Gue Wakai Mahawira, biasa dipanggil Kai. Umur gue 26 tahun. Gue ayah dari Abreana Violet, anak perempuan cantik berumur 5 tahun dan gue adalah single father.
"Papa!!! Cepetan bikin nasi gorengnya!! Nanti Vio telat loh!" Masih lima tahun tapi cerewetnya udah kayak ibu-ibu. "Tuh lihat! Jarum panjangnya udah ke angka tiga. Lima belas menit lagi, Vio udah harus sampai di sekolah, Papa."
"Iyaa! Bawel!"
Masih suka kayak mimpi di umur gue sekarang, gue udah punya anak yang udah sekolah TK dan sekarang lagi masakin dia nasi goreng kecap kesukaannya buat sarapan.
Kenapa yang masak gue, bukan mamanya?
Karena mamanya Vio--pacar gue Anna--udah nggak ada. Anna udah bahagia sekarang. Dia pergi ninggalin gue dan Violet empat tahun yang lalu waktu Vio masih setahun.
Nggak, Anna nggak pergi sama cowok lain. She committed suicide after battling postpantrum depression for months.
Gue nggak bisa berhenti nyalahin diri gue sejak kepergian Anna. Kalau aja Vio nggak ada, gue pasti udah nyusul Anna.
Banyak beban yang Anna tanggung sendirian waktu itu, kesemuanya gara-gara gue. Anna pergi tanpa pernah gue bahagiain. Dia pergi bawa banyak luka yang semuanya gue yang buat dan yang paling gue sesali, Anna pergi tanpa gue nikahi.
Padahal pernikahan impian Anna sederhana. Gue dan dia mengucap janji setia dalam gereja di depan Tuhan.
Sesederhana itu tapi nggak sempat kita lakukan.
"Abisin ya nasi gorengnya! Papa mau ganti baju dulu, abis itu kita berangkat, oke?" Vio mengangguk, "pinter!" Sebelum gue cium puncak kepalanya lalu meninggalkan dia sendirian di meja makan.
"Papa!" Langkah gue berhenti, gue berbalik.
"Apa?"
"Papa nggak mandi lagi ya?"
Mukanya cemberut bikin gue gemes sekaligus kangen mamanya, soalnya Vio pas lagi kayak gini jadi mirip banget Anna.
"Kalo gitu papa mandi dulu tapi nggak apa-apa kamu telat?"
Violet menghembuskan nafasnya berat. "Hhh, yaudah deh nggak usah mandi. Aku nggak mau telat."
"Hahaha, oke!"