7. dohyon need more sleeps

1.3K 205 40
                                    

Dohyon paling sebel sama Papinya tuh gini, liburan pasti mendekati hari-hari dimana Dohyon UTS atau kegiatan penting Dohyon yang lain.

Iya, enak sih liburan apalagi ke Luar Negeri, tapi kan gak harus mendekati hari-hari itu lho.

Kayak sekarang ini, pesawat mendarat di Negaranya sendiri jam 4 pagi. Perjalanan dari bandara menuju rumah Seungyoun kira-kira memakan waktu 1 jam.

Jam 6 pagi Dohyon bangun karena harus sekolah, padahal bocah itu bener-bener need more sleep.

Seungyoun emang belum bangun, tapi segala macem seragam, tas, sepatu, semuanya udah Seungyoun siapin. Pembantunya cuma masak dan bangunin Dohyon aja.

Semua badan Dohyon kayak mau copot, di kamar mandi aja anak itu malah tidur. Untung pembantunya ngetok, kalau enggak bakal ketiduran lama.

Walaupun udah mandi, udah seger, tapi dari wajah Dohyon masih keliatan banget kalau anak itu butuh tidur.

Jinwoo yang melihat Dohyon aja sampai terheran-heran. Dohyon masuk kelas langsung letakin kepalanya di atas meja, kirain nangis ternyata tidur.

"Loh itu Dohyon!?" tanya Dongpyo yang baru aja berangkat.

Jinwoo mengangguk, "Iyaa. Kayaknya kurang tidur deh,"

"Kata Papaku, Dohyon sama Om Seungyoun baru sampe tadi pagi."

"Pantesan, aku kira tadi dia habis nangis," ujar Jinwoo.

"Untung kita gak ikut ya, Woo. Kalo ikut pasti kita kayak Dohyon sekarang," Dongpyo membanggakan diri.

Jinwoo berkacak pinggang, "Kemarin siapa yang sedih karena gak ikut??"

Dongpyo langsung nyengir.

Mata Dohyon berat banget mau dibuka begitu pengawas manggil-manggil nama Dohyon dan nyuruh anak itu buat bangun. Matanya serasa dilem.

Akhirnya bisa bangun, matanya merah banget bener-bener merah kayak kurang tidur selama berpuluh-puluh hari.

Pengawas cuma geleng-gelengin kepalanya, ngiranya habis tadarus semaleman sampai pagi.

Walaupun gak belajar, tapi Dohyon masih ngerti dikit-dikit jadi masih banyak yang dia bisa isi. Sisanya nembak aja.

Waktu ngerjain soal 120 menit, tapi 50 menit Dohyon udah selesai dan langsung nyelonong pergi ke UKS. Ya apalagi kalau bukan mau tidur.

Baru juga mau tidur, keganggu sama bunyi ponselnya. Ternyata Papinya.

Seungyoun:
masih kuat gak do?

Dohyon:
apa pi

Seungyoun:
mata dodo masih kuat gak? kalo enggak papi jemput

Dohyon:
kok papi tau?

Seungyoun:
bu guru bilang
papi jemput ya, nanti tidur di studio

Dohyon:
emang papi gak ngantuk?

Seungyoun:
tidur bareng di studio

Dohyon:
👍 makasih pi

Dohyon bangun dari ranjang UKS, mau ke kelas lagi ambil tas malah Jinwoo dan Dongpyo lagi jalan ke UKS bawa tas Dohyon.

Jinwoo dari kejauhan melambaikan tangan ke Dohyon, anak itu mau bales tapi terlalu males.

"Kok tau?" tanya Dohyon ambil tasnya sambil matanya merem.

"Ayah bilang ke aku," sahut Jinwoo. "Dohyon need more sleeps."

"I know right."

"Om Seungyoun come to pick you up, but Papa said that Om Seungyoun should rehearsal, right?" tanya Dongpyo.

Dohyon mengangguk, matanya masih aja merem udah gak kuat.

Kemudian laki-laki paruh baya dengan kemeja biru dan daleman kaos putih datang ke UKS.

"Hei, Jinwoo, Dongpyo!" sapa Seungyoun.

"Hai, Om."

"Dohyon daritadi merem aja, pasti ngantuk banget itu, Om," ujar Jinwoo.

Seungyoun mengangguk, "Iyaa, kurang tidur."

"Open your eyes," suruh Seungyoun ke Dohyon.

"I can't!"

"Just open it, I wanna see your eyes!"

Akhirnya dengan sangat berat Dohyon buka matanya, hampir semuanya merah Seungyoun yang lihat sampai kaget.

Kemudian Dohyon merem lagi sambil nemplok di lengan Seungyoun. Ngerti gak Seungyoun kasihan banget ini anaknya ngantuk banget, butuh tidur.

Seungyoun langsung gendong Dohyon tapi anaknya dengan mata tertutup ngerengek minta diturunin.

"No!! I want to go down!" rengek Dohyon, tapi Seungyoun kekeuh gendong sampai tangga.

Dohyon ngerengek aja, kemudian Seungyoun turunin.

"Emang Dodo bisa jalan sambil merem!?" tanya Seungyoun.

Dohyon menggeleng.

"Nah, yaudah."

"Please no!! Jangan digendong, Dodo gak mau!"

"Kenapa sih?" tanya Seungyoun bingung.

"Malu, Pih."

Seungyoun menghela napasnya, malu lebih penting daripada dia gak bisa jalan.

Seungyoun diem-diem ketawa, tapi tetep gendong lagi anaknya. Dohyon masih aja berontak, lama-lama diem dan mending tidur di bahu Papinya aja.

Sampai di parkiran langsung ditidurin Dohyon di kursi belakang yang panjang, biar tidurnya nyenyak. Untung di kursi belakang selalu ada bantal walaupun cuma 1, Dohyon kalau pergi jauh kan selalu pakai bantal.

Kemudian laki-laki paruh baya itu melihat dua bocah kira-kira seusia Dohyon lari-lari menuju mobilnya.

Seungyoun keluar lagi.

"Om, Om!!" panggil Jinwoo dengan nafas yang ngos-ngosan.

"Eh, eh, kenapa!?"

"Nih, Om. Hape Dohyon ketinggalan," Dongpyo memberikan ponsel Dohyon ke Seungyoun.

"Makasih, ya!"

"Iyaa, Om," sahut Jinwoo. "Mana Dohyon?"

"Itu, tidur di kursi belakang.

"Enak ya Dohyon pulang bisa tidur," Dongpyo berbisik ke Jinwoo, tapi Seungyoun masih bisa denger jelas.

Seungyoun ketawa.

"Kamu mau ikut Om pergi gak?" tanya Seungyoun.

"Nggak lah, Om. Kan masih UTS," sahut Jinwoo.

"Ya kan nanti, Om bisa jemput lagi."

Dongpyo menggeleng, "Nggak, Om. Kata Papaku kalo Om Seungyoun ngajakin pergi, aku gak boleh ikut. Nanti Om Seungyoun ngajak ke aneh-aneh."

"Yaudah ya, Om. Kita pergi lagi. Dadah!"

Mereka pergi, waktunya Seungyoun mengumpat.

"Bang Seungwoo dajjal."

__

maaf ya aku nulis cho's fam terus hehe

like father, like sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang