15

38 6 0
                                    

Aksa mulai memetik senar gitar itu, ia menatap hangat ke arah Aya. Aya mendapat tatap itu tersenyum kikuk saja. Ia salah tingkah saat bertatapan dengan Aksa beberapa detik sebelum bibir Aksa bergerak bernyanyi.

Aku disini padamu
Sekali lagi padamu

Aksa menatap Aya, tatapannya tak lepas dari mata indah itu. Begitupun Aya, ia tak lepas memandang Aksa dengan muka tomatnya.

Kubawakan rindu yang kau pesan utuh

Aku disini untukmu
Sekali lagi untukmu
Percayalah tak perlu lagi kau gundah

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Semoga, semoga saja Aksa merasakan perasaan itu. Perasaan yang timbul akibat kejadian tak terduga yang mereka lakukan.

Hidup adalah tentangmu
Selalu saja tentangmu
Sepertinya kau adalah candu bagiku

Candu... Jika ada kata yang lebih dari candu mungkin itulah yang Aya rasakan.

Kau buat aku tak mampu
Selalu saja tak mampu
Menahan perasaanku atas dirimu

Bolehkah Aya berharap lirik lagu itu adalah isi hati Aksa juga? Bolehkah Aya berharap setiap lirik lagu itu ungkapan Aksa? Dan, bolehkah Aya bahagia dan terlarut disetiap lirik lagu itu?

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Pun aku merasakan getaranmu
Mencintaiku seperti ku mencintaimu
Sungguh kasmaran aku kepadamu

Jaz - Kasmaran

Aksa pun berhenti mengetik gitarnya, mereka berdua masih saja tidak mengalihkan pandangan masing-masing. Tangan Aksa terulur merapikan poni Aya yang berantakan.

"Ay... Bagus gak?" tanya Aksa.

Aya mengulum senyum dan mengangguk, ia pun menutup muka nya yang sudah sangat merah.

Melihat itu Aksa mengambil tangan yang menutupi wajah yang sedang ia tatap, "Jangan ditutup, Ay. Gue suka liat merah-merah dipipi lo itu." polos Aksa dan menurunkan perlahan tangan Aya.

Aksa tertawa kecil melihat wajah Aya, sedangkan Aya menutup matanya. Enggan melihat Aksa, tetapi ia sekilas mendengar gelak tawa yang pelan, Aya pun perlahan-lahan membuka matanya.

Senyum Aksa terbit saat ia melihat Aya membuka mata, "Jangan tutup mata, entar nyesel Ay gak liat gue." ujar Aksa dengan kekehnya.

Aya memukul pelan bahu Aksa, "Dih ngapain harus nyesel." sungut Aya. Padahal emang iya dia menyesal karena tidak melihat dengan jelas tawa yang Aksa perlihatkan itu.

"Suka gak ngaku." kata Aksa lagi dengan menggeleng.

"Ish emang iya! Ngapain nyesal." sahut Aya kesal. Mendengar kekesalan Aya pun Aksa terdiam dan menatap sekitar taman yang semakin ramai.

Aya menoleh lagi ke arah Aksa, ia menguncang lengan Aksa, "Rey! Rey!" panggilnya Aksa pun menoleh, "Hmm... Kenapa lo gak suka Prili? Dia tuh cantik tau." ujar Aya lagi.

Aksa Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang