Cinta Dalam Doa *15

696 17 2
                                    

"Apa? Dijodohin? Pah sekarang jaman sudah canggih yakali kakak mau dijodohin," Radey menatap tak percaya Papah nya ingin menjodohkan salah satu kakaknya dengan anak dari sahabat lama nya.

"Loh kok kamu sih yang kaget, kan bukan kamu rad yang akan dijodohkan," Mamah Putra yang bernama Zalfani Eka Nurprasetya —yang dipanggil Mamah Zalfa—.

"Ya tapikan setidaknya mah, kenapa harus kakak aku? Kenapa nggak aku saja jika anak sahabat papah itu cantik."

Ruangan yang sedang ditempati oleh Putra, Radey, Mamah Zalfa, Nadine dan Papah Rizky kini tiba-tiba hening karena mendengar pernyataan dari Radey yang entah itu candaan atau serius. Dan tiba-tiba saja Radey berdehem pelan agar mencairkan suasana yang begitu hening.

"Ya nggak sih bercanda, masa iya aku yang ganteng ini mau dijodohin, padahal kan aku bisa aja mencari perempuan diluar sana yang lebih cantik," Seketika Putra menjitak kepala Radey pelan, ia sedikit kesal karena Radey bercanda di waktu yang serius. Namun Radey malah tersenyum kikuk, Papah Rizky dan Mamah Zalfa hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala nya melihat kelakuan anak sulungnya itu selalu seperti itu.

"Gimana Put, kamu mau gak? Papah gak akan maksa kamu, jika mau ya Alhamdulillah, dan jika tidak ya sudah masa iya papah mau memaksakan kehendak papah sendiri. Karena nanti yang menjalankan rumah tangga kalian, bukan papah."

Sebenarnya Putra sudah memiliki seseorang didalam hatinya, yang selalu ia selipkan namanya didalam sujud dan doa di sepertiga malam. Namun, Putra juga tak ingin papah nya kecewa. Meskipun memang papahnya tidak memaksa, namun terdengar dari suara papah nya yang seakan-akan sangat menginginkan anaknya itu menerima perjodohan itu.

"Ya sudah, Putra tau kok papah mencarikan seseorang yang baik untuk Putra. In syaa Allah jika memang dia jodoh Putra, pasti semua dipermudah," Ucap Putra yang terdengar sedikit ragu, namun ia pikir jika memang orang itu jodohnya ya mau gimana lagi?

"Jadi kamu menerima perjodohan ini?" tanya Ayah yang sedikit meyakinkan apa yang didengarnya itu tidak salah, bahwa anaknya menerima perjodohan ini, "Dan masalah pernikahan, kami gak nuntut untuk cepat-cepat kok. Karena wanita yang akan menjadi calon istri kamu juga mungkin belum dikasih tahu. Sahabat Papah bilang akan memberitahu jika Putra sudah setuju, dan menunggu kamu wisuda dahulu."

Putra yang mendengar itu hanya menganggukkan kepala nya tanda ia meng 'iya' kan apa yang papah nya katakan. Nadine dan Radey merasa kasihan dengan Putra yang harus dijodohkan, sedangkan mamahnya sebenarnya sedikit kecewa dengan suami nya itu. Mengapa anak nya harus dijodohkan, padahal bisa saja Putra sudah menemukan seorang perempuan yang bisa mengisi hatinya.

Namun bagaimanapun, mamah Zalfa adalah seorang istri yang harus patuh dengan suaminya. Karena memang perjodohan ini adalah perjanjian mereka semenjak masih berada di bangku sekolah SMA.

Nadine dan kedua orang tuanya menuju kamar mereka masing-masing karena hari sudah larut malam, kecuali Putra dan Radey yang masih setia duduk di tempatnya. Tak lama kemudian Radey pergi ke dapur untuk mengambil beberapa snack yang berada di lemari es di rumahnya, ia memberikan satu untuk Putra sekaligus sebotol minuman susu.

"Sabar ya kak, gue tau kok rasanya pasti sakit kan. Padahal kak Putra kan bisa aja sudah mempunyai satu wanita idaman kan? Gak mungkin selama kakak bersekolah dari SMA sampai sekarang sudah mau wisuda, kakak gak menemukan wanita itu," ucap Radey sambil sesekali memakan snack yang dibawa nya itu. Entah mengapa semenjak Radey memasuki bangku perkuliahan, ia memanggil dirinya sendiri dengan kata 'Gue'. Putra tak mempermasalah 'kan Radey yang seperti itu, asal dia nyaman dengan perkataan nya dan tidak mengatakan hal-hal yang tidak pantas.

Meskipun mungkin dikeluarga nya tidak terlalu paham agama, tetapi keluarga mereka tidak pernah melanggar aturan agama. Dan papah Rizky pernah berkata "Cukup papah dan mamah saja yang tidak terlalu mengerti agama, kalian anak-anak papah. Harus menjadi generasi yang baik, harus bisa lebih baik dari kedua orang tua kalian."

Cinta Dalam DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang