"Ho Sook. Itukah kau?" tanya Jimin yang hampir tak percaya.
"Wah, jadi kau masih mengenaliku ya Park Jimin," jawabnya sembari tersenyum.
"Tentu saja. Bagaimana bisa kau tahu aku ada disini?"
"Aku sedang jalan-jalan tadi terus melihatmu sendiri. Sedang apa?" tanyanya membalik.
"Ah hanya mencari angin. Sebaiknya kita tidak mengobrol disini. Ayo ikut aku?" ajaknua sembari menarik tangan gaids itu.
Gadis tersebut hanya tersenyum saat melihat Jimin menarik tangannya. Malam pun menutup seluruh kota seoul. Terlihat Ana yang tengah sibuk dengan beberapa berkas yang tadi diberikan oleh pak Andre.
"Hah, kenapa rumit sekali. Proses pembuatan shamponya benar-benar membuatku pusinng. Kenapa serumit ini?" tanya Ana sembari merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
"Ana?" panggil seseorang yang masuk lalu menghampiri Ana.
"Aa iya pak?" jawabnya sembari bangun dan merapikan penampilannya.
"Bisa temani saya sebentar?"
"Kemana?"
"Saya mau makan hanya saja tidak ada temannya."
"Dilla 'kan ada pak. Saya juga sedang mengurus berka yang diberikan oleh bapak."
"Dilla sedang keluar dan semua tugas yang saya berikan ditinggal dulu."
"Tapi pak?"
"Kau itukan sekretaris saya. Jadi wajar jika menemani saya kemanapun saya mau."
"Hah, baiklah."
Sementara itu Jimin terlihat sedang melaju dengan mobilnya menuju sebuah restoran. Jangan lupa, Jimin sedang tidak dinner tetapi dia akan bertemu dengan sahabat lamanya. Setelah sampai didepan restoran, dia lalu memarkirkan mobilnya dan masuk untuk menemui temannya itu. Terlihat Ho Sook sedang menunggu Jimin dengan sangat sabar. Gadis itu memang sangat cantik, bertubuh bagus dan berkulit mulus. Pria mana saja pasti terpikat olehnya. Tapi entahlah dengan Jimin. Apakah pria itu tertarik juga pada Ho Sook.
"Maaf lama?" ujarnya sembari duduk didepannya Ho Sook.
"Tidak masalah. Aku juga baru datang?"
"Mau makan apa malam ini?"
"Aku ikut kau saja."
Disisi lain, Ana dan pak Andre telah berada didalam sebuah restoran. Pak Andre nampak sangat menikmati makanannya tetapi beda dengan Ana yang fokus pada ponselnya. Tiba-tiba dia melihat kearah depan saat mendengar suara seseorang memanggil pelayan.
"Ana, kau kenapa?" tanya pak Andre yang melihat tingkah dari sekretarisnya itu.
"Ah tidak ada pak. Silahkan bapak lanjutkan makannya."
"Kau tidak lapar?"
"Ah tidak."
"Baiklah."
"Apa aku salah dengar tadi. Ah tapi mana mungkin, jelas-jelas tadi suaranya Jimin. Ah sudahlah," batinnya.
Seketika tatapannya terpaku pada seorang pria yang berada dibelakang pak Andre dengan posisi membelakangi keduanya.
"Itukan Jimin," gumamnya.
"Apa? Jimin, dimana?" tanya pak Andre sembari mencari-cari.
"Ah tidak ada. Aku hanya salah lihat saja."
"Kau ini."
Ana langsung menDM Jimin. Setelah beberapa saat, dia melihat DMannya hanya dilihat saja. Ana tentu mulai frustasi dan berfikir bahwa Jimin tengah berkencan. Ana tentu mencoba untuk tidak menangis dan tetap tegar. Mengetahui idolanya itu kini mempunyai seorang kekasih. Tetapi bagaimana bisa secepat itu padahal mereka tadi siang tidak membicarakannya. Apakah Jimin takut jika Ana tahu bahwa dia telah mempunya kekasih?
KAMU SEDANG MEMBACA
PENGGEMARKU SEORANG MUSLIM-BTS (Selesai)
Fiksi PenggemarDilihat dari wajahnya, gadis ini bukan berasal dari korea selatan. Dia juga seorang muslim. Sementara itu didalam sebuah ruangan, terlihat 7 pria tampan tengah duduk ditempat mereka masing-masing. Didepan mereka juga terlihat banyak gadis dan bebera...