Disinilah Dhita sekarang masih di kamar dengan drakor yang di nontonnya ia sangat bosan bingung mau ngapain kalau di sekolah sudah pasti ia bercanda dengan Keisha, ngikutin Varo, tidur di jam pelajaran dll begitulah dunia Dhita.
'Tok.. Tok.. Tok'
"DHITAAAA" pekik Keisha yang langsung memeluk Dhita.
"Ya ampun Kei lo ngagetin aja"
"Gue kangen kampret" ucap Keisha yang semakin mempererat pelukannya.
"Iyaa tapi lepasin dulu gue sesak" Keisha melonggarkan pelukannya dengan cengiran khasnya, Dhita menarik napas panjang ia sudah kehabisan oksigen karena sahabatnya yang satu ini.
Dhita melirik gadis di samping Keisha sambil menaikkan alisnya seolah bertanya 'siapa dia?' Keisha yang peka akhirnya memperkenalkan Amanda ke Dhita.
"Oh iya kenalin Dhit dia Amanda murid baru di kelas kita"
Amanda mengulurkan tangannya "Gue Amanda angelita panggil Amanda aja"
Dhita membalas uluran tangan Amanda "Gue Dhita" ucapnya sambil tersenyum
"Nih buat lo" Keisha menyodorkan kresek buah dan cemilan yang di bawanya.
"Entar juga abis di elo" Dhita mengambil kresek itu dengan malas.
Sekarang mereka bertiga sibuk menonton film horror ini ide Keisha awalnya Amanda dan Dhita menolak tapi bukan Keisha namanya kalau keinginannya di tolak, akhirnya keduanya hanya bisa pasrah.
Ketiganya tengah duduk di sofa kamar Dhita dengan keadaan lampu mati dan cemilan yang di bawa Keisha tadi tapi kebanyakan cemilan hanya habis di tangan Keisha sudah di duga setiap ia membawakan sesuatu untuk Dhita pasti akan habis di Keisha sendiri.
"AARRRGHHH ANJIRR MUKANYA SEREM BANGET" teriak Amanda heboh sambil menutup wajahnya dengan bantal.
"TUH MUKA DI POLES APAAN JIRR"
"DASAR SETAN TUH SETAN"
"UDAH UDAH MATIIN GUE KAPOK"
"MAMAAAAA!!!!"
Dhita dan Keisha tidak berhenti tertawa melihat wajah Amanda yang sangat ketakutan. Sepanjang film, Amanda tidak berhenti teriak ketika setan dalam film sudah muncul.
Film sudah habis Dhita beranjak untuk menyalakan lampu ia tertawa lagi melihat keadaan Amanda yang sudah gak jelas rambut acak acakan serta mukanya yang pucat.
"Kalian kenapa?" tanya Amanda heran yang di tonton kan film horror bukan komedi tapi kenapa kedua temannya tidak berhenti tertawa.
"Mu...ka lo" ucap Keisha terpotong potong karena tawaannya yang tidak kunjung berhenti.Amanda hanya menunduk malu.
Dhita dan keisha berbaring meredakan tawa mereka.
"Eh udah malam kalian nginep aja" ucap Dhita
"Iya deh di rumah gue juga sendirian" jawab Keisha, sudah biasa Keisha nginap di rumah Dhita begitu juga sebaliknya.
"Hmm gue lain kali aja yah belum izin sama bonyok" ucap Amanda
Keisha ingin mengantar Amanda pulang tapi di tolaknya karena dia udah mesen ojek online.
💫💫💫
Varo menuju apartemennya dengan langkah lebar, saat membuka pintu ia melihat seorang paruh baya yang sangat di bencinya menunggunya di sofa dengan dua bodyguardnya.
Varo mengepalkan tangannya kuat sampai jari tangannya berwarna putih, tatapan mata tajamnya menatap pria paruh baya di depannya yang notabenya sebagai 'ayah'.
Seketika kejadian lima tahun lalu kembali memenuhi pikirannya.
"Mau apa anda ke sini?" tanya Varo dengan nada dinginnya.
