🌿Janji Hujan🌿

7.7K 287 9
                                    

~ Kita sebelumnya memang tak saling kenal, tapi sejak kau dihadirkan dan memutuskan untuk menetap, aku akan berusaha menjaga, dan berusaha menghadirkan cinta diantara kita. Walaupun bayang dia belum sepenuhnya sirna.~

•Aska

"Aska.. Akhirnya ketemu juga. Aku udah nyariin kamu kemana-mana tapi kamu gak ada." Aska hanya menatap kosong pada gadis yang kini tengah menatap Aska balik dengan mata berbinar. Aska pikir jantungnya akan bereaksi berlebihan jika bertemu lagi dengan gadis ini. Tapi, sungguh, Aska tak merasakan apapun saat ini, kecuali kosong. Hatinya, pikirannya, juga album kenangan di otaknya.

"Dara... Kamu ngapain cari aku lagi?"

"Ya karna aku kangen sama kamu, lah. Kita kan udah tiga tahun gak ketemu. Kamu pasti juga kangen sama aku, kan? Udah, deh. Jujur aja. Aku mau kok balikan lagi sama kamu. Dan kita jalanin semuanya kayak dulu lagi." gadis, eh- wanita dengan tumbuh ramping dan bohay dengan dandanan ala artis kuriyah itu duduk di antara Aurel dan Aska. Memeluk lengan Aska, seolah-seolah mereka adalah sepasang kekasih yang memang sudah lama tak bertemu. Cih, mendengar suara menggodanya saja Aska sudah muak.

"Lepasin. Gak baik meluk-meluk orang yang udah punya istri." itu bukan jawaban ketus Aska. Tapi sindiran dan senyuman sinis dari Aurel yang entah kenapa merasa dadanya sesak saat melihat suaminya dipeluk sembarangan. Ia tak selugu itu untuk tidak tahu apa yang dimaksud oleh Dara.

Aurel memang childish, manja, hobby nonton kartun, suka eskrim dan coklat, juga suka Aska tentunya. Tapi ia tidak akan pernah membiarkan sesuatu yang sudah menjadi miliknya diambil oleh orang lain. Bik Konah misalnya, beliau make jepitan Aurel yang jatuh dihalaman belakang, eh besok daleman Bik Konah yang lupa diangkat dari jemuran tiba-tiba hilang. Eh, gak taunya dijadiin jubah boneka sama Aul, katanya biar bonekanya jadi supergirl. Sekalian balas dendam. Goblok emang.

"Heh, lo anak kecil. Gak usah ikut campur masalah orang dewasa, deh." Dara menatap Aurel sinis, sambil mendorong bahu gadis itu namun segera di tepis oleh Aska.

"Siapa yang lo bilang anak kecil? Umur dia itu udah delapan belas tahun. Dan asal lo tau aja, Aurel ini istri gue. Jadi jangan coba-coba buat sentuh dia sedikitpun.

"Hahaha... Aku gak sebodoh itu, Aska. Kamu? Nikah? Sama cewek ini?" Dara yang masih duduk diantara Aska dan Aurel itu tertawa mengejek.

"Tapi nyatanya lo emang bodoh. Bodoh banget malah. Makanya kalau mau mikir itu kaki dilurusin dulu. Kasian otaknya yang lagi didengkul kejepit, jadi gak bisa mikir maksimal." Aska segera menarik tangan Aurel saat menyelesaikan ucapannya. Tangannya berpindah untuk merangkul bahu Aurel yang sangat tingginya hanya sedagu Aska. Meninggalkan Dara begitu saja.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿

"Aul kedinginan, gak?" tanya Aska seraya mengelus lembut tangan Aurel yang melingkar di pinggangnya.

Derungan lembut dari vespa milik Aska bersaing dengan suara rintik hujan yang berjatuhan di helm yang di pakai Aurel. Mereka memutuskan untuk segera pulang setela meninggalkan Dara di taman. Bukan mereka. Tapi tepatnya, Askalah yang memaksa untuk segera pulang. Mengantisipasi jika makhluk tak punya syaraf malu seperti Dara menghampirinya lagi.

"Enggak, kok. Kan Aul lagi meluk kakak yang suhu badannya panas kayak Anjing," ucap Aurel lempeng tanpa melepas pelukan dan sandaran kepalanya di punggung Aska.

