Prolog

278 21 19
                                    

Bismillah..
Oke, cerita ini saya buat untuk dia, Ar.
Dan satu lagi, buat temen-temen Halu saya. Hehe
Semoga kalian suka, saya tidak mempunyai bakat buat cerita yang membawa perasaan sampai ambyar, membuat kehaluan meningkat, dan lain-lain deh. Saya buat ini berdasarkan dari diri saya, biarkan saya saja yang merasa terbawa suasana hehe. Kalau kalian begitu, artinya.. KITA SAMA-SAMA TERBAWA PERASAAN.
Silahkan baca ya. Semoga suka.
Komen dan vote jangan lupa
-Salam hangat Aksaya🖤-

Astaga, sepertinya Aya akan terlambat menuju sekolah barunya. Saat ini saja dia sedang mencari kaus kakinya yang entah kemana dia simpan kemarin. Dengan sedikit umpatan pagi hari ini dia lotarkan kedunia. Sungguh! Aya tampak kesal sekali dengan semua ini. Kemarin orang tuanya mendadak memberi kabar kepindahan mereka. Dan jadilah seperti sekarang, Aya bergadang karna membereskan barang-barangnya, dan dia sendiri juga lupa dimana saja dia menaruh barang-barang tersebut.

"Astaga, Ya!!! Kemana sih lo nyimpan kaus kaki lo?" tanya nya pada dirinya sendiri, gadis aneh.

Dari lemari ke lemari Aya mencari kaus kaki nya itu, umpatan semakin terdengar dari bibir mungilnya.
Aya pun mencoba keluar dari kamar dan mencari dirak sepatu saja. Dan, ternyata kaus kaki nya sudah stand by disepatu. Seketika itu juga, ingin rasanya Aya membolak-balikan rumah nya itu.

Aya pun menuju meja makan yang sudah terlihat Mama Papanya duduk disana, "Pagi pa, pagi ma" sapa Aya ramah dan duduk disebelah kiri papanya.

Papa nya menatap datar ke arah Aya, "Udah jam tujuh loh Ya, kenapa belum berangkat?" tanya Papa nya saat Aya mengigit roti.

Aya pun berusaha secepat mungkin menelan roti yang di kunyahnya, terlihat papa nya menggeleng-gelengkan kepala, "Makan dulu, baru jawab."

"Ya... Habisnya tadi Aya nyari kaus kaki dulu tadi Pa, jadinya gini deh telat nih." kataku dengan cengiran khasku.

Kedua orang tuanya menggeleng dengan pernyataan itu.

Setelah menghabiskan roti, Aya sesegera mungkin berpamitan dan memacu mobil dengan kecepatan sedang. Dengan mata sesekali melihat kearah ponsel, melihat GPS. Karena dia masih belum hafal daerah disini.

Selang waktu selama 20 menit, Aya sudah sampai disekolah barunya, SMA ANGGREK. Sekolah yang sangat besar dan bersih.
Lama Aya mengagumi keindahan dari gerbang sekolah baru nya itu, ia baru menyadari, gerbangnya tertutup rapat, dan tidak terlihat satpam disana. Mampus lo Aya!, Aya menepuk pelan jidatnya. Bagaimana caranya masuk kedalam?

Dengan terpaksa Aya turun dan mengintip-intip apakah ada orang. Ternyata ada, sepertinya murid. Dengan senyuman jahil Aya mendekat di arah gerbang.

"Woi bukain dong!" teriaknya, terlihat kedua murid itu berjalan kearah gerbang.
Sebelum mereka sampai kegerbang, Aya sudah masuk didalam mobil lagi. Mereka menghampiri mobil Aya, tak lama itu Aya menancap gas dan berlalu begitu saja.

Sesampainya diparkiran, Aya pun keluar dan ingin menuju kelasnya, tetapi suara itu menghentikan langkahnya.

"Bagus bener kelakuan, udah telat, nyelonong, ga terima kasih lagi." sindirnya, Aya pun membalikkan badan dan menatapnya bingung.

Aya yang tidak sadar dengan dirinya berulah, "Ngomong sama gue ya?" tanya Aya. Dasar gak nyadar diri si Aya.

"Enggak!! Ngomong sama mobil lo!"

Aya menatapnya ngeri, ganteng-ganteng kok malah aneh. Gawat! Sepertinya dia anak osis, dan dia bersama temannya yang berwajah dingin atau tembok. Tanpa memperdulikan temannya itu, Aya menatap cowok yang sedari tadi mengomel dengan pandangan sengit.

"Heh gue ngomong sama lo!" sentaknya membuat Aya membulatkan mata. Cowok kok malah kasar sih! Amit amit dapat kayak beginian. Pikirnya

"Ya elah, gue ngapain sih?!" tanya Aya dengan kesal menatapnya.

"Dih... Gak mau ngaku lagi lo. Lo kan yang telat tadi? Udah gitu nyelonong aja lo." sewot nya dengan jengkel. Astaga, cowok ini seperti mulut Guru BK di sekolah lama gue. Batin Aya

"Eh kapan? Kapan? Mana ada sih!" elak Aya, ingin sekali menyumpal mulut orang ini.

Cowok yang sedari tadi ngomel itupun mengacak rambutnya kasar, "Udah gak mau ngaku, pura-pura pikun lagi lo. Gue sumpahin pikun beneran lo!" ujar cowok itu dengan emosi.

Masih saja tidak merasa bersalah, Aya menatap cowok itu dengan datar, "Yaa.. Tadi gue.. Refleks doang jadi ngegas" jawab Aya sekena nya dan memutar bola mata malas.

Kedua orang pria itu berdecih, menatap Aya tajam.

"Masih mau ngoceh? Astaga... Gue ini murid baru, wajar aja elah gue telat. Gue gak tau jalan, ga tau arah." jelas Aya berdramastis. Alibi nya sangat tidak pro untuk pola pikir cowok yang sedang di ajaknya debat itu.

"Ngeyel aja lo, pokoknya lo gue hukum" ujar cowok itu lagi dengan tegas.

Sontak saja perkataannya membuat Aya membulatkan mata kepadanya, "Enak aja asal hukum orang! Osis belagu!" ejek Aya kesal tak terima dengan perkataanya.

Selanjutnya, dia melotot tajam lagi kearah Aya, "Lo bilang apa? Osis belagu?" tanyanya dengan sengit. Aya kepalang melihat mata tajam itu menatapnya.

Merasakan keadaan yang semakin mencekam, Aya ambil ancang-ancam untuk kabur dari hadapan dua orang tampan ini.

Menghitung didalam hati, mereka masih memandang tajam ke arah Aya. Tuhan, tolong hamba mu ini, batin Aya. Hitungan ketiga aku dia pun berlari kencang meninggalkan parkiran yang terasa suram itu.

Garing ya diawal?
Huaaa.. Ish komen deh komen wkwk
Diwajibkan sepanjang part komen ye gaes!
-Salam hangat Aksaya🖤-

Aksa Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang