Kini Aya sudah pulang dan berada dirimahnya bersama kedua sahabatnya. Ia membujurkan kakinya disofa dan memegang satu toples cemilan dengan mata fokus menonton.
Hayati duduk dibawah karpet berbulu dan membalikkan badan ke arah Aya, "Lo udah beneran sehat kan, Ya? Awas ya lo besok pingsan lagi gara-gara masih sakit. Jangan joging deh yaaa! Keadaan lo tuh baru sembuh." omel Hayati. Ia masih sedikit cemas keadaan Aya yang baru saja berkata ia sudah sehat itu.
Aya berhenti mengunyah cemilan, ia menatap Hayati kesal, "Ish enak aja main batal-batal! Susah payah gue bujuk Aksa untuk mau joging, malah bilang batal. Gak mau!" tukas Aya kesal. Seenak Hayati menyuruhnya untuk membatalkan acara joging nya dengan Aksa.
Padahal Hayati tau usaha Aya membujuk Aksa dengan susah payah, sedangkan Aksa selalu menolak lembut karena mengutamakan kesehatan Aya. Tetapi, si keras kepala itu tidak berhenti mengajak Aksa, sehingga Aksa akhirnya luluh karena tidak tega melihat sinar harapan dimata Aya. Berat hati ia mengangguk dengan ajakan itu.
Monic mendengus, "Kayak gak bisa gak ketemu Aksa satu hari aja lo, Ya. Segalaan joging segala lagi." sindir Monic yang baru saja ikut duduk didekat Hayati.
Aya mencebik kesal, "Lo pada iri apa? Suka-suka gue dong. Gue tuh mau sehat jadi joging pagi-pagi mau naikin tinggi badan. Gue sama Aksa kayak bapak sama anak tau gak." sahut Aya dengan kesal. Memang, jika iya berdekatan dengan Aksa mereka berdua layaknya seorang Bapak bersama anak perempuannya.
Mendengar itu Hayati dan Monic tertawa. Terlebih Hayati, ia sampai memegang perutnya. Hayati selalu saja begitu, ia sangat suka menertawakan Aya.
Aya pun menimpuk Hayati dengan bantal kecil yang ia jadikan tumpuan kakinya. Setelah itu, ia berlari kencang menuju kamar sebelum Hayati mengamuk. Hayati yang kenyadari itu pun melotot melihat bantal kaki Aya menyentuh muka nya.
"AYA! SARAP YA LO?! ITU BANTAL KAKI LO, KAMBING!" teriak Hayati menggelegar. Monic menutup kelingannya dan mendengus. Ia pun ikut meninggalkan Hayati yang sedang kesal.
***
Pagi hari telah datang, cuaca pun sangat mendukung untuk berolahraga. Aksa sedari tadi sudah menunggu Aya didepan rumahnya. Dengan topi yang menutupi kepalanya, baju olahraga yang sangat pas ia gunakan.
Tak lama itu pintu terbuka. Aya keluar dengan pakaian olahraganya, ia masih tidak menyadari keberadaan Aksa disampingnya. Aksa melihat penampilan Aya dari atas sampai bawah.
"Ganti celana, Ay." seru Aksa. Membuat Aya menoleh kesumber suara itu.
"Eh... Rey, udah nunggu lama? Kok ga ngetuk pintu sih?" tanya Aya kesal.
"Ganti celana kata gue, gak denger lo?" tanya Aksa sedikit nada tinggi. Ia tidak suka melihat penampilan Aya sekarang.
Aya pun melihat kebawah, ke arah celananya, "Emang kenapa? Salah kostum ya gue, Rey?" tanya nya dan memutar-mutar badannya. Aksa memegang bahu Aya pelan dan menghadapnya.
Kemudian Aksa menunduk, mendekatkan wajahnya sejajar dengan Aya, "Celana lo terlalu pendek, gue gak suka! Ganti atau gak jadi!" ujar Aksa dan kembali menegakkan badannya.
Secepat kilat Aya berlari masuk kedalam rumahnya, ia tidak ingin memperlihatkan wajah merah tomatnya lagi.
Melihat itu Aksa menggeleng dengan senyum tipisnya. Taklama itupun Aya keluar lagi dengan penampilan sesuai kemauan Aksa. Terlihat Aya mencebik kesal, membuat Aksa tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Is Mine
Teen FictionAnaya Asistha, gadis yang disapa Aya ini akan memasuki sekolah barunya SMA Anggrek. Ia datang terlambat karena sikap cerobohnya sendiri. Aksa Reyfann, Ketua Osis di SMA Anggrek. Ketua Osis yang menjunjung kedisplinan aturan sekolah. Hingga saat itu...