"Sejak kapan kamu bisa ngomong kasar sama suami sendiri?"

"Siapa yang ngomong kasar? Kan bener kalo Anjing punya suhu tubuh yang lumayan panas," jawab Aurel dengan mata terpejam, menghirup dalam-dalam aroma maskulin yang menguar dari jaket denim yang di pakai Aska. Nyaman dan menenangkan.

"Kan gak harus anjing juga, sayang. Serigala juga bisa," tutur Aska dengan tangan yang masih mengelus jemari Aul. Jalanan tengah sepi. Jadi ia bisa berkendara hanya dengan memegang satu stang saja.

"Serigala itu anjing juga," jawab Aurel dengan setengah gumaman namun masih ditangkap telinga Aska, walaupun deru angin memudarkan suara Aurel.

"Serah Aul, deh. Ini gerimisnya makin lebat, loh. Aul gak mau neduh dulu?" tanya Aska khawatir.

"Memang gapapa?" Aurel mengangkat kepalanya dari punggung Aska, lalu meletakkan dagunya di ceruk leher cowok itu.

"Ya, gapapa. Emangnya kenapa? Malahan jadi kenapa-kenapa kalau Aul sakit," ujar Aska. Entah kenapa ia begitu khawatir.

"Yaudah, kakak cari tempat buat neduh dulu aja." putus Aurel akhirnya.

Aska menepikan vespanya di sebuah kios yang tengah tutup. Sudah ada beberapa orang yang berteduh disana. Menggandeng tangan Aurel untuk turun, Aska menuntun gadis itu menuju sebuah bangku kosong. Duduk disana.

Aska melepas jaketnya, lalu memasangkan pada pundak Aurel. Gerakan gadis itu menggosokkan kedua telapak tangan terhenti. Ia menatap Aska lekat. Aurel tak pernah paham kenapa Aska begitu menerima kehadirannya. Padahal di novel wattpad yang sering Aurel baca, biasanya kalo orang dijodohin gak akan bisa menerima pasangannya secepat ini.

"Udah liatinnya?" tanya Aska dengan senyum menggodanya. Membuat Aurel salah tingkah dan pipinya bersemu merah.

"Hehehe... Tapi kak, Aul boleh nanya gak?" Aurel memeluk sebelah lengan Aska. Bergelayut manja disana.

"Princess Anna mau tanya apa pun bakal Kristoff jawab. Tapi jangan tanya Elsa ada dimana. Kriftoff bukannya gak tau, Elsa kan belum dibikin sama mama papa kalian."

"Kakak kok nggak marah sama Aurell? Atau benci gitu?" tanya Aurell hati-hati.

"Kenapa harus marah? Kenapa harus benci? Aul kan gak salah apa-apa?" balas Aska dengan pertanyaan juga. Aska mengernyitkan dahi, bingung dengan pertanyaan istrinya.

"Aul kan tiba-tiba aja ada dihidup kakak, bikin rusuh pula. Kakak gak keganggu?" Aska menarik nafas dalam. Memperlihatkan senyum manisnya pada Aurel seraya menggeleng tegas dengan mata yang terus menatap Aurel lekat.

"Nggak Aurelia Kanaya. Sejak kamu bilang mau bikinin kakak jus pare saat perkenalan kita dirumah orang tua kamu. Kakak udah janji sama diri kakak buat paksa cinta tumbuh diantara kita. Buat jaga Aul selamanya. Aul harus percaya sama kakak. Kakak punya prinsip nikah hanya sekali seumur hidup. Jadi tolong jangan mikir yang macam-macam. Kakak memang belum paham perasaan kakak sekarang. Tapi siapa tau, esok lusa cinta itu akan datang." Aurel mengangguk seraya tersenyum, hatinya menghangat dan akan selalu hangat saat berada di dekat Aska.

"Kak Aul boleh tanya satu lagi?" tanya Aurel yang hanya dibalas anggukan oleh Aska.

"Kapan kakak mau ngambil jatah?"


Hayoo... Jatah apa coba???
Hehehe..

Maapkeun kalo ada typo.
Jangan lupa lupa tinggalkan jejak yah...

VOTEMENT NUTRISI UPDATE🌿

Btw, follow akun author dong.
Kalo mau di follback DM aja ya sayang :3

My Childish Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang