BR : 04

65 24 1
                                    

.
.
.
Happy Reading♥️
.
.
.
.

__________

"Bunda! Kak Rayna dianter pulang sama pacarnya!"teriak Rayhan saat Rayna baru saja masuk ke dalam rumah

Rayna yang mendengar itu langsung memelototinya. Bisa-bisanya dia menyambut kakaknya dengan pernyataan seperti itu. Sesungguhnya fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Ea:v si mimin dalil dulu guys.

"Enggak bunda! si curut boong!"balas Rayna sambil melepas sepatu dan kaos kakinya

"Enggak boong bunda! Tadi Rayhan liat sendiri. Pacarnya jelek bunda! Masih gantengan Rayhan!"

"Heh, burik. Bisa diem nggak lo?"geram Rayna

Rayhan langsung ngacir ke dalam kamar karena hampir saja dia kena timpuk sepatunya Rayna

"Udah? Berantemnya?"tanya Jihan tiba-tiba duduk di samping Rayna, sedangkan Rayna hanya terkekeh mendengar pertanyaan dari ibunya

"Tadi kamu beneran dianterin sama pacar kamu?"tanya Jihan membuat Rayna membelalakkan matanya

"Bukan pacar kok bun"jawab Rayna

"Lah terus siapa? Doi kamu? Apa gebetan?"

"Bukan semuanya bundaa. Dia temen Rayna. Tadi tuh ketemu di perpustakaan kota. Pas pulangnya dia nawarin buat pulang bareng. Ya Rayna mau dongg, lagian juga keburu kesorean bunda"cerita Rayna

"Ohh, kirain"tanggap Jihan

"Lagian ya bun, dia tuh nyeebeeeeeliinnn banget. Kalo ketemu sama dia bawaannya emosi mulu"ucap Rayna dengan nada sedikit kesal

"Hati-hati loh"kata Jihan membuat Rayna penasaran

"Hati-hati kenapa bunda?"kepo Rayna

"Nanti jadi suka, kan kebanyakan gitu. Benci jadi cinta"tutur Jihan membuat Rayna tertawa kecil

"Bunda bisa aja. Lagian ya bunda, Rayna pengen fokus sekolah dulu. 2 minggu lagi kan Rayna mau ikutan olimpiade bunda"ucap Rayna

"Bangga deh bunda sama kamu. Belajar yang rajin ya Ray"ucap Jihan seraya mengelus puncak kepala putrinya itu dan meninggalkannya pergi ke arah halaman belakang

"Siap bunda"balas Rayna antusias

__________

Bintang berjalan menaiki tangga rumahnya menuju ke kamarnya. Dia membuka pintu kamar dan menyalakan lampu. Pemandangan pertama yang Bintang lihat adalah foto keluarganya yang dia pajang tepat di tembok yang bersebrangan dengan pintu kamarnya.

"Kapan mereka pulang? Apa nggak cukup nyiksa gue kaya gini? Apa mereka udah lupa kalo masih ada gue di sini?"ucap Bintang lesu dengan posisi duduk di lantai bersandarkan tepian tempat tidurnya.

"Gue ini sebenarnya apa sih? Beneran anak pungut ya?"

Tiba-tiba cairan bening lolos mengalir di pipinya. Sesak. Itu yang dirasakan Bintang sekarang, bahkan tidak sekarang saja, sudah 2 tahun dia selalu merasa seperti ini. Apakah sebegitu tidak berharganya dia? Sampai sudah 2 tahun dia ditinggalkan di rumah ini sendiri. Kerabatnya pun juga tidak ada yang pernah mengunjunginya.

Waktu acara pengambilan raport pamannya datang sebagai walinya, hanya itu saja. Datang ke rumah saja tidak. Langsung pulang setelah mengambil raportnya. Ya meskipun semua kebutuhan Bintang terpenuhi, tidak ada yang kurang. Tapi Bintang tidak butuh semua itu, dia hanya butuh keluarganya.

Tiba-tiba saja dia teringat seorang perempuan yang akhir-akhir ini mengusik pikirannya.

Rayna.

Bintang dan Rayna [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang