PEMULIHAN

1.6K 119 0
                                    

  
   Semua teman-temannya merasa iba melihat Ana yang terus menangis sampai salah satu dari mereka mengatakan hal yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

   "Ana, kita tidak bisa menyembunyikan fakta ini lagi!" ujar Namjoon serius.

  "Jimin menyukaimu," sahut Jin dengan blak-blakkan.

   Kini air matanya Ana berhenti mengalir. Jantungnya berdegup kencang. Dia tidak percaya kalau idolanya menyukai dia. Selang beberapa menit datang Co-CEO yang tadi dikabari oleh Namjoon.

  "Woi, jangan melamun!" ujar Taehyung yang membuyarkan lamunannya.

  "A-aku tidak salah dengarkan?" tanya Ana memastikan.

  "Tidak, kau sama sekali tidak salah dengar dan ini bukanlah mimpi. Jadi jangan menyubit atau menampar pipimu sendiri," tegas Namjoon.

  "Aish, aku mana mungkin mencubit atau menampar pipiku sendiri."

  "Siapa tahu."
 
  "Lalu sekarang apa?" tanya Ana bingung.

  "Oh aku lupa bertanya ini pada Ana. Hoi, bagaimana bisa kau mengetahui tempat itu?" tanya Yoongi penasaran.

  "Tempat apa?"

  "Gudang yang kita menemukan kalian."

  "Oh itu. Aku pernah kesana sebelumnya. Banyak hal yang kupelajari disana. Mulai dari cara menanam pohon, merawatnya."

  "Lalu bagaimana bisa kau tahu kalau Jimin ada di arboretum itu?" tanya Jungkook.

  "Feelingku mengatakan kalau Jimin ada disana. Sudah 2 kali aku melihat ekspresi aneh dari Jimin saat mendengar nama arboretum."

  "Memangnya ada yang aneh disana?" tanya sang Co-CEO yang kali ini angkat bicara.

   Saat itu juga Jimin tersadar dari pingsannya membuat semua teman-temannya menatap kearahnya. Setelah benar-benar menyamankan posisi tidur, mereka mulai berbicara lagi.

  "Aku pikir semua itu ada hubungannya dengan masalalu Jimin," ujar Ana sembari menatap Jimin.

   "Apa kau mau menceritakannya Jimin?" tanya Hoseok.

  "Hmm entahlah," jawabnya sembari membuang muka kearah kanan.

  "Ayo ceritakan saja Jimin. Tapi jika kau tidak mau makan biarlah itu menjadi misteri," ujar Ana sedikit sedih.

  "Hmm baiklah aku akan menceritakannya. Tetapi setelah itu kalian semua berjanji untuk tidak menyebarkannya."

  "Kami janji Jimin," jawab Taehyung bersemangat.

  Jimin pun mulai menceritakan kejadian yang menimpanya dulu. Semuanya terkejut saat mendengarkan ceritanya bahkan mereka merasa iba pada Jimin.

  "Pria yang malang," batin Ana iba.

  Setelah selesai cerita, Ana mulai mendekati Jimin dan meyakinkan dia bahwa seorang Park Jimin bisa melalui ini jika dibantu oleh teman-temannya.

  "Jimin. Percayalah pada kami. Seberat apapun masalahmu, jika kau mau berbagi dengan kami pasti semuanya akan terasa ringan. Jangan dipendam seorang diri dan itu hanya akan membuat keadaanmu bertambah buruk. Ingat, kau tidak sendirian. Masih ada kami, masih ada keluargamu dan masih ada orang-orang diluaran sana yang menyayangimu. Aku yakin itu. Mereka juga sama sepertiku. Tidak ingin melihat idolanya terus murung dan bersedih. Ayo bangkit dari masalalumu, jangan diingat lagi ya."

  "Aku pikir setelah aku menceritakannya, kalian akan menjauhiku tapi ternyata tidak."

  "Itulah gunanya teman dan keluarga. Pokoknya kalau kalian ada masalah langsung cerita saja jangan disembunyikan lagi," sahut Hoseok.

  "Sekarang yang saya minta dari kalian berdelapan adalah, cepat kembalikan mobil yang tadi ditumpagi oleh Jimin!" ujar sang Co-CEO yang membuat mereka seketika menatap kearah Jimin.

  "Ehehhehe, maaf. Tolong ya diambil mobilnya?" pinta Jimin.

  "PARK JIMIIIIIIIIIN!" teriak mereka secara bersamaan.

  "Hush, ini rumah sakit nanti kita dimarah!" ujar Ana.

  "Ah hampir lupa. Aish, kalau begitu biarkan aku, Seokjin dan Yoongi saja yang mengambilnya. Kalian semua tunggu disini," ujar Taehyung.

  "Baiklah. Terima kasih alienku," jawab Jimin.

  "Ck aku bukan alien."

  "Ya ya. Aku hanya bergurau saja."

PENGGEMARKU SEORANG MUSLIM-BTS (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang