Chapter 35

1.1K 125 1
                                    

Voment juseyo😚

.
.
.

Beribu umpatan kutujukan kepada Jimin. Lelaki itu dengan santainya membiarkanku berbicara berdua dengan Seokjin dan lebih memilih bermain bersama anak Seokjin.

Cangung.

Itulah yang menggambarkan suasana saat ini. Kami berada di taman meski banyak orang lain tetap saja rasanya canggung ketika Seokjin selalu tertangkap menatapku lekat.

Aku terbelalak saat Seokjin dengan cepat menarik tubuhku dan mengikis jarak antara kita, memelukku dengan erat kemudian menaruh kepalanya hingga bertumpu pada pundakku.

"Aku sangat merindukanmu, Hyerim."

Aku menutup mataku, merasakan kehangatan pelukan itu. Harum Seokjin masih sama seperti terakhir kali lelaki itu memelukku dulu.

Aku mendorong dada Seokjin ketika mengingat bahwa status lelaki itu sudah tidak sama lagi. Seokjin sudah memiliki keluarga. Tidak seharusnya aku menikmati pelukkannya itu. Ya tuhan, maafkan aku.

Seokjin tersenyum maklum atas perilakuku. "Kenapa kau ke Jepang tidak bilang kepadaku? Kau berniat menghindariku lagi?"

Aku menggeleng cepat. "Tidak, Dokter Kim. Aku... penerbanganku dimajukan hingga aku tidak bisa menghubungimu dan yang lainnya."

"Lalu, mengapa Jungkook tau soal itu?"

"Jungkook kakak lelakiku. Tentu saja Ia tau akan keberangkatanku."

Terkejut. Itulah yang menggambarkan raut wajah Seokjin saat ini. "Tapi, bagaimana bisa?"

Aku tersenyum tipis. "Ceritanya panjang. Tidak mungkin aku menceritakan semuanya kepadamu, Dokter Kim."

"Anakmu lucu sekali. Siapa namanya?" lanjutku sembari menatap depan, tepat dimana Jimin dan anak Seokjin bermain.

"Kim Mi Rae."

Aku menggangguk mengerti. Anak kecil itu mirip dengan Taehee. Tapi aku tidak menemukan kemiripan wajah Seokjin pada anak itu.

"Berarti Hoseok bukan pacarmu? Lalu, pacar aslimu adalah Jimin?"

Mulutku hendak menjawab pertanyaannya yang kelewat melenceng namun harus kuurungkan karena teriakkan Jimin.

"Hyung, anakmu menangis!"

Seokjin menghela napas panjang kemudian beranjak menuju tempat dimana Jimin dan Mirae bermain.

Gumaman pelan keluar dari mulut Seokjin sebelum sepenuhnya Ia berlalu, membuat hatiku mencelos.

'Semoga kau bahagia.'

Seharusnya aku yang mengatakan itu.

***

"Aku pulang." ucapku sambil memasuki pintu utama kemudian mendorong koper besarku masuk bersamaku.

Jimin tidak ikut kemari. Ia akan langsung pergi ke rumah Bibi Shin, katanya. Setidaknya Ia bertemu dulu dengan keluargaku bukan. Aku ingin mengenalkannya sebagai teman yang menemaniku selama empat tahun di Jepang.

Sosok pertama yang muncul adalah Yoongi lalu disusul Jungkook, Ayah dan Ibu. Hm Rumi dimana? Aku merindukannya. Gadis itu pasti sekarang sudah remaja.

"Yak, kenapa kau pulang?" tanya Yoongi. Aku mendelik kesal. Bukankah lelaki itu yang menyuruhku pulang cepat? Haish.

"Hyerim, kenapa tidak memberitahu Ibu kalau kau akan pulang hari ini?" Pandanganku beralih ke arah Ibu dan Ayah. Aku menghampiri mereka kemudian memeluk keduanya bergantian.

I'm Perfect - Kim Seok Jin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang