.
."Yoongi Oppa! Selamat ulang tahun! Hei, bangun. Kau tidak merindukanku?" Aku menggoyangkan tubuhnya yang tengah berbaring di ranjang brutal. Matanya tertutup rapat pertanda bahwa Yoongi sedang tidur. Ya ampun, dia tidak berubah sama sekali.
"Ya, Kim Hyerim! Aku mengantuk. Ada apa sih kau kemari? Mengganggu saja." Wah, benar-benar. Aku sengaja menyempatkan waktuku untuk merayakan ulang tahunnya. Heol.
"Oppa, aku membelikan kue ulang tahun untukmu. Bangunlah. Jihoon dan Seokjin Oppa juga ada di bawah. Aku tidak bisa berlama-lama di sini, kami harus pulang cepat."
Akhirnya, Yoongi membuka matanya sembari beranjak. "Cepat sekali. Menginap saja."
Lihat, siapa tadi yang mengatakan aku menganggu dan sekarang, justru menyuruhku menginap. Menyebalkan.
"Seokjin Oppa harus bekerja begitu pula denganku, Oppa. Aish, cepatlah bangun dan mandi. Akan kutunggu di bawah." Setalah itu aku keluar dari kamarnya, menghampiri suami dan anakku.
"Ibu.. Ayah nakal, katanya Jihoon jelek dan ayah yang lebih tampan." Astaga, baru saja aku mendaratkan pantatku di atas sofa. Aku menarik napas panjang.
"Benar, kan? Kau tidak mungkin menyukaiku kalau aku tidak tampan." Kini, giliran Seokjin yang menyahut. Ei, ayah dan anak sama saja, sama-sama tidak bisa diam.
"Aku yang paling tampan." Itu Yoongi. Eh, dia tidak mandi? Menjijikkan.
Seokjin melirik sinis ke arah Yoongi dan yang dilirik pun menyadarinya. "Apa? Mau protes?"
"Aku paling tampan."
"Omong kosong macam apa itu."
Seokjin berdecak kesal kemudian mengalah. "Terserah. Berhubung ini ulang tahunmu, aku mengalah."
"Tidak penting sekali merebutkan gelar tampan." gumamku sembari menyusun lilin-lilin kecil ke atas kue tart (?). "Jihoon-ie, bisa bantu Ibu memasang lilin?"
"Tentu, bu! Wah, itu kue untuk Paman Yoongi, ya?" Aku mengangguk kemudian melirik Yoongi. "Oppa, aku hanya membawa kue saja. Tidak apa, kan?"
Yoongi mendengus. "Kau bicara apa? Kalian datang saja, aku senang. Tidak perlu membuang-buang uang untuk membeli kue."
"Aku tidak membelinya, aku membuatnya, Oppa." sangkalku. Enak saja, susah payah aku membuatnya tau.
"Aku tidak tau, Hyerim. Baiklah, Terima kasih." kata Yoongi tersenyum lebar dengan matanya yang segaris. Uh, manis sekali.
"Jihoon, tidak merindukan, Paman? Paman punya banyak game di komputer." Aish, itu kelemahan Jihoon. Game.
"Benar, Paman? Ayo main! Ayah juga jago bermain game."
Jangan lagi. Aku akan diabaikan ketiga laki-laki itu jika menyangkut masalah game. Aku kan tidak menyukainya.
Akhirnya, lilin-lilin untuk kue-nya sudah selesai tertancap sempurna. Hanya dua lilin saja kok dengan beberapa stroberry di atas kue tersebut.
"Nanti saja main game-nya. Jihoon, ayo nyanyikan lagu ulang tahun untuk Paman Yoongi. Itu lagu kesukaanmu, kan?" kataku sambil mengangkat kue dengan lilin menyala itu ke hadapan Yoongi.
Jihoon mengangguk semangat dan mulai bernyanyi lantang. Aku heran, dia tidak pernah bisa diam -terlalu banyak enegi- perpaduan Hoseok dan Seokjin.
"... selama ulang tahun, Paman Yoongi. Selamat ulang tahun! Tiup lilinnya, Paman! Jangan keras-keras, ya. Paman Yoongi belum mandi, nanti bau." Aku terbahak sembari memegangi perutku. Anakku...
Wajah Yoongi menekuk kesal. "Arasseo, Kim Jihoon." Kemudian, dia meniup lilinnya. Seperti yang Jihoon bilang, Yoongi meniupnya perlahan.
Seokjin memberikan kado kami dengan senyuman yang mengembang. Kontras sekali dengan wajahnya saat berdebat dengan Yoongi tadi. "Yoongi, aku dan Hyerim hanya bisa memberimu kado ini. Tidak mahal, tetapi semoga bermanfaat."
"Terima kasih, hyung."
Dan, perayaan ulang tahun Yoongi pun telah usai, dengan acara traktiran yang dibayar oleh Seokjin sebagai penutupnya.
Heran, sebenarnya siapa yang ulang tahun? Yoongi memaksa Seokjin untuk membayar sebab lelaki itu yang mengajaknya. Tidak apa, di ulang tahun Yoongi, sebaiknya turuti yang ia mau.
***
Happy birthday Min Yoongi😋😆 si bihun putihku~~😥😗
Cie yang ulang tahun. 27th ya.
Part spesial khusus ulang tahun Yoongi.Wish you all the best, PD-nim!🐱
Im Perfect sudah 1k readers! Thank you very gomawo😁💜
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Perfect - Kim Seok Jin (END)
Fanfiction[COMPLETED] "Apakah kekuranganku penting bagimu?" Min Hyerim, seorang gadis yang tanpa sengaja bertemu dengan seorang dokter saat Ia menjenguk Ibu sahabatnya yang sedang sakit di rumah sakit. Dari pertemuan awal itu, mereka berdua selalu bertemu dan...