How Can I Love The Heartbreak
...
..
.
Aku hanya tau kalau aku sangat mencintaimu
Aku hanya tau bahwa aku sangat ingin menjagamu
Aku hanya tidak tau apa itu 'Berlebihan'
Setumpuk barang sudah tertata rapi di dalam kamar Baekhyun yang memiliki ukuran 6x6 meter, kecil memang jika dibandingkan dengan kamar di rumahnya. Satu kardus besar dan dua buah kardus kecil-kecil Baekhyun taruh di dekat pintu, siap untuk di angkut. Dua tangan kecil berada di sisi pinggangnya sedangkan pandangannya beredar di kamar kecil yang sudah ia tinggali selama kurang lebih 4 tahun. Baekhyun meneliti disetiap sudut ruangan siapa tau ada barang terkecilnya yang mungkin tertinggal, dan yang terpenting adalah memotret kamar tersebut dengan mata bulan sabitnya untuk ia bawa pulang sebagai memori terindahnya selama 4 tahun ini.
Kamar itu sekarang hanya tersisa satu ranjang kecil dengan satu bantal dan guling rusuh yang sudah sepantasnya ia buang (itu bukan miliknya tapi ia tersangka utamanya), satu lemari berukuran sedang dan satu meja belajar beserta kursi kecilnya. Mungkin kamar ini kecil, namun Baekhyun akan sangat merindukan kamar ini juga penghuni rumah ini.
Banyak kenangan yang Baekhyun alami dikamar kecilnya, kenangan dimana setiap malam saat dia butuh tidur nyenyak tapi seketika serasa ada hantu yang mengganggunya, tidak menginginkan tubuh lelahnya untuk istirahat. Pintu akan diketuk terus menerus sampai sang pemilik membukanya dan dengan berat hati si pemilik akan membuka. Renjun, atau yang biasa Baekhyun panggil Ren, dengan senyum sumringah akan menarik Baekhyun keluar untuk menemaninya mencari makanan keluar.
Baekhyun tersenyum geli mengingat kejadian yang sering Ren lakukan. Ren, dia lebih muda dari Baekhyun tapi tak pernah sekalipun ia mau memanggil Baekhyun 'hyung' dan kabar baiknya Baekhyun tak pernah mempermasalahkan itu.
'Aku akan merindukan adik kecilku'
Tok tok tok
Baekhyun menoleh dan membuka pintu putih yang penuh dengan bekas tempelan poster-poster boyband idolanya, poster yang sekarang sudah tergulung rapi yang akan ia pasang lagi di tembok dan pintu kamarnya. Sebelum ia membuka pintu, pintu sudah lebih dulu dibuka dari luar dan kepala kecil menyembul diantaranya.
"Baek, mobil ayahmu sudah didepan, kau butuh bantuan?"
"Tolong bantu aku mengangkat kardus kecil itu, yang besar biar ayah yang mengangkutnya" Ren mengangguk dan mengambil satu kerdus kecil disana.
Ren, membawakan kardus kecil milik Baekhyun untuk ditaruh di mobil ayah Baekhyun. Baru saja anak itu singgah di pikiran Baekhyun, dan salah satu daftar orang yang akan ia rindukan muncul begitu saja. Ren membawa satu kardus kecil dan membawanya keluar, meletakkan tepat di dekat mobil ayah Baekhyun yang di ikuti Baekhyun dibelakangnya dengan kardus kecil satunya, menyisakan kardus besar yang Baekhyun bebankan untuk diangkut sang ayah.
Didepan terlihat tuan Byun juga bibi Kim pemilik rumah sedang bercengkrama, mungkin ayah Baekhyun berpamitan juga memberikan ucapan terimakasih sudah menampung anaknya selama 4 tahun ini. "Baekhyun sayang, jika kau ada waktu senggang pintu rumah ini terbuka untukmu nak"
Bibi Kim dengan rambut yang mulai memutih itu mengusap liquid bening yang membasahi pipinya. Baekhyun bukan satu satunya yang menyewa kamar untuk ia tinggali selama kuliah, tapi Baekhyun satu satunya yang bertahan di rumah itu selama kuliah dari masuk sampai ia menyelesaikan pendidikan sarjananya, dan Baekhyun adalah yang paling dekat dengan bibi Kim.
Ya, Baekhyun berasal dari Seoul dan Baekhyun kuliah di Busan, tepatnya di Universitas Pusan. Bukannya tinggal di apartment mewah, anak itu justru lebih memilih tinggal dirumah bibi Kim yang menyewakan tempat tinggal (kos-kosan). Kebetulan ia mendapat kos-kosan yang lumayan murah untuk ia tinggali meskipun fasilitas tak sebaik di tempat lain. Memang cukup jauh jika ingin ke kampus tapi itulah yang Baekhyun cari. Baekhyun bukan anak orang yang tidak mampu, hanya saja anak ini suka dengan hal yang sederhana.
Baekhyun tersenyum manis dan memeluk bibi Kim yang galak namun baik hati. "Aku janji akan berkunjung ke kesini. Bibi Kim, kau jangan galak-galak, nanti tidak ada yang mau tinggal disini" dan satu cubitan kecil dilengannya berhasil ia dapatkan akibat candaan yang Baekhyun buat.
Semua barang sudah masuk dengan rapi didalam mobil, ayahnya sudah duduk dibelakang kemudi setelah mengambil kardus terbesar dan menata di bagasi. Sebelum masuk ke dalam mobil, Baekhyun menatap lama rumah besar dengan 10 kamar didalamnya. Jauh di belakang sana ada bibi Kim si pemilik rumah dan juga Ren, Baekhyun dengan jelas melihat Ren yang sedang menunduk tengah menghapus lelehan air matanya. Entah kenapa itu terasa lucu bagi Baekhyun yang juga terasa menyedihkan. Baekhyun keluar dari mobil setelah ijin ke ayahnya dan melangkah menghampiri Ren dan menarik kedalam pelukannya.
"Kau harus terbiasa mencari makan sendiri. Kau laki-laki dan aku sudah tidak disini, jadi biasakan pergi sendiri. Kalau takut jangan keluar malam, kau pesan makanan saja. Dan jangan cengeng, kau sungguh jelek. Satu lagi, aku lebih tua darimu jadi belajarlah memanggilku hyung" Baekhyun berbicara seperti seorang ibu yang memberikan banyak petuah untuk sang anak. Meski begitu Ren tetap mengangguk didalam pelukan Baekhyun, hanya kalimat terakhir yang tidak ia angguki.
"Itu menggelikan Baek, aku tidak akan pernah memanggilmu 'hyung' sampai kapanpun"
"Dasar keras kepala"
"Kau yang mengajariku"
Baekhyun kembali kedalam mobil diam menatap ke arah spion untuk menatap Ren dan bibi Kim. Tau apa yang anaknya inginkan, ayah Baekhyun diam belum melajukan mobilnya, hingga terdengar tarikan nafas dalam barulah tuan Byun melajukan mobilnya.
'Aku pasti merindukan tempat ini dan orang orang didalamnya'.
Baekhyun melambaikan tangannya yang dibalas oleh bibi Kim juga termasuk Ren adik tingkatnya. Butuh waktu beberapa jam untuk sampai di Seoul dan waktu itu akan Baekhyun gunakan untuk bermain game diponselnya.
"Sayang, apa kau ingin mampir kesuatu tempat dulu?"
"Tidak ayah" jawab Baekhyun dengan cepat tanpa menoleh ke ayahnya, anak itu sibuk dengan dua tangan memegang ponselnya juga suara-suara berisik dari mulutnya yang fokus bermain game.
"Baiklah, kita langsung pulang"
e)(o
Mobil berhenti didepan rumah mewah yang terlihat bersih dan sejuk dengan beberapa pohon menghiasi halaman rumah, ada pagar putih bersih terbuat dari kayu yang mengelilingi rumah milik keluarga Byun. Byun Donghae keluar dari mobil sambil mengangkat anak satu satunya yang tertidur untuk dibawa masuk kedalam rumah yang disambut teriakan heboh dari sang istri, Yoona.
Tangan yang merentang siap menerima pelukan sang anak kini terjatuh disisi pinggangnya. Melihat suaminya mengangkat tubuh kecil anaknya yang terlihat lelah sampai ia tertidur. Wanita itu segera naik ke lantai atas dan membukakan pintu kamar milik Baekhyun yang sudah ia bersihkan, Yoona juga mengganti seprai berwarna pink yang lembut dan harum (tidak peduli Baekhyun akan marah nantinya). Tubuh kecilnya Donghae baringkan dengan pelan, Baekhyun yang merasakan empuknya kasur miliknya langsung bergelung dengan guling kesayangannya.
"Dia pasti kelelahan, jadi biarkan dia istirahat. Jangan dibangunkan kalau dia belum bangun sendiri" perintah Donghae ketika Yoona membelai surai anaknya.
"Kasian kesayanganku pasti lelah. Dan besok dia pasti akan lebih lelah lagi" Yoona menampakkan raut tak teganya, menunduk dan membelai surai pinkish Baekhyun lama.
"Maka dari itu jangan dibangunkan sayang, biarkan dia istirahat" Yoona mengangguk dan menyelimuti tubuh anak satu-satunya dan meninggalkan kecupan panjang di keningnya. "Selamat istirahat sayang, kejutan menantimu"
Pintu ditutup sangat pelan takut si pemilik akan terganggu. Walau begitu Baekhyun sadar betul dan merasakan tubuhnya yang diangkat sang ayah, Baekhyun juga sadar saat keningnya menerima kecupan yang diberikan sang ibu, juga kalimat terakhir yang ibunya katakan. Hanya saja matanya sungguh tak mau terbuka.
Kuharap kejutan yang baik.
TBC
pendek aja dulu, hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Love The Heartbreak [ChanBaek]
Romance27 November, harusnya menjadi hari kebahagian Chanyeol dan Baekhyun, dimana kehidupan sesungguhnya akan dimulai. Tapi itu semua hanya harapan semu ketika Chanyeol menghilang dengan meninggalkan Baekhyun dalam penyesalan. 27 November, Baekhyun menung...