4

65 9 1
                                    

Seusai rapat para guru, osis kembali berkumpul diruangan khusus mereka. Aksa sengaja mengumpulkan anggota-anggota nya untuk mendata siswa terlambat atau bolos saat rapat tadi.

Aksa menatap anggota osis yang ia tunjuk untuk tugas tertentu, "Umul dan Sendy. Sini kalian" ajak Aksa memyebutkan nama anggota nya itu. Yang disebutkan pun mengangguk dan berjalan ke arah Aksa.

Umul selaku pemegang jurnal keterlambatan siswa-siswi SMA Anggrek menyerahkan jurnal tersebut ke Aksa, "Ini kak jurnal siswa siswi yang terlambat pagi tadi" ujar Umul memberikan jurnal itu, Aksa pun manggut-manggut dan mengambil jurnal itu.

"Makasih ya, kalian boleh kembali ke kelas masing-masing" sahut Aksa tersenyum singkat ke anggota nya ini. Umul dan Sendy pun berpamitan untuk ke kelas.

Aksa menatap jurnal itu mengerinyit, "Ada nama Aya? Tu anak terlambat terus perasaan. Gak bisa di diemin ini" gumam Aksa sambil menutup jurnal itu.

**

Di kantin sudah ramai siswa menghamburkan diri. Ketiga cewek yang sedari tadi tertawa seakan tidak peduli ke sekitarnya yang sudah ramai orang, masih saja tertawa.

Hayati memukul-mukul kecil meja kantin karena tidak bisa menahan tawanya, "Hahaha.. Ya, beneran lo gak mandi? Hahaha" ujar nya dan tetap tertawa ngakak, Aya yang malu bukan main menutup wajah dan menjauhkan diri dari Hayati.

Aya menatap Hayati kesal, "Hay! Lo bisa gak sih ngomong dipelanin dikit?! Nanti mereka-mereka tau!" sungut Aya yang kesal dengan kelakuan Hayati.

Monic yang suka acuh disekitar pun tertawa kecil, "Lo sih segalaan gak mandi. Kayak gembel kan" sindir Monic dengan tawa kecil nya itu.

"Gimana gue mau mandi. Rumah gue kosong. Kemarin gue gak bisa tidur karna mikirin si osis bela-" sahut Aya dengan cepat dia membekap mulutnya.

Hayati dan Monic terdiam, mencoba mencerna perkataan temennya itu. Hayati melototkan mata nya dan menepuk bahu Monic dengan kuat, "Hooohh!! Gue tau, gue tau" teriak Hayati dengan heboh, sedangkan Monic menyingkirkan tangan Hayati dengan kasar dan mendengus.

Hayati menatap Aya dengan memicingkan mata, "Lo mikirin Aksa ya? Ngaku lo" sindir Hayati yang masih menatap Aya seakan meminta jawaban.

Aya membuang muka nya, muka nya bersemu karena penuturan Hayati.

"Aya! Woi gue nanya lu, ogeb!" ujar Hayati lagi dengan menggebrak meja. Membuat seisi kantin menatap mereka bertiga aneh.

"Bisa diem gak sih lo bertiga?" sindir meja di sebelah Hayati. Yang diketahui Hayati dan Monic itu kakak kelas mereka.

Monic menatap orang di meja sebelahnya dengan tajam, "Bisa. Lo bisa kagak kalau gak ngebacot?" tanya Monic dengan santai dan memutar bola matanya.

Terlihat orang yang di sahuti Monic menggebrak meja dan berdiri untuk menghampiri meja Monic dkk.

"Heh! Lo bertiga itu adik kelas. Ngaca dong! Berani banget sama kakak kelas!" teriak Prili di depan Monic. Monic pun ikut berdiri dan menatap Prili dengan tatapan sengit.

"Buat apa takut sama lo?" tanya Monic santai dan tersenyum miring. Suasana kantin seakan mencekam. Hayati dan Aya hanya diam karna tak tau harus berbuat apa.

Anggota osis yang berada di kantin pun memilih untuk keluar dan mencari keberadaan Ketua osis mereka. Tidak sulit mencari keberadaan Aksa, setiap jam istirahat dia selalu menyempatkan diri untuk ke ruang osis terlebih dahulu.

Terlihat Aksa sedang membaca jurnal-jurnal yang menumpuk di mejanya, terlebih dahulu Asih Purnami, anggota osis nya juga mengatur nafas terlebih dahulu.

"Aksa.. Hosh.. Hoshh.." panggil Asih disela-sela mengatur nafasnya. Aksa yang dipanggil sedikit terkejut melihat Asih datang dengan peluh dan nafas tidak teratur.

Aksa pun berdiri dan menatap Asih heran, "Lo kenapa? Ada perlu apa?" tanya Aksa dan merapikan jurnal yang selesai ia baca.

"Di kantin ada yang berantem" ujar Asih yang masih mengatur nafasnya perlahan. Dasar Asih, dia terlalu peduli keadaan di kantin sampai tidak peduli dengan diri sendiri.

"Emang siapa?" tanya Aksa lagi

Asih mencoba mengingat-ingat wajah yang samar-samar ia lihat sebelum pergi, "Itu tuh murid baru di kelas sebelah" ungkap Asih sambil mengusap peluhnya. Asih mengira bahwa Aya lah yang bertengkar dengan Prili, karna Asih hanya bisa menatap Aya tidak dengan menatap Monic, karena mereka bertiga di kepung geng Prili. Hanya Aya lah yang terlihat karena badan nya kecil. Miris.

Setelah menyampaikan itu, Asih pun pergi meninggalkan Aksa di ruang osis. Karena, Aksa akan menyusul sebentar lagi, kata nya.

"Udah terlambat. Buat ulah lagi lo. Makin bingung gue hukuman apa yang pantas buat lo" ujar Aksa dalam hati.

Aksa pun beranjak dari ruang osis menuju kantin. Disepanjang jalan adik kelas menatapnya lapar. Aksa tidak peduli, meskipun posisinya osis sekalipun jika dia tidak suka, dia akan menunjukkan itu.

Sesampainya di kantin, masih saja kantin berisik karena pertengkaran cewek-cewek itu. Dasar cewek! Kalau berantem urat leher pun seakan putus karena saling berteriak. Tidak ada yang menyadari keberadaan Aksa di situ.

Aksa pun mendekatkan diri ke kerumunan, "Apa-apaan ini?!" seru Aksa lantang dan menatap satu persatu cewek yang bertengkar sedari tadi.

Prili yang kaget atas kedatangan Aksa pun spontan memeluk lengan Aksa, "Aksayang, tu cunguk-cunguk bertiga gangguin Lili makan" ujar Prili manja, mendengar itu Aya mendengus geli.

Hayati yang sedari tadi menahan marah pun menggebrak meja, "Heh! Yang ada lo yang gangguin kita!" cela Hayati menatap tajam Prili. Yang ditatap memutar bola mata malas.

Aksa menatap Aya tajam, "Udah telat, berantem. Gak bisa diem apa lo?" tanya Aksa. Aya yang mendapat tuduhan itu pun melotot.

Aya menarik Hayati, dan Monic yang ingin membuka mulut, "Mending kita pergi dari sini," ujar Aya menatap Aksa dengan tatapan datar, "Dan lo! Urus pacar lo. Kalau gak suka dunia berisik tinggal di hutan!" murka Aya dan berlalu.

Aksa hanya diam mercoba mencerna amarah Aya. Apa dia salah berbicara? Apa yang Aksa lakukan itu salah?

Kembali kesadaran, Aksa menghempaskan kasar tangan yang bergelanyut manja dilengannya dan berlalu tanpa menatap Prili.

Ish.. Prili sangat menjijay kan ya gaes?
Sempat kesel ga sama Aksa?
Kesel dong! Ya keselin aja deh buat author senang wkwk
Jangan lupa komen nya dan vote di setiap part ya gaes.
Buat daku semakin semangka update cerita ini.
-Salam hangat Aksaya🖤-

Aksa Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang