'TOK TOK TOK'
"Mama bukain pintu diluar ada orang" teriak Dhita dari arah kamar.
"Mama!"
"Oh iya lupa mama kan di luar kota kok gue jadi pelupa gini sih" Dhita menggerutuki dirinya.
Dhita membuka pintu rumahnya "Ya cari siapa?"
Pria tinggi mengenakan pakaian serba hitam dan penutup wajah berdiri di depan pintu.
"Cari kamu" pria berjaket kulit hitam membalikkan tubuhnya.
"Ya ampun Zian lo bikin gue kaget" Dhita menghela napas dia pikir itu orang jahat yang akan menculiknya lalu menjualnya ke luar negeri, efek kebanyakan nonton sinetron nih anak.
"Mukanya biasa aja kali" Zian terkekeh melihat wajah kaget Dhita.
"Elo sihh datang datang pake serba hitam gini"
"Eh berangkat bareng yuk" ajak Zian.
"Tumben banget lo jemput gue pasti ada maunya nih ngaku lo" Dhita menyipitkan matanya.
"Eh si kunyuk baek baek gue mau jemput lo karna gue tuh kasihan liat lo hampir tiap hari di hukum bu Siti gara gara telat mulu" Elak Zian
"Iya iyaa makasihh udah mau jemput gue tapi lain kali suruh Varo aja" Dhita hanya cengengesan.
Dhita juga sebenarnya heran sama sikap Zian yang beberapa hari belakangan ini lebih peduli sama Dhita misal sering ngechat udah makan apa belom sekarang aja dia nyempetin waktu buat jemput Dhita padahal rumah mereka berdua cukup berjauhan.
Dhita menepis jauh jauh pikirannya soal Zian mungkin Zian seperti ini karena udah nganggap Dhita sebagai sahabat gak salahkan seorang sahabat peduli sama sahabatnya.
🐼🐼🐼
Zian memarkirkan motornya banyak pasang mata yang menatap ke arah Dhita entah itu tatapan iri, Dhita juga tidak mengerti.
Dhita dan Zian berjalan beriringan di koridor tapi gosip anak anak yang gak enak didengar memenuhi pendengaran Dhita.
"dasar si Dhita kegatelan banget sih kemarin ngejar ngejar si Varo sekarang sama Zian" "sok cantik banget sih" "eh dit lo pake pelet yah?" "palingan juga dia simpanan om om tuh" "dasar jalang"
Semua anak anak menertawakan Dhita. Dhita tidak tahan di rendahkan seperti ini.
Dhita menundukkan pandangannya ia mengepalkan tangannya kuat hingga kuku tangannya memutih air matanya mulai mengalir. Kata kata itu sangat menohok hati Dhita apakah dia serendah itu di mata mereka?
"KALIAN KOK BISANYA NGOMONGIN ORANG, PENDIDIKAN DOANG YANG TINGGI ATTITUDE? R.E.N.D.A.H" Zian tak tega melihat Dhita direndahkan seperti ini perkataan anak anak itu sudah memancing emosi Zian
"KALIAN KALO GAK TAU APA APA MENDING DIAM, LEBIH BAIK LO SEMUA PERGI MUAK GUE LIAT LO SEMUA!" usir Zian
Seseorang dari kejauhan tersenyum sinis melihat kejadian yang baginya menyenangkan. "ini baru awal Dhita Olivia gue bakal ngasih lo kejutan tiap harinya" orang itu langsung pergi.
Setelah semua anak pergi Zian lalu menghampiri Dhita "Dit..."
Dhita langsung pergi meninggalkan Zian dengan air mata yang setia mengalir di pipinya.
~Dhita pov
Gue berlari menuju wc di sinilah gue bisa menangis sepuasnya, gue menatap diri gue di cermin mata gue sembab karena nangis."Serendah itukah gue di mata mereka?
"Apakah gue salah kalo gue ngejar Varo karna gue cinta banget sama dia"
"Nggak Dit lo gak salah" suara itu. Gue membalikkan badanku, gue langsung berhambur ke pelukan kedua sahabat gue.
"Lo gak salah Dit lo pantas perjuangin Varo justru gue dan Amanda salut sama lo, sekarang jamannya kalo suka harus berjuang kan? Entah itu cewek atau cowok dan kita yakin semua ini pasti ada hasilnya" Keisha membuat gue sedikit tenang
"Dan lo gak rendahan Dit semua ucapan itu hanya ingin ngejatuhin elo itu artinya lo ada di atas mereka" ucapan Amanda dan Keisha membuat gue bangkit lagi.
"Ayo dong masa Dhita cengeng sih yang ada Dhita itu orangnya ceria udah ah jangan nangis lagi lo tambah jelek tau" ucap Amanda
Gue terkekeh "Apa sih lo"
Gue kembali memeluk mereka berdua gue bersyukur banget miliki mereka.
"Nah udah baikan kan yuk balik" gue menggandeng kedua sahabat gue.
~Author pov
Mereka bertiga jalan ke taman kebetulan hari ini guru rapat jadi siswa bebas mau ngapain."Eh Dit tuh si Varo samperin sana" ucap Keisha sambol menunjuk ke arah Varo yang sedang bermain ponsel di kursi taman.
"Siap siapp" Dhita menaikkan keduanya jempolnya.
Dhita berjalan ke arah Varo dengan minuman di tangannya.
"Ehemm Var lo sendiri aja? Zian sama Melvin mana?" Dhita duduk di samping Varo yang masih fokus sama ponselnya.
"Kelas" Varo menjawab tapi tak menjauhkan pandangannya ke ponsel
"Nih minum buat lo"
Varo akhirnya menatap Dhita dengan tatapan yang susah di artikan "Kenapa?" tanya Varo
"Kenapa apa?"
"Mata"
"Hah mata gue?"
"Sembab"
Ya ampun si Varo bicara pun harus satu kata bener bener kutub es.
"Lo perhatian sama gue?" tanya Dhita kepedean.
"Gak"
"Gak papa deh kalo lo gak mau jujur" ucap Dhita dengan senyuman lebarnya.
"Hmm Var gue balik duluan yah temen gue udah nungguin" Dhita beranjak dari kursi ia gak sanggup dekat lama dengan Varo karena jantungnya yang seperti lari maraton
Varo hanya berdehem.
Setelah Dhita pergi Zian dan Melvin langsung menghampiri Varo
"Wuihhh bro lo gak usah sok gak perhatian sama Dhita deh" ucap Melvin yang langsung nyerocos di samping Varo.Varo yang mengetahui kedatangan kedua sahabatnya hanya memutarkan bola matanya.
"Iya Var kita tau kok lo sebenarnya juga suka kan sama Dhita cuma lo gengsi" tambah Zian
"Apa sih lo berdua gak jelas" Varo langsung pergi meninggalkan mereka berdua
"Tuh kan dia tuh malu makanya langsung pergi gitu" ucap Melvin disertai godaan
Tiba tiba keheningan menyelimuti Zian dan Melvin semua fokus sama ponsel mereka masing masing.
"Zian""hmm"
"Gue mau jujur"
TBC JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
TOLONG KRITIK DAN SARANNYA JIKA ADA:)
KALAU SUKA FOLLOW YAH
*Vote dan komen kalian sangat berarti bagi author:)
![](https://img.wattpad.com/cover/203672856-288-k903823.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
cheerful vs cold (CVC)
Roman pour Adolescents"Aduhhh... " ucap seorang pria sambil memegang kepalanya. "Eehhh kamu gak papa? " tanya Dhita sambil berusaha memegang kepala Varo yang terkena tendangan botol Tapi Varo hanya menepis tangan dhita lalu kembali berjalan dengan tangan berada di saku c...