7

4 2 0
                                    


Liburan akhir semester, lusa akan terlaksana. Akhir-akhir ini aku sering bertemu Adam di kampus. Kami hanya bertukar sapa. Aku tersenyum. Adam mengangguk. Tak balas senyum.
Aku tak perduli.  Yang penting aku menyapa.

Siska makin rewel bertanya ada apa aku dengan Adam. Aku jawab tidak ada apa-apa. Siska tidak percaya. Berbicara dengan Adam saja susah. Apalagi memiliki hubungan khusus. Tak bisa dibayangkan bagaimana repotnya.

Pulang dari kampus aku langsung menuju ke tempat kerjaku. Makin ramai saja, Candra dan aku makin repot dibuatnya. Dari kejauhan terlihat Candra sedang sibuk sekali melayani pelanggan. Baru saja aku mau mengagetkan dia dari belakang.

"udah langsung bantu gue! Gausah make acara-acara gedor-gedoran" kata Candra

Aku nyengir. Meletakkan tasku dan menguncir rambut kemudian langsung membantu Candra. Pukul tujuh tepat, Candra memilih untuk menutup tempat fotokopi.

"Ndra! Anterin aku dong" ajakku

"kemane?" balas Candra sungkan

"yahh kok lesu gitu?" tanyaku

"adek gue sakit Kana! Gue pusing" jawab Candra

"ouh, maaf Ndra. Makanya anterin aku, nanti adek Candra bakal sembuh. Percaya sama ALKANA!" balasku sambil menegaskan tiap huruf dalam namaku

Candra hanya menengok sebentar lalu mengangguk. Toko berhasil ditutup, aku dan Candra segera menaiki motor matik Candra. Segera membelah lautan kendaraan yang tetap padat di malam hari.

"ke Grandmedia ya Ndra!" ajakku

Candra hanya menatapku sepintas di spion. Aku nyengir. Candra kembali fokus ke depan. Sampailah kita di Grandmedia. Aku hendak membeli beberapa buku disana.

"ikut masuk yuk!" tawarku

"males ah" jawab Candra

"ga mau dibilang supirku kan?" tanyaku

Candra melotot. Langsung mengikuti langkahku memasuki Grandmedia.  Aku menggandeng pergelangan tangannya. Mulai memasuki bagian-bagian buku. Aku menelisik ke rak-rak buku hendak mencari buku tujuanku. Cukup lama aku mengarungi rak-rak tersebut tapi tidak menemukan buku tujuanku.

"nyari apa sih Kana!" geram Candra

"buku" jawabku tanpa melihat Candra

"lama lo ah" kisruh Candra

"akhirnya dapet juga!" teriakku kesenangan

Ternyata teriakanku membuat sang penjaga toko membuat suara ban bocor. Candra tertawa. Aku malu.

Aku membayar beberapa buku yang sudah aku dapatkan.  Candra sudah kusuruh untuk menungguku di parkiran saja. Aku memasukkan buku-buku itu ke dalam tasku.

"yuk, kita ke warung makan yang deket stasiun" ajakku lagi

"ngapain lagi Kana. Ini udah malem. Gimana adek gue?" tanya Adam

"bentar doang sumpah, tiga puluh menit"  janjiku

Candra hanya menurut.  Langsung melajukan motornya. Lima belas menit berlalu, kami sudah sampai di warung makan tujuan kami. Tanpa melepas helm aku langsung memasuki warung makan. Memesan makanan dan membayarnya.

Aku juga segera berlari kecil menuju apotek dekat warung itu. Membeli obat dan membayarnya. Candra masih sibuk memainkan ponsel di atas motornya.  Aku langsung berlari menghampiri sebelum Candra tau kalau aku habis dari apotek.

"yuk" ajakku

Candra melihatku sekilas lalu memasukkan ponsel ke saku celananya dan langsung melajukan motornya kembali.

"kunjungan terakhir tuan putri Kana ialah rumah pangeran Candra"  candaku

Candra menatapku di spion. Ia tersenyum. Sampailah kami di rumah Candra. Rumahnya tidak sebesar rumah punyaku. Tetapi setidaknya lebih ramai daripada rumahku.

"assalamualaikum,  abang pulang" teriak Candra saat memasuki rumah

"assalamualaikum"  salamku

"abanggggg" teriak adek Candra dari dalam

"kak Kanaaaaaa" teriak mereka lagi

Adik-adik Candra mulai berhamburan ke pelukanku. Aku balas memeluk mereka. Candra memiliki dua adik. Satu laki-laki dan satu perempuan.  Usianya sekitar lima sampai tujuh tahun.

"kalian sudah makan, raja ratu kak Kana?" tanyaku

"belum kak, Fahmi lapar" kata adek Candra yang berusia lima tahun

"yahh masa raja dari tadi belum makan" kata ku

"ayok, kakak siapin makanan untuk kalian" tawarku

"asyikkkk" kata mereka serempak

Aku sering mengunjungi mereka sejak aku mulai bekerja. Mereka sangat menyayangiku, begitupun aku sebaliknya. Aku pergi menuju dapur untuk mengambil piring, sendok dan peralatan makan lainnya. Tak lupa mengambil air putih.

Aisyah dan Fahmi sudah kusuruh untuk duduk manis menungguku. Mereka penurut sekali dan tidak pernah membantah apa yang aku dan Candra perintahkan.  Aku membawa makanan menuju mereka. Kami makan bersama.

"Aisyah,  Fahmi, abang mau beli makanan duu"

Belum genap Candra berbicara,  Candra langsung bingung karena kedua adiknya sedang makan makanan yang sudah aku beli tadi.

"sini gabung pangeran"  kataku

Candra langsung berlari dan menubruk badanku pelan hendak memelukku. Tapi aku langsung menghindar. Membuat Candra tersuruk ke depan. Kami tertawa bersama.

Selesai makan, Aisyah merapihkan bekas makan. Tidak usah disuruh Aisyah memang langsung sigap. Candra sudah membiasakan adiknya seperti itu.

"Fahmi? Sini ke kak Kana" kataku sambil meregangkan tangan menawarkan pelukan

Fahmi langsung menghambur ke pelukanku. Aku mengambil kresek dalam tasku. Meminta Aisyah untuk mengambilkan segelas air putih.  Aku akan memberikan obat kepada Fahmi.

"Fahmi minum obat dulu yah, biar bisa memimpin kerajaan dengan baik lagi" kataku

"nggak, Fahmi ga mau. Pahit" jawab Fahmi

"kata siapa pahit?  Ini manis banget kaya kak Aisyah"  kataku

Aisyah di dapur tersipu malu mendengar aku memujinya. Fahmi tetap menggeleng keras. Aku kembali merujuknya agar mau minum obat.

"mau dapet sesuatu nggak dari kak Kana?" tanyaku

"mauuuu" jawab Fahmi

Mata hitam Fahmi mengerjap-ngerjap terlihat menggemaskan sekali. Aku mengisyaratkan Fahmi untuk duduk tenang. Aku akan memberinya obat, Fahmi menurut. Berhasil, Fahmi telah meminum obatnya. Fahmi langsung tiduran di pahaku. Candra gemas melihat Fahmi.

Aku mengambil sesuatu lagi di tasku. Buku.

"taraa ini buku untuk Fahmi. Dan ini buku untuk Aisyah" kataku seraya menunjukan buku itu kepada mereka

"makasih kak Kana" jawab mereka serempak

Aku menyuruh Fahmi tidur, karena malam semakin larut. Fahmi meminta untuk dibacakan buku cerita yang didapatnya. Aku menurut dan langsung bercerita.  Aisyah juga siap ikut tiduran di pahaku. Aku gemas terhadap tingkah mereka. Waktu semakin berdenting, aku selesai membaca cerita.

Aisyah dan Fahmi sudah terlelap. Aku mengelus dan mencium puncak kepala mereka satu persatu. Candra yang melihatku langsung hendak mengangkat adik-adiknya masuk ke dalam kamar.

"Kana, makasih udah bantu gue"  kata Candra tulus

"sama-sama pangeran" jawabku sambil mengacak puncak kepala Candra

Candra tertawa. Aku juga tertawa. Aku izin pamit pulang ke Candra. Candra mengantarku pulang karena waktu sudah tengah malam.

Permainan Candra tak kalah panas guyss

Jangan lupa vote dan komen

I love you guys

Alkadam Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang