Keesokan paginya, Ana bangun seperti biasanya. Dia merapikan tempat tidurnya lalu nenatap sebentar kearah luar jendela. Tiba-tiba matanya tertuju pada seorang pria yang terus menatap kearah hotel tempat Ana berdiri sekarang.
"Siapa itu. Mengapa menatap hotel ini dengan begitu serius?" tanyanya penasaran.
Tiba-tiba, dia mendapatkan ketukan pintu dari seseorang. Dia segera memakai hijabnya lalu menuju kepintu. Dia membukanya lalu mendapati Dilla yang telah rapi.
"Ya ampun Ana. Kenapa kau belum juga mandi?" tanya Dilla sembari menepuk dahinya.
"Hehe. Kau tunggu sebentar ya, aku mandi dulu."
"Ya sudah. Aku akan tunggu diluar hotel."
"Oh ya, yang lainnya mana?"
"Mereka sedang bersiap-siap. Sebentar lagi akan menyusul."
"Baiklah."
Jam menunjukan pukul 09:12 pagi, Kini Ana, Dilla dan beberapa karyawan lainnya telah berada disebuah gedung yang sangat besar. Saat ini mereka sedang menunggu CEO Lee datang. Selang beberapa menit, orang yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Mereka segera masuk kedalam sebuah ruangan khusus untuk pertemuan besar ini.
"Jadi bagaimana pak, apakah produk ini akan tetap berjalan sebagaimana yang telah direncanakan?" tanya Ana membuka topik pembicaraan.
"Ya. Saya juga telah menemukan orang yang akan menjadi bintang iklannya. Dia juga salah satu artis ternama dikota ini. Bahkan sudah dikenal baik oleh seluruh mancanegara. Saya yakin dan pasti, anda juga mengenalnya."
"Karena produk ini ada berasal dari korea hanya saja bahan buatnya dari inodnesia, jadi kami menyarankan agar bapak menyebarluaskan sponsor ini hingga kenegara kami."
"Itu sudah pasti. Oh ya, saya akan memperkenalkan bintang iklannya. Silahkan masuk," ujar sang CEO yang menatap kearah pintu.
Gagang pintu pun bergerak kearah bawah, tanda bahwa ada yang membuka pintu. Seorang pria masuk dengan warna rambut hitam serta memakai pakaian yang membuat para gadis tertegun. Ana pun mengalihkan pandangannya dari kertas kearah orang tersebut. Seketika dia melotot saat melihat orang itu.
"Jadi Jimin yang akan mengiklani produk ini," batin Ana yang terkejut abang terheran-heran. Eh gg.
"Silahkan duduk," ujar sang CEO yang mempersilahkan Jimin duduk bertepatan didepan Ana.
Mata keduanya saling bertemu, namun orang-orang disana tidak ada yang menyadari. Hingga Dilla harus menyenggol lengan Ana dengan keras.
"Ana, fokus?" ujar Dilla.
"Eh, maaf."
Kedatangan Jimin pun membuat Ana sedikit terganggu kosentrasinya. Bagaimana tidak, Jimin terus menatapnya tanpa henti. Berkali-kali Ana mencoba untuk fokus tapi tetap saja tidak bisa. Pertemuan ini pun telah usai, semua orang telah keluar dari ruangan. Tinggal Dilla, Ana dan Jimin.
"Ana, aku duluan ya. Aku lapar, jika kau mau kehotel maka kesanalah. Nanti aku bawakan kau makanan."
"Baiklah," jawabnya yang masih sibuk membereskan berkas-nerkas diatas meja.
Setelah Dilla pergi, tinggal Jimin dan Ana. Yaps, Ana saat itu sedang gugup. Dia tidak tahu jika Jiminlah yang akan menjadi bintang iklannya. Dia terus fokus pada berkas-berkasnya agar terhindar dari Jimin. Pria itu pun beranjak dan berjalan entah kemana, Ana sedikit tenang saat melihat Jimin telah pergi. Tetapi tiba-tiba ada yang memegang tangannya Ana. Sontak saja gadis itu menoleh kearah kanan dan melihat Jimin sudah berada dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGEMARKU SEORANG MUSLIM-BTS (Selesai)
FanficDilihat dari wajahnya, gadis ini bukan berasal dari korea selatan. Dia juga seorang muslim. Sementara itu didalam sebuah ruangan, terlihat 7 pria tampan tengah duduk ditempat mereka masing-masing. Didepan mereka juga terlihat banyak gadis dan bebera...