Bab 7+

12 1 0
                                    

Mia Qaisurah POV

Mia mengeluh buat sekian kalinya . Do I really to go honeymoon wih that guy ? Aku bukan kahwin dengan dia sebab cinta pun. Tanganku mengemas baju dengan malas . Menyusahkan betul . Aku dah kahwin dengan kau dah cukuplah . Nak honeymoon bagai . Kalau tak disebabkan mama Adhan suruh , jangan harap aku bersetuju .  Aku tak anggap kau suami aku pun . Mataku memerhatikan Adhan yang sibuk mengemas baju di hadapan almari sambil menyanyi kecil . Wajahnya jelas menunjukkan kebahagiaan membuatkan hatiku sedikit serba salah.

Ingat aku akan jatuh hati sama muka innocent kau tu ? Jangan mimpi lah Adhan .

"I don't wanna go " bisikku pelahan.

But Mia ,  he looked so happy

Jangan kisahkan dia , just think about yourself . Nobody will stay with you until the end. Nobody . In the end , they will leave you like how papa leave mama . Papa once loved mama before he changed , remember ? 

Mataku masih melekat pada Adhan . Adhan tak macam papa kan ? Dia kata dia sayangkan aku .

Stop Mia , you are actually thinking to open your heart for him? He just meet you for a few times . Love doesnt exist ! Tak mungkin dia sukakan aku padahal kami hanya berjumpa beberapa kali sahaja sebelum kahwin .

"Why did you look at me like that ? " sergah Adhan dengan senyuman mematikan lamunanku. Wajahku menjadi merah . Aku mengeleng. "Jangan perasan , manada Mia pandang Adh . "

"Yelah tu , abang nampak dari tadi asyik tenung je muka abang ni " katanya sebelum menghampiriku .

" Tak ada apa . Dah siap kemas barang ke ? " ucapku mengalih topik . Namun Adhan masih kekal dihadapanku dengan senyumannya . Tangannya mencapai tanganku. Dia pantas meletakkan ke wajahnya .

" If you like this face that much , you can touch it . Abangkan milik sayang juga . All of me is yours , always yours . Every piece of me , " Dia mula mendekatiku .

" You can touch every inch if me if you want , sayang. " Bisiknya pelahan di telingaku. "That would be....my heaven..."

Mata kami bertaut.

Rapat , antara aku dengan dia.

Sungguh rapat sehingga aku boleh melihat diriku di pantulan matanya. Mataku jatuh ke hidungnya yang mancung , ke bibirnya yang masih menguntumkan senyuman bahagia . 

Rapat .

Sungguh rapat .

Makin rapat . Antara aku dan dia . Namun entah kenapa , aku langsung tidak berganjak dari dudukku . Walaupun tika saat ini , hatiku mula berdegup laju , namun seperti terdapat satu tiupan keberanian untuk menatap mata Adhan .

Rapat .

Sehingga aku dapat mendengar degupan jantung Adhan . Hidung kami mula menghampiri satu sama lain .

Rapat .

Stop Mia , STOP .

" Toileries ! Mia pergi pack those toileries " Jeritku sebelum berlari memasuki tandas . Sempat aku menolak jauh Adhan dalam lariku . Aku menutup daun pintu dengan cepat . Hatiku berdegup laju lebih laju dari kereta api . Ya Allah ! Aku mengerling tanganku yang masih terasa sentuhan wajah Adhan tadi . Bibirku yang hampir dengan Adhan  .

Ya Allah , hati . Kenapa kau menjadi sebegini . Ini terlalu awal , Mia . Brace yourself . Dont give your heart that easily to a guy .

Hilai ketawa mula kedengaran dari luar tandas . " Mia , lamanya pack toileries tu ,  nak abang tolong juga ke ? " jerit Adhan masih dalam ketawa kedengaran dari luar tandas  .  " kalau abang tolong , nanti Mia tak boleh lari kang . "

La Mienne , Mi Amor Where stories live. Discover now