"Papa ingin kamu berhenti bersekolah dan menikah dengan anak teman papa" jawabnya dengan jelas
Mendengar jawaban papanya, Varo menatap pria itu dengan tatapan tajam "Papa telah membuat perjanjian dengan Pak Dino untuk menikahkan kamu dengan anaknya, karena dengan cara ini hutang hutang papa bisa lunas" ujar papa Varo "Dan juga perusahaan papa bisa makin maju" Sambungnya.
What? Berhenti bersekolah? Apa papa Varo sudah gila ingin memberhentikan anaknya bersekolah hanya demi sebuah perjanjian? Sungguh egois.
Anak umur 16 tahun masih ingin bersenang senang tanpa harus memikirkan rumah tangga.
"Tidak bisa!" jawab Varo tegas
"Tapi kamu harus berhenti bersekolah"
"Apa anda tidak dengar? saya tidak ingin mengecewakan mama saya!" ucap Varo dengan nada tinggi
"Kenapa kamu jadi anak yang pembangkang?!" ucap papa Varo dengan nada tegasnya
"PAPA EGOIS SETELAH SEMUA YANG PAPA LAKUIN SAMA MAMA APA ITU BELUM CUKUP?! DAN SEKARANG PAPA INGIN MENGHANCURKAN MASA DEPAN VARO HANYA DEMI HARTA?"
Varo mengusap bibirnya kasar "Cuihh apakah Anda masih pantas di panggil papa?"
Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kiri Varo. Varo memegangi pipinya yang panas akibat tamparan itu.
Wajah papa Varo memerah emosinya sudah sampai di ubun ubun, ia menahan untuk tidak berbuat lebih ke Varo karena, itu bisa menambah masalahnya.
Varo memegangi pipinya yang panas akibat tamparan "Sekarang hidupku lagi yang ingin anda hancurkan tuan GAVIN ADINATA?" Varo menurunkan nada bicaranya tetapi terdengar meremehkan.
"Yang sopan! saya ini papa kamu!" ucap pria itu dengan nafas terengah engah.
"Lebih tepatnya seorang papa yang mementingkan dirinya sendiri"
Flashback on
Terdengar suara pecahan kaca yang di lempar, bekas tamparan terlihat jelas di pipi seorang wanita yang di lapisi dengan air mata yang terus mengalir.
"Kenapa kamu tega selingkuhin aku mas?" ucap wanita itu dengan nada tangisannya.
"Kamu masih bertanya kenapa saya selingkuhin kamu?! Lihat diri kamu sangat tidak menarik penyakitan lagi" pria itu mencapit kedua pipi wanita tersebut lalu melepaskannya kasar.
Setiap kata yang di lontarkan pria itu sangat menohok hati, ini bukan yang pertama kali ia lakukan tapi berkali kali, setiap pulang kerja pasti selalu di suguhkan perilaku kekerasan.
Anak laki laki berumur 11 tahun yang baru pulang sekolah langsung berlari ke pelukan ibunya saat melihat kekerasan yang di buat ayahnya.
"kenapa papa lakuin ini sama mama?, papa sudah berubah papa jahat! Varo benci sama papa!" tangis Varo pecah melihat ibunya yang sudah sesak nafas dan tidak berdaya.
Pria itu melempar semua barang lalu pergi meninggalkan anak dan istrinya.
Varo semakin mempererat pelukannya.
Wanita itu membuka matanya lalu tersenyum tipis memegangi pipi Varo
"Varo jangan nangis yah Varo kan anak kuat kalau mama udah nggak ada Varo jaga diri baik baik yah, inget tetap baik sama papa jangan benci papa yah. Varo jangan nakal harus tetap rendah hati, jadi anak yang sukses biar bisa banggain mama. Mama selalu ada kok di hati Varo nanti juga mama jagain Varo dari atas. Mama sayang banget sama Varo"Wanita itu menghapus air mata Varo. Mencium punggung tangan Varo lalu menghembuskan nafas terakhirnya.
Flashback off
"Maaf ma Varo gak bisa berhenti benci papa." batin Varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
cheerful vs cold (CVC)
Novela Juvenil"Aduhhh... " ucap seorang pria sambil memegang kepalanya. "Eehhh kamu gak papa? " tanya Dhita sambil berusaha memegang kepala Varo yang terkena tendangan botol Tapi Varo hanya menepis tangan dhita lalu kembali berjalan dengan tangan berada di saku c...