnya datar..
"kakak"
tiba-tiba Rine pun mendekatnya bibirnya ditelinga adiknya semata wayang itu dan berbisik.
"satu hal Mine.. jangan pernah memanggilku kakak." suara rine terdengar seperti mengancam.
"disekolah, dirumah atau dimanapun kamu melihat aku.. jgn pernah aku mendengar kamu menyebutkan aku dengan kata-kata menjijikkan seperti itu. karena bagiku aku tidak pernah punya adik"
"baik k.a.. eh.. Rine" jawab Mine menunduk menahan tangisnya lalu Mine pun berlari meninggalkan kakaknya yang sedang menatapnya datar bagaikan melihat musuh abadinya.
@@@@@@@@@@@@@
MIne pun menangis.. dadanya merasa sangat sesak dan hampir pecah. Mine menangis karena dia merasa dia sendiri saja berada didunia ini. tidak ada yang pernah menyanyanginya. kenapa ayah dan ibunya memperlakukannya. kenapa dia harus dia dilahirkan didunia ini. mine tidak pernah mendapat kebahagiaanya..
Mine yang sudah berada di bangku busway dengan mata berlinang tiba-tiba dikejutkan oleh seorang laki-laki yang duduk disebelah kursi busway tersebut.
"ehem... " pria itu membuka percakapan dengan sangat formal smbil menyerahkan sebuah sapu tangan berwarna hijau ke depan mine.
melihat perlakuan pria.. mine secara refleks melihat wajah pria itu dan dilihatnya seorang malaikat dengan wajah tampan dan tenang.. yang sedang tersenyum sangat lebar. giginya yang berbaris putih memperlihatkan bahwa pria itu sangatlah ceria bukan seperti dirinya yang selalu murung.
"terimakasih tuan..." jawab mine
"Asaoki Ichi... " katanya sambil sambil hendak menyalam tangan Mine.. "dan.. Miss.."
"Sakurada Mine. Saya Murid SMU A Gakuen Kelas XII" kata mine sambil menjabat tangan pria yang bernama Ichi itu.
"wah kebetulan sekali.. aku murid pindahan ke SMU A Gakuen.." kata Ichi smbil tertawa riang dan mine sangat menyukai tawa ceria pria ini.. " Aku kelas XII uga dan ini hari pertama aku pindahan dari kota Kyoto. sepertinya kita bisa bersahabat"
oh tuhan.. ini pertama kali Mine dapat berbicara dengan pria selain ayahnya karena orangtua dan rine selalu menjauhkan mine dari makhluk yg berjenis pria.
" aku akan melakukan yg terbaik" jawab mine snyum dengan sangat manis
"klo begitu jangan menangis lagi.. janji? " jawab Ichi sambil membuat janji kelingking yang sedang menjadi tren di jepang
" janji..." kata Mine smbil mengikatkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Ichi smbil tertawa sangat lepas dan mine merasakan bahwa ini adalah pertama kali mine dapat tertawa tanpa beban didepan seorang pria yang baru saja dia kenal yang menjadi sahabat barunya sekarang.
" ada apa Ichi..? kenapa kamu melihatku dengan ekspresi terkejut begitu? apa aku sangat jelek ya?" tanya Mine menunduk
secara refleks Ichi memegang rahang wajah mine dan menegakkan wajahnya"bukan Mine.. kamu.. hanya mirip dengan seseorang kenalanku saja" Ichi tertawa dengan sangat lebar
"oowh.. hahaha.. kamu mengejutkanku saja.. eh Ichi kita sudah sampai sekolah. Ayo turun. Hari ini aku akan menjadi bodyguardmu" kekeh Mine hendak turun
"ayo." jawab Hyogo.. " Mine.. kamu mirip dengan seseorang yang dlu pernah ku cintaa dan meninggalkanmu tanpa ucapan selamat tinggal" bisik Ichi pada dirinya sendiri...
KAMU SEDANG MEMBACA
Watashi Wa Ikimasu (Aku Akan Pergi)
Teen FictionKenapa? Kenapa... selalu kakak yang dapat segalanya.. kenapa aku tidak cantik sepertinya? kenapa aku selalu diasingkan ketika bersamanyaa.. bahkan ketika cinta pertamaku Yasufuku Hyogo lebih memilih kakak daripada aku..!!