Hey, Ditto!

70 8 0
                                    

Judul cerita : Hey, Ditto!Tokoh : Lauditto Bhagaskara & Ardhita MaharaniJumlah kata : 2000+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul cerita : Hey, Ditto!
Tokoh : Lauditto Bhagaskara & Ardhita Maharani
Jumlah kata : 2000+

...

31 December 2020, 18:30 WIB at Café Kramo

    “Mbak Ditta?” panggil seorang pelayan kedai kopi dengan lantang.

    Aku mendongak kearah pelayan tersebut, kemudian mengambil kopi pesanan sambil mengucapkan terima kasih.

    Selepas pelayan tersebut pergi aku kembali memandang kearah luar jendela. Berharap pada angin yang berhembus membawa temanku agar cepat datang ke tempat ini.

     Iya, hari ini aku ada janji dengan seorang teman untuk berbincang di cafe ini. Athala Andriana, wanita berusia 22 tahun yang merupakan temanku semasa kuliah dulu. Aku bertemu dengannya karena ingin membahas sebuah project.

    “Sorry terlambat, sudah lama menunggu ya?”

    Suara yang terdengar familier itu membuat aku menoleh, lantas menggeleng saat melihat wanita dengan kemeja hitam yang dibalut blouse abu-abu. “Nggak lah, kopi gue juga baru selesai dibuat.”

    Wanita itu tersenyum lega, kemudian duduk di hadapanku, “Tadi si boss ngasih jadwal rapat dadakan sama anak-anak HRD. Emang resek!”

   Suara berisik yang berasal dari wanita dihadapan membuat aku menatapnya heran. "Kenapa sih Andriana?"

    "Ini lho, kayaknya gue harus ke toilet sebentar, deh. Mau mengeringkan pakaian yang tadi habis kena hujan."

    Aku mengangguk. "Oh, ya sudah, ganti aja dulu sana dari pada masuk angin."

    Kemudian Andriana pamit ke toilet.

    Aku sedang berselancar di Instagram ketika Andriana—yang baru saja kembali dari toilet—membelalakkan matanya dan langsung memberi kode untukku lewat pandangan matanya. Aku spontan bertanya dengan nada kesal, karena tidak tahu apa yang dimaksud oleh Andriana. “Ada apa sih, Dri? Bicara yang jelas apa, dari-dulu kebiasaan deh melotot-melotot doang!”

    Andriana menepuk dahinya spontan. “Itu.. meja nomor tiga, dari-tadi lihat kearah sini terus. Gue nggak ngerti dia kenapa,” bisiknya pelan. Aku mengikuti arahan darinya, meja nomor tiga.

    Pria itu.

    Pria yang pernah membuat masa remajaku jadi menyenangkan sekaligus menyedihkan. Pria yang mengajariku banyak hal tentang perasaan atas nama cinta. Pria yang menjadikan Jepang bagiku menjadi tempat paling mengasyikan dan resmi menjadi tempat yang harus dikunjungi setiap satu tahu sekali.

    Dia ada di sana. Entah alasan dibalik apa yang menyebabkan dirinya memperhatikanku.

I used to hide and watch you from a distance and I knew you realized

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hey, Ditto!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang