Jimin POV
Ayolah, kenapa semua terlihat begitu sulit. Apa yang harus kulakukan sekarang. Tatapan Ana benar-benar datar padaku. Apa dia marah? Sepertinya begitu. Huft Jimin, kau harus menenangkan pikiranmu. Baiklah aku tidak akan menolaknya. Semoga saja ini keputusan yang benar.
"Baiklah, saya tidak jadi untuk membatalkan kerjasama ini."
Semua orang terlihat senang begitu juga dengan Ho Sook yang nampaknya tersenyum lagi. Tetapu berbeda dengan Ana yang sedari tadj tidak menunjukan ekpresi bahagia. Ada apa dengannya. Ayolah Park Jimin, pasti semua ini salahmu. Pertemuan ini telah usai, aku lihat Ana berjalan meninggalkan ruangan. Tentu ini kesempatan untukku mengejar dan menyelesaikannya secara baik-baik. Tetapi siapa sangka seseorang malah menghalangiku.
"Jimin?" panggil So Hook sembari menghalangi jalanku.
"Ada apa?" tanyaku yang sesekalu melihat kearah depan.
"Nanti siang kau sibuk tidak?" tanyanya.
Bukankah itu pertanyaan yang sangat tidak penting. Kenapa dia bertanya. Ah menyebalkan, sekarang aku harus menjawab pertanyaannya itu.
"Aku sibuk latihan."
"Kalau malam?"
"Aku beristirahat. Pastinya lelah berlatih seharian. Kalau begitu aku pergi dulu, sampai nanti?"
"Hmm hati-hati."
Setelah itu aku pergi meninggalkan gadis itu disana. Aku bisa lihat raut wajah kekecewaan. Tetapi aku tidak mau menghiraukannya karena So Hook itu tipe gadis yang cepat melupakan masalahnya. Aku berlari dan melihat Ana memasuki sebuah mobil yang diikuti dengan Dilla dan pak Andre. Aku terlambat, jika saja gadis itu tidak menghalangi langkahku pasti aku bisa mengejarnya. Dia bahkan tidak membalas pesanku. Sebaiknya aku pulang saja dan tenangkan pikiran.
Hari semakin siang, aku juga telah selesai berlatih. Aku segera mencari ponselku dan berniat untuk menelfon Ana. Aku tidak bisa membiarkan masalah itu berlarut-larut. Kulihat semuanya telah memegang ponselnya masing-masing kecuali aku. Dimana ponselku?
"Kalian lihat ponselku tidak?" tanyaku pada yang lain.
"Tidak," jawab Taehyung yang kemudian kembali memainkan ponselnya.
"Aish, dimana ponselku."
"Maaf, tadi saya lihat manejer membawa ponselmu!" jawab seorang crew laki-laki.
"Benarkah, dimana dia sekarang?" tanyaku yang sedikit geram.
"Kemungkinan ada didalam kamarnya."
"Baiklah. Terima kasih infonya."
Kalian tahu saat mendengar dia memegang ponselku, seketika tubuhku memanas dan mengeluarkan asap. Aku sangat kesal pada gadis itu. Berani sekali dia menyentuh barang pribadiku untuk yang kesekian kalinya. Aku sekarang berada didepan pintu kamarnya. Kulihat pintunya tidak dikunci, dengan segera aku masuk tetapi tidak ada orang. Aku melihat ponselku dalam keadaan menyala diatas meja. Pasti dia sudah membaca semua isi pesanku. Aku mengambil ponsel itu dan hendak kembali tetapi langkahku terhenti saat mendengar suara aneh dari dalam kamar mandi.
"Suara apa itu?" batinku penasaran.
Aku tipekal orang yang penasaran jadi mau tidak mau harus mencari tahu apa itu. Aku berjalan perlahan menuju pintu kamar mandi dan mendekatkan telingaku disana. Deg, jantungku seakan dipompa 10× lipat lebih cepat dari biasanya. Aku langsung berlari keluar dari kamar dan menuruni tangga hingga terjatuh saat hendak melewati Yeontan yang ada ditangga bawah bagian ketiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGEMARKU SEORANG MUSLIM-BTS (Selesai)
FanficDilihat dari wajahnya, gadis ini bukan berasal dari korea selatan. Dia juga seorang muslim. Sementara itu didalam sebuah ruangan, terlihat 7 pria tampan tengah duduk ditempat mereka masing-masing. Didepan mereka juga terlihat banyak gadis dan bebera...