03.

49 18 1
                                    

Sepulang sekolah Dhita langsung masuk ke kamar dan membersihkan dirinya.
Kini ia tengah berada di kasur dengan laptop di hadapannya sekarang yang ia perbuat adalah menstalker seseorang, siapa lagi kalau bukan Varo seseorang yang di kejar kejar oleh Dhita

"kok gue ngidam es krim yah? " ucap Dhita pada dirinya

Dhita beranjak dari kasurnya mengambil sweater dan slingbag miliknya. Ia jalan menuju minimarket dekat rumahnya.

Setelah membeli beberapa cemilan Dhita keluar dari minimarket ia melihat seseorang yang sangat familiar turun dari motor merah miliknya "kok gak asing nih orang" batin Dhita sambil menyipitkan matanya

"hai" sapa cowok itu. Dhita hanya terbelalak melihat orang yang baru saja menyapanya.

"Kenapa gue harus ketemu dengan orang yang hampir ngerusak masa depan gue" batin Dhita. Kini perasaannya bercampur aduk ia tak ingin mengingat masa kelamnya.

"apa kabar? " tanya pria itu. Dhita hanya tertunduk tak terasa air matanya mulai mengalir.

Dhita tidak menjawab sapaan cowok itu ia langsung pergi meninggalkannya sendiri.

Dhita tidak langsung pulang ke rumahnya dia pergi ke sebuah taman yang dulu menjadi tempat favorit nya dulu

Dhita duduk di bangku panjang yang ada di taman. Ia masih mengingat kejadian tadi ia harusnya tak bertemu orang itu, yang ia butuhkan sekarang adalah seseorang yang bisa membantunya melupakan semua masa lalunya.

Dhita menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya ia merilekskan perasaannya yang sedang kacau, inilah Dhita yang sesungguhnya di balik keceriaannya ia menyembunyikan luka yang sangat dalam.

Tiba tiba anak perempuan berumur 6 tahun lari ke arahnya, tangan kanannya memegang kresek dan tangan kirinya memegang setangkai bunga mawar.

"Ini buat kakak" Anak itu menyodorkan apa yang ada di tangannya "Dari siapa?" Dhita membuka kresek yang ada di tangannya didalamnya ada dua batang coklat dan beberapa cemilan lainnya.

"Tadi dari kakak ganteng" Ucap anak tersebut dengan cengiran yang memperlihatkan gigi ompongnya.

Dhita mengernyitkan dahinya siapa yang memberikan ini semua, ia membuka secarik kertas yang menempel di bunga mawar itu.

Gue gak suka liat lo sedih

~A

Dhita menarik kedua sudut bibirnya kembali mengembangkan senyuman manisnya, menghapus sisa air matanya.

"Siapapun elo makasih banget" Dhita mencium aroma mawar yang seketika membuat hatinya sejuk.

Dhita kembali menatap anak itu mencubit gemas kedua pipi gembulnya yang menyebab kan si pemilik pipi meringis kesakitan dengan memanyunkan bibirnya "Kakak sakit tau nanti pipinya Lani bisa kempes kalo udah kempes nanti Lani udah gak lucu lagi"

Dhita hanya menunjukkan cengiran tak berdosanya "Yaudah nih coklat buat kamu jangan ngambek dong adik embul" seraya menyodorkan satu batang coklat.

"Kakak di maafin gak?" godanya

"Hmm karena kakak udah baik iya Lani maapin"

Keduanya kembali tertawa bersama, Dhita memang menyukai anak anak maka tak heran jika sikapnya juga kekanak kanakan.

Sedari tadi seorang pria bersembunyi di balik pohon melihat wajah ceria Dhita lagi, tak sadar pria itu menarik ujung bibirnya "Manis".

cheerful vs cold (CVC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang