Chapter 37 (END)

2.3K 142 6
                                    

.
.
.

Angin musim gugur menerpa kulitku begitu saja tanpa penghalang. Menjatuhkan beberapa dedaunan dari pohonnya yang mulai menguning.

Lihat, dedaunan itu sangat cantik. Aku jadi menyukainya.

Aku tersenyum lembut mengingat sesuatu.

--

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu"

Seokjin melonggarkan pelukannya kemudian mengecup puncak kepalaku lama. Sekali lagi, aku menutup mataku menikmatinya.

"Hyerim-ah, ayo menikah!"

Aku memukul lengannya keras. Selain terkejut dengan perkataannya, aku juga kesal dengan pertanyaannya yang kelewat santai itu.

"Yak, kau ingin mengajakku menikah atau ingin mengajakku keluar rumah? Santai sekali." ujarku sembari berdecak.

"Hei, kau tidak tau saja jantungku sudah berdetak tidak normal didalam sana. Mau mencobanya?" Seokjin menarik tanganku, menempatkkannya tepat di dada bidang miliknya.

Wajahku memerah. Ternyata benar, jantung lelaki itu berdebar sangat cepat, seperti jantungku. Dan juga, lelaki berbahu lebar itu memiliki tubuh yang bagus.

Kau tau kan apa maksudku? Yah begitulah.

Tanganku tidak sengaja sedikit menyenggol perutnya.

Itu juga menjadi alasanku, wajahku memerah tadi.

Oh, Hyerim. Mengapa pikiranmu menjadi kotor begini?

"Aku tidak bercanda, kan?"  Seokjin menatapku sambil tersenyum tulus.

Astaga. Bukannya menolak, tetapi sepertinya Seokjin harus meminta persetujuan dari keluargaku dulu. Terutama Yoongi.

Lelaki pucat itu pasti akan mengintrogasi Seokjin dulu sebelum memberi restunya. Haish, Min Yoongi memang menyebalkan.

Aku terkekeh. "Bicaralah pada keluargaku jika Seokjin Oppa benar-benar berniat untuk melamarku."

"Tetapi, umurku masih muda untuk menikah." lanjutku sembari berpikir.

Mendadak pipiku terasa panas. Hei, lelaki itu mencubitnya dengan keras. Pipiku jadi merah.

"Hei, umurku sudah tidak muda lagi. Tidak peduli jika umurmu masih muda, aku tidak ingin menjadi pedofil yang menikahi gadis dibawah umur nantinya. Dan, aku tidak menerima penolakan."

Heol, lihatlah.

Bagaimana bisa aku mencintai lelaki yang menyebalkan sepertinya? Lidahnya tajam sekali meski lebih tajam Yoongi.

"Yak, Aku tidak akan menolakmu, tetapi aku ragu jika keluargaku akan menerimamu."  Aku tertawa geli melihat Seokjin yang mendadak terdiam dengan pandangan kosong.

Aigo, dia menggemaskan sekali. "Bercanda."

"Besok, aku akan ke rumahmu. Bertemu dengan keluargamu."

Aku terbelalak mendengarnya. Secepat itu?

Yah, secepatnya memang bagus, tetapi bukankah itu terlalu terburu-buru?

***

Perkataan Seokjin bukan hanya sekedar kata-kata. Lelaki itu sungguh menepati janjinya untuk datang ke rumah.

Bahkan dia sudah berdiri di depan pintu rumah dengan balutan pakaian yang sangat rapi dan sopan. Seokjin memang selalu rapi, kurasa. Oh, jangan lupakan jas dokter yang sengaja ia bawa di salah satu tangannya. Khas seorang dokter.

I'm Perfect - Kim Seok Jin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang