Di kelas Aksa melamun, dia masih memikirkan kejadian di kantin. Apa benar dia salah berbicara? Apa dia salah membela orang? Tapi, Aksa tidak bermaksud untuk membela Prili. Dia hanya kesal dengan sikap Aya itu.
"Bengong lo" tegur Arkan cuek, sedari tadi dia menatap sahabatnya ini melamun. Aksa menatap Arkan datar.
Menghela nafas lelah, "Kok gue ngerasa bersalah ya?" tanya Aksa dan menatap lurus. Entahlah, rasa nya aneh. Dia merasa perkataan nya tadi menyakitkan hati Aya.
"Gak tau" sahut Arkan cuek.
Kembali menghela nafas pelan, Aksa memaklumi sahabat nya yang satu ini. Sangat irit bicara. Dari pada Aksa menceritakan kegelisahannya ke Arkan, mending Aksa memendamnya. Pilihan terbaik.
**
Sesampai nya di kelas. Hayati dan Aya hanya berdiam diri dibangku mereka. Lagi dan lagi kelas mereka tanpa guru. Membuat teman sekelas nya kembali ke aktivitas gak jelas seperti tadi pagi.
Gheana yang merasa aneh menatap ke belakang, melihat teman sekelas nya ini diam-diam saja, "Lo berdua kenapa?" tanya Ghe sambil membenarkan diri nya untuk menghadap ke belakang.
Aya tersenyum, "Gak apa-apa Ghe. Gue sama Hayati ke kenyangan jadi diem dulu" jelas Aya ngawur. Padahal makan saja tidak mereka, yang mereka lakukan hanya tertawa, sampai kejadian itu terjadi.
"Gue tau kali, Ya. Lo pada mana sempat makan" kekeh Ghe, bisa-bisa nya Aya ber alibi seperti itu. Meskipun mereka tidak dekat, tidak menutup kemungkinan Ghe bersikap tidak peduli kepada teman sekelasnya.
Ghe membuka tas nya dan mengambil dua bungkus roti dan dua botol air mineral, "Nih buat lo berdua. Gue tau lo berdua laper." ujar Ghe sambil memberi dua bungkus roti dan air untuk Aya dan Hayati.
Melihat itu, mata Hayati berbinar, "Ghe.. Lo peka banget sihhh" ujar Hayati girang dan mengambil roti beserta air itu. Dia sangat lapar, karena sesampai di kantin, mereka hanya menertawakan Aya sampai lupa mengisi perut.
Aya pun melakukan hal sama, "Makasih ya Ghe. Gue beneran lapar juga. Tadi dirumah ga keburu mau sarapan" jelas Aya dan mengambil roti dan air itu.
Ghe hanya mengangguk dan tersenyum. Ia pun membalikkan badan nya lagi. Melanjutkan membaca buku. Ghe kutu buku yak? Hehe.
Bel pulang sekolah pun telah terdengar. Dengan semangat semua siswa siswi menghamburkan diri untuk keluar dari sekolah dan sampai kerumah.
"Lo berdua nginep ya kerumah gue" pinta Aya memelas kepada Monic dan Hayati. Karena, Aya takut dia telat seperti hari ini jika dia sendiri dirumah.
Monic dan Hayati tampak berfikir, "Gimana ya?" ujar Hayati mengantung jawabannya. Dia masih betah melihat wajah memelas Aya.
Beda dengan Monic, dia hanya menggangguk sebagai jawaban. Melihat anggukan Monic, spontan saja Aya memeluk Monic. Dasar cewek.
Hayati pun sama hal nya mengangguk dan mengikuti Aya memeluk Monic. Berpeyukannn.. Wkwkwk
Mereka pun meninggalkan kelas yang sudah sepi dan menuju diparkiran. Di parikiran, terlihat gerombolan Aksa di dekat-dekat mobil Aya. Aksa pun dapat melihat Aya berhenti masih jauh dari mobilnya.
Aya menoleh ke arah Hayati dan mencari kunci mobilnya. Dapat, "Hay, lo ambil mobil gue yang warna silver dong. Gue sama Monic tunggu sini. Nih, Hay.." ujar Aya sambil memberi kan kunci mobilnya. Hayati mengambilnya dan berlalu.
Dapat Aksa lihat dari jauh hal itu. Apakah semarah itu Aya? Sampai-sampai Aya tidak mau bertemu dengan nya?
Aksa menggelengkan kepala, untuk apa dia memikirkan itu semua.Monic yang menyadari sedari tadi Aksa memperhatikan ke arah nya dan Aya hanya diam, tak ingin ikut campur urusan teman nya itu dengan Aksa.
Hayati pun datang dengan mobil Aya, mereka pun berlalu dari sekolah. Aksa masih melihat itu, dia menghela nafas, masih saja hati nya gelisah. Ada apakah dengan Aksa?. Menyadari ke anehan dari Aksa, teman-teman nya saling tatap.
"Gue akui lo emang salah untuk kejadian di kantin, Sa" ungkap Marka menatap Aksa, "Lo seakan bela Prili disitu. Tetapi lo gak tau persis permasalahannya, udah suka lo sama Prili?" ujar Marka lagi dengan geli. Teman-teman Aksa pun tertawa mendengar perkataan Marka.
Aksa menatap lurus sepatu nya, perkataan Marka sama sekali tidak ada benarnya. Melihat Prili saja dia tidak berniat, apalagi menaruh perasaan pula.
Arkan yang jengah dengan keadaan pun beranjak menuju motor sportnya, "Pulang" ajak nya dan dianggukkan kepala oleh teman-temannya.
**
Disepanjang jalan Aya hanya terdiam, membuat Hayati yang sedang menyetir selalu memperhatikannya, "Lo kenapa sih, Ya?" tanya Hayati yang masih memfokuskan diri dijalan.
Monic berdehem, "Galau kali di pojokkin Aksa tadi" ujar Monic tanpa menatap Aya disampingnya.
"Kepo banget sih Hay. Lo juga Mon, sotau" cetus Aya dan menatap di luar jendela.
Mungkin benar yang dikatakan Monic, Aya memikirkan kejadian tadi dan masih kesal. Aya pun bingung dengan perasaannya. Kenapa gelisah? Kenapa dia merasa sakit hati menjauhi Aksa? Lebih lagi, mengingat Prili bergelanyut manja di lengan Aksa dan Aksa diam saja tanpa marah. Mengingat itu, Aya semakin cemberut. Nyebelin! Teriak Aya dihati.
Haluuu.. Pendek lagi ya?
Bingung mikirin ini makin kesini. Tuh kan gaje..
Okee.. Lanjutin aja gaes
-Salam hangat Aksaya🖤-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksa Is Mine
Teen FictionAnaya Asistha, gadis yang disapa Aya ini akan memasuki sekolah barunya SMA Anggrek. Ia datang terlambat karena sikap cerobohnya sendiri. Aksa Reyfann, Ketua Osis di SMA Anggrek. Ketua Osis yang menjunjung kedisplinan aturan sekolah. Hingga saat itu...