Chapter 12

1.4K 164 4
                                    

.
.
.

Jungkook, pemuda yang sudah lama tidak menampakkan dirinya sekarang mendadak muncul. Lelaki itu tengah berdiri di depan gerbang sekolahku dengan kedua tangan yang berlipat di atas dadanya. Merasakan dingin yang menusuk tubuhnya. Dia bodoh atau apa, di musim dingin ini, Ia malah berdiam diri di luar seperti itu.

Langkahku berjalan menghampirinya. Aku mencoba menghiraukan keberadaannya dan tetap berjalan lurus tanpa meliriknya sedikit pun.

Saat akan melewatinya, tas punggungku terasa tertarik ke belakang, sudah pasti Jungkook pelakunya. Kemudian menyeret diriku hingga aku berdiri di sebelahnya.

Luar biasa, cara yang langka. Menarik seorang gadis seperti kucing, ckck.

"Wae?" tanyaku sembari memperbaiki letak tas yang telah ditariknya. Bukannya menjawab, Jungkook malah sibuk meniup-niup tangannya, berharap agar rasa hangat menjalar ke dalam tubuhnya.

Aku menarik napas panjang. Jungkook persis seperti seorang bayi. Sebelah tanganku menarik tangannya meninggalkan tempat itu. Ia kedinginan, tidak baik jika mengajaknya berbicara di bawah salju yang tengah turun tersebut.

Kami melangkahkan kaki menyusuri pertokoan yang sudah tertutupi oleh salju tebal. Dengan tangan yang masih menariknya, menyeretnya lebih tepatnya, aku membawanya masuk ke dalam kedai ramen yang terletak tidak begitu jauh.

Jungkook mendatangiku dengan cuaca yang sangat dingin, pasti Ia ingin berbicara sesuatu denganku. Setelah memasuki kedai ini, rasa dingin menguap meninggalkan kehangatan yang tersisa.

Jika diperhatikan lagi, kedai ini sangat sepi pelanggan, hanya beberapa pelanggan yang duduk di sebrang.

Mataku menatap Jungkook, memperhatikan gerak-geriknya yang melepaskan hodienya kemudian meletakkannya di atas sandaran kursi. Tak lama, mata kami pun bertemu. "Apa yang kau lakukan di depan gerbang sekolahku, di musim dingin seperti ini?" tanyaku memulai perbincangan.

Jungkook mengigit bibir atasnya dengan mata lebarnya yang memutar kesana kemari sebelum menjawab. "Hanya ingin saja." Aku menyipitkan mataku tidak percaya.

"Ah, sebenarnya aku hanya ingin bertemu denganmu." sambungnya yang kelewat jujur.

"Meski saat salju turun, kau akan tetap menemuiku? Yak, Jeon Jungkook, pikirkan kesehatanmu juga." ucapku sembari memberinya semangkok ramen panas. "Makanlah dulu agar tubuhmu kembali hangat."

Jungkook mengangguk, menuruti perintahku lalu Ia dengan lahap memasukan kuah panas ramen ke dalam mulutnya. Aku pun melakukan hal yang sama. Saat kuah itu melewati tenggorokan, rasanya semua tubuhku menghangat.

Makanan disini sangat enak, namun mengapa sangat sepi pelanggan? Ah, mungkin karena sekarang sudah memasuki jaman modern, orang lebih suka makanan yang instan, seperti mie yang dijual di supermarket. Lebih gampang cara membuatnya dan lebih murah.

"Kau tidak lagi berdiet?"

Pertanyaan Jungkook sedikit membuatku tersedak. Segera aku menyaut gelas minumku dan meminumnya hingga tersisa setengah gelas. Pertanyaan Jungkook sangat tidak terduga.

"Aniya, sudah cukup waktu berdietku. Sekarang, saatnya aku untuk memakan makanan sesuka hati."

Jungkook berdecih sembari menarik sudut bibirnya. Ia kembali fokus pada makanannya.

Suara bel kedai berbunyi, membuat kami menoleh. Seorang lelaki baru saja memasuki kedai, dengan pakaian yang sangat meriah, namun terlihat keren dan cocok dengannya. Jika Yoongi berpakaian seperti itu, hancurlah dunia. Yoongi sangat anti baju berwarna apalagi meriah seperti itu. Baju yang berada di dalam lemarinya saja, hanya berwarna gelap. Suram, tidak ada kehidupan, seperti wajahnya, kkk.

I'm Perfect - Kim Seok Jin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang