ENMESED | 4 - NOT AGAIN

176 33 5
                                    

Heejin memasukkan semua barangnya ke dalam koper di bantu oleh Gyuri. Ia menatap ke setiap apartemen miliknya yang kecil. Sudah lama Ia tinggal di sini. Rasanya sulit sekali meninggalkan tempat ini.

"Apa masih ada barang lagi?" tanya Gyuri seraya menutup koper.

Heejin menggeliat sekeliling. "Sepertinya tidak ada lagi."

"Berarti aku tinggal membawa barang ini ke rumah mu?" Heejin mengangguk. "Aku segan sekali harus tinggal di rumah mu. Padahal kau sama sekali belum tinggal di situ."

"Sudah pernah. Saat aku kecil." Heejin tertawa kecil.

"Baiklah kau tenang saja, aku akan merawat rumah itu sampai kau datang."

Tak lama kemudian, asisten Irene datang. Seorang wanita muda dengan pakaian layaknya bekerja di kantoran. Ia pun langsung mengetuk pintu apartemen Heejin.

"Iya, siapa?" Heejin membuka pintu apartemen.

"Perkenalkan, nama saya Jiayi. Saya sekretaris direktur Irene. Ia menyuruh saya untuk mengantar anda ke rumah tuan Jaehyun."

"Ah, ya silakan masuk." Heejin mempersilakan Jiayi masuk.

"Tidak perlu. Kita harus bergegas ke rumah tuan Jaehyun." pinta Jaiyi.

Tanpa menunggu lama, Heejin mulai membawa barangnya ke dalam mobil. Ia hanya membawa satu koper saja ke sana. Karena Ia hanya di beri waktu dalam satu bulan saja.

Sesampainya di rumah Jaehyun, Heejin terdiam saat melihat rumah yang besar ini hanya di huni oleh satu orang. Jiayi memasukkan beberapa pin rumah Jaehyun. Ia menyuruh Heejin untuk menghafal kata sandi itu.

"Wah, rumahnya besar sekali." begitu masuk Heejin begitu terpanah melihat rumah ini hampir seluas lapangan.

Ponsel Jiayi berbunyi. Irene menelepon. Ia pun pergi meninggalkan Heejin yang sedang melihat-lihat yang ada di rumah ini.

Heejin membuka kulkas, tapi malah mendapati isinya cuma puluhan botol air soda. Apa dia manusia beneran? Bagaimana bisa dia cuma minum air soda?

Selagi menunggu Jiayi menelepon. Heejin memutuskan untuk latihan cara menyapa Jaehyun kalau dia datang nanti. Dia mencoba melakukan berbagai macam salam, tapi rasanya tak ada yang cocok... Hingga akhirnya dia memutuskan untuk menyapanya pakai cara membungkuk hormat saja.

Tepat saat dia melakukan itu, Jaehyun mendadak muncul di hadapannya. Heejin terkejut sampai Ia terhuyung mundur membuatnya tersandung hingga dia terjatuh ke kursi. Jaehyun hanya diam dengan raut wajah dingin.

"Kenapa kau terlambat?" tanya Jaehyun dingin.

"S-saya ada urusan mendadak tadi." Heejin benar-benar malu sekali.

"Aku kan menyuruh mu menghubungiku."

Heejin tambah bingung sekarang. "Maaf, tapi apa maksud anda?"

"Apa kau tidak melihat iklannya?"

Heejin terdiam. Iklan? Iya banyak menonton iklan tadi. Tapi iklan apa yang di maksud Jaehyun. Seketika Heejin mengingat kalau Ia pernah melihat wajah pria yang ada di hadapannya dalam sebuah iklan.

"Lalu apa hubungannya?"

Jaehyun mendekatkan wajahnya ke arah Heejin. Sampai menyisakan jarak satu jengkal saja. Heejin jadi gugup dan buru-buru memalingkan muka. Dia mau apa?

"Dari mana kau mendapatkan kebiasaan buruk mencium sembarang orang asing?"

"Anda bicara apa?"

"Kau terlalu muda untuk pikun."

Enmeshed [